- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenang Moto GP 1997 (GP 500) di Sentul Indonesia


TS
vandiansyag
Mengenang Moto GP 1997 (GP 500) di Sentul Indonesia
Spoiler for Penting gan:
dibaca, dicomment dan di
,kasih
juga boleh



Quote:
HTM GP Sentul Indonesia 1997

Quote:
Saat tahun 1997 seperti inilah sirkuit sentul gan



Spoiler for Starting grid GP 500 cc indonesia:
Quote:
Starting grid nya waktu gp 500cc:
1.Doohan
2.Okada
3.Criville
4.Ramboni


dan ini hasil lengkap pemenang GP 500 cc nya gan

Peraih podium 1,2,3 GP 500 cc Indonesia gan

1.Doohan
2.Okada
3.Criville
4.Ramboni


dan ini hasil lengkap pemenang GP 500 cc nya gan


Peraih podium 1,2,3 GP 500 cc Indonesia gan


Spoiler for Starting Grid GP 250 cc Indonesia:

dan ini hasil lengkap pemenang GP 250 cc nya gan


Spoiler for Starting Grid GP 125 cc Indonesia:
Nah di kelas inilah sang Legenda hidup moto gp Valentino Rossi berlaga gan, dia masih di kelas 125 cc dulu,dan rossi jadi juara di GP 125 cc indonesia, ga nyangka rossi pernah balap di indonesia gan



dan ini hasil lengkap pemenang GP 125 cc nya gan


ternyata ada juga pembalap indonesia yang ikut di kelas ini gan, walaupun ga sempet finish


Ini video Valentino Rossi balap di sentul tahun 1997 gan

[YOUTUBE]

Update gan

Quote:
Indonesia sempat menggelar ajang MotoGP tepatnya di Sirkuit Sentul pada tahun 1996 dan 1997. Pada musim 1996 pembalap kelas 500cc yang menjadi juara adalah Mick Doohan yang kemudian menjadi juara dunia pada musim tersebut. Kemudian di posisi runner-up ditempati oleh Alex Barros sedangkan Loris Capirossi di urutan ketiga.
Untuk musim 1997, pembalap asal Jepang, Tadayuki Okada sedangkan Mick Doohan di posisi kedua. Tempat ketiga diisi oleh Alex Criville. Legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi juga sempat meraih juara di Sirkuit Sentul pada kelas 125cc di musim 1997.
Untuk musim 1997, pembalap asal Jepang, Tadayuki Okada sedangkan Mick Doohan di posisi kedua. Tempat ketiga diisi oleh Alex Criville. Legenda hidup MotoGP, Valentino Rossi juga sempat meraih juara di Sirkuit Sentul pada kelas 125cc di musim 1997.
Spoiler for News update gan:
Quote:
Sirkuit Balap Internasional Sentul menjadi kebanggaan Indonesia sejak diresmikan pada tahun 1994. Sirkuit Sentul dibangun dalam rangka untuk menyelenggarakan balap mobil Formula One di Indonesia. Sebuah sirkuit yang memiliki sebelas tikungan ini menempati lokasi di Desa Sentul, Kecamatan Babakan Medang, Bogor. Ketika itu, satu-satunya negara Asia yang menyelenggarakan balapan F1 adalah Jepang. Namun karena Asia belum terlalu dilirik oleh penyelenggara balapan F1, Sirkuit Sentul untuk sementara memperoleh kesempatan menyelenggarakan balapan MotoGP, ketika itu masih bernama Grand Prix.
Sirkuit Sentul mendapat kehormatan karena Valentino Rossi pernah berpacu di sirkuit sepanjang 4,12 kilometer ini. Rossi yang ketika itu masih bermain di kelas 125cc finish di urutan ke-11 di Sirkuit Sentul pada tahun 1996. Setahun kemudian, Valentino Rossi berjaya di sirkuit yang memiliki lintasan selebar 15 meter ini setelah meraih podium pertama. Pada tahun itu juga Valentino Rossi menjadi juara dunia kelas 125cc mengandarai motor Aprilia bersama tim Nastro Azurro. Jadi tidak heran bila Valentino Rossi begitu senang menyambangi Indonesia meskipun sudah menjadi juara dunia MotoGP.
Sayangnya, kerusuhan 1998 menghancurkan masa depan Sirkuit Sentul. Tidak hanya kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah MotoGP, Sirkuit Sentul pun semakin jauh dari harapan untuk menyelenggarakan balapan Formula One. Di saat beberapