- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cerita Seram Antara Ada dan Tiada (Real Story) (ada foto penampakannya gan)


TS
hidelif
Cerita Seram Antara Ada dan Tiada (Real Story) (ada foto penampakannya gan)

Quote:
Quote:
Oke gan, kali ini ane mau share pengalaman horor ane lagi sekitar 6 tahun yg lalu, sebenernya ini naskah yg dikirim ke lomba, ane kirim 3 naskah karena yg berhasil cuma satu, jadi yg ini ane share aja di kaskus,..
(ada foto" penampakan di tkp jg di bawah)
Quote:
Quote:
Antara Ada dan Tiada
Setelah perjalanan selama empat jam dari Jakarta menuju Jawa Barat akhirnya kami sampai, rombangan siswa SMP yang akan mengadakan perpisahan di salah satu villa yang ada di kawasan wisata puncak. Kami pun segera turun dari bus dan sesuai instruksi untuk menuju kantin untuk makan siang terlebih dahulu.
Perjalanan panjang ini membuatku sangat lapar aku pun segera masuk ke dalam antrian untuk mengambil makanan. Setelah dapat aku pun mencari tempat duduk bersama teman – teman sekelasku dan aku pun mulai makan dengan sangat lahap.
Setelah selesai makan kami pun segera memasuki kamar yang sudah ditentukan. Senang sekali rasanya aku dan teman – teman sekelasku ternyata mendapat kamar yang sama. Kamar ini terdiri dari empat kasur besar, setiap satu kasur dapat ditempati oleh lima orang.
Setelah selesai menaruh barang – barang bawaan ke dalam kamar, aku dan teman – teman ku keluar untuk bermain di sungai dekat villa.
“wah asyik ni!” Seru aku saat melihat sungai dan pemandangan alam di sekitar villa yang begitu indah.
“Ayo Za, kita mandi di sungai.” Ajak Ega.
“Nggak ah, dingin banget soalnya.” Kata ku menolak ajakan Ega.
Lalu aku pun hanya melihat teman – teman ku bermain air dari pinggir sungai, dan tak lupa aku mencoba mengabadikan gambar lewat kamera ponsel ku. Setelah puas bermain di sungai, kami kembali ke kamar untuk beristirahat.
Sambil merebahkan badan kami pun mulai mengobrol banyak hal, mulai dari kejadian – kejadian lucu di sekolah, rencana ke depan setelah lulus dari SMP, nilai UAN dan yang lainnya.
Tak terasa aku tertidur cukup pulas, dan Ega membangunkanku
“Za, bangun ayo kita makan.” Ajak Ega.
“Ya Ga, sebentar gue cuci muka dulu ya.” Jawab aku seraya berjalan ke arah kamar mandi.
“Brrr,.. dingin banget.” Ujarku sambil berjalan menuju kantin.
Aku pun segera mengambil makanan dan duduk bersama dengan teman – temanku.
“Eh, panggung dan persiapan alat musik sudah selesai disiapin loh.” Kata Puspa yang baru saja datang dan duduk bersama kami.
“Asyik, jadi tampilkan kita?” Tanya Ega.
“Jadi dong.” Jawabku.
“Lu siap kan Pus?” Tanya Rama kepada Puspa.
“Tenang aja udah latihan terus nih.” Ujar Puspa.
Pada acara perpisahan ini memang kami akan tampil pada pertunjukkan band. Aku pada posisi gitar, Ega di posisi gitar utama, Rama di posisi drum, Aan di posisi bass, dan terakhir Puspa satu – satunya perempuan dalam band ini sebagai vokalis.
Dan acara malam puncak perpisahan yang ditunggu – tunggu pun tiba, dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah dan perwakilan orang tua murid, kemudian acara penghargaan kepada guru – guru yang akan pensiun, acara ini membuat haru seluruh warga sekolah termasuk para murid. Dan acara yang ditunggu – tunggu yaitu acara utama pertunjukkan band sekolah, kami pun segera menaiki panggung dan bersiap di posisi masing – masing.
Setelah sedikit sambutan dari Puspa sang vokalis, kami pun memulai memainkan lagu. Lagu yang kami bawakan adalah lagu dari band Utopia dengan lagu hits nya yaitu “Antara Ada dan Tiada”. Lalu dimulai dengan vokal dari Puspa, Puspa pun menyanyikan dengan nada suara yang lirih.
“Kan selalu, ku rasa, hadirmu, antara ada dan tiada,..”
Lalu musik pun mulai dilantunkan dari alat musik kami. Tetapi baru beberapa bait lagu mulai dimainkan, sesuatu yang aneh terjadi. Tiba – tiba beberapa siswi jatuh pingsan dan ada juga yang kesurupan, tapi kami tetap melanjutkan mendendangkan lagu tersebut.
Aku yang sedari tadi hanya sesekali melihat ke arah penonton karena aku terus memperhatikan penempatan kunci – kunci nada pada gitar agar tidak salah, mencoba untuk melihat jelas ke arah penonton. Betapa kagetnya aku ketika melihat ke arah penonton, yang aku lihat bukan hanya penonton tetapi segerombolan bayangan putih yang terbang kesana kemari di sekitar penonton, tapi aku merasa penonton tak menyadarinya karena mereka terlihat biasa saja.
Aku pun coba memandang ke arah yang lain, aku melihat Ega, dan Rama melihat ke arah depan dengan wajah shock dan pucat, begitu juga Puspa yang sedang bernyanyi juga sama seperti Ega dan Rama, sepertinya mereka juga melihat apa yang aku juga lihat. Hanya Aan disini yang terlihat biasa saja dan asyik memainkan bassnya, tapi kami terus memainkan lagu ini hingga selesai.
Setelah selesai kami pun turun dari panggung,
“Puspa, lu lihat nggak yang tadi ada di penonton?” Tanyaku penasaran.
“Jadi lu lihat juga?” Kata Puspa balik bertanya.
“Ya gue lihat segerombolan bayangan putih terbang.” Jawab aku.
“Gue juga lihat.” Kata Ega dan Rama bersamaan.
“Jadi, sebenarnya apa itu?” Tanya aku.
“Gue rasa mungkin itu penunggu di sini, dan mereka mungkin merasa terganggu jadi mereka seperti itu.” Jawab Puspa.
“Eh, eh katanya di kamar anak – anak cewek banyak yang kesurupan.” Kata Aan yang baru saja datang dengan lari tergesa – gesa ke arah kami.
Memang tak semua siswa dan siswi mengikuti acara malam ini, karena ada beberapa yang tetap berada di kamar termasuk beberapa siswi yang kesurupan tersebut.
Lalu tiba – tiba Puspa bertingkah aneh, Puspa segera bersembunyi dibalik badan Ega, seperti sedang berlindung dari sesuatu yang menakutkan.
“Kenapa lu Pus?” Tanya Ega.
“Itu dia tu si kriting, dia jahat.” Jawab Puspa sambil menunjuk ke arah depan.
Tetapi aku tidak melihat apapun begitu juga dengan yang lain tetapi, memang tiba – tba angin bertiup sangat kencang. Lalu kami pun segera membawa Puspa ke tempat para siswi yang sedang di tangani oleh guru agama kami karena kesurupan. Sesampainya disana tiba – tiba saja Puspa pingsan, dan kami segera mengangkatnya dan membawanya ke atas tikar.
Lalu teman – teman yang lain pun membantu mencoba membangunkan Puspa dengan minyak kayu putih. Kemudian Puspa pun terbangun dan segera memeluk Intan temannya yang ada di sebelahnya sambil menangis. Intan pun berusaha menenangkan Puspa.
Setelah Puspa sadar dan sudah tenang aku, Ega, Rama, dan Aan segera kembali ke kamar kami.
“Malam yang aneh.” Gumamku sambil berjalan ke arah kamar mandi untuk buang air kecil. Setelah selesai aku keluar dari kamar mandi dan tiba – tiba tak jauh dari kamar mandi, aku melihat sosok yang diceritakan oleh Puspa. Ya, dia berambut keriting, berwajah sangat seram dengan mata yang merah menyala dan tubuhnya di tutupi kain putih yang lusuh. Aku sangat panik tapi aku tak dapat mengeluarkan suara sedikitpun, lalu tiba – tiba makhluk itu berusaha mendekatiku, aku pun langsung berlari tunggang langgang ke arah kamar. Untung saja aku berhasil kabur dari makhluk menyeramkan itu.
“Lu kenapa Reza, kok ngos – ngosan gitu?” Tanya karim yang sedari tadi hanya di kamar.
“Nggak, nggak ada apa – apa kok.” Jawab aku berbohong agar tidak membuat yang lain menjadi takut.
Lalu tiba – tiba terdengar kegaduhan seperti beberapa orang berlari menuju kamar. Ternyata itu adalah anak – anak dari kamar yang berada di samping kantin, mereka bercerita makhluk yang aku dan Puspa lihat sebelumnya mendatangi kamar mereka, karena itu mereka segera mengungsi ke kamar aku dan teman – teman sekelas ku.
Semua orang di kamar ini pun menjadi ketakutan, suasana menjadi tidak karuan karena penuh dengan orang dan keadaan yang menyeramkan memperparah kondisi saat itu. Tapi tak berapa lama kami semua bisa tenang dan satu persatu dari kami tidur termasuk aku yang sangat lelah setelah mengalami banyak kejadian aneh.
Pagi pun menjelang, udara dinginnya pagi menyelimuti seantero villa pagi ini. Kami pun bangun dari tempat tidur, mandi dan segera sarapan pagi, karena hari ini kita akan pulang kembali ke Jakarta. Setelah selesai sarapan kami pun kembali ke kamar untuk merapikan barang – barang.
Setelah selesai semua persiapan kami pun segera menaiki bus, lalu setelah membaca doa bus pun tancap gas. Tetapi ternyata teror kembali hadir, Puspa yang satu bus denganku mendadak bertingkah aneh lagi.
“Pergi jangan ikuti aku!” Teriak Puspa.
Teman – teman dan guru yang lain berusaha membantu dan menenangkan Puspa, lalu Puspa terkulai lemas dan pingsan.
Aku pun bertanya kepada guru ku yang semalam menangani Puspa, ternyata makhluk itu suka sama Puspa dan makhluk itu membenci laki – laki yang dekat dengan Puspa. Pantas saja teror semalam lebih berpusat kepada laki – laki.
Dan hingga sekarang makhluk itu tetap berusaha mengikuti Puspa berada, walaupun sekarang Ia lebih berani menghadapi makhluk tersebut dengan mengusirnya sendiri saat dia datang. Ya, begitulah seperti antara ada dan tiada.
Spoiler for buka:
Ini adalah foto" penampakan sebelum kejadian, ane sudah coba tanya ke teman" yg lain tidak ada yg sempat memfoto saat kejadian.
Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

Spoiler for buka:

ini pas baru lagu pembuka gan btw disini blom puspa yg nyanyi
Spoiler for buka:
jangan lupa komen dan

kaloberkenan timpuk ane pake

Quote:
Quote:
mampir jg ke thread ane yg lain ya
The Black Dahlia Murder - Kasus Pembunuhan Elizabeth Short
Misterius dan Aneh dari Google Street View
Alice In Wonderland "Syndrome" dan Lewis Caroll
waspada gan!!! wabah ular kasur
5 hantu terkuat di dunia
pengalaman mengambil tanah kuburan real story
cerita seram selly tiren real story
The Black Dahlia Murder - Kasus Pembunuhan Elizabeth Short
Misterius dan Aneh dari Google Street View
Alice In Wonderland "Syndrome" dan Lewis Caroll
waspada gan!!! wabah ular kasur
5 hantu terkuat di dunia
pengalaman mengambil tanah kuburan real story
cerita seram selly tiren real story
Diubah oleh hidelif 22-01-2015 21:25


Kim2011 memberi reputasi
1
36.5K
Kutip
53
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan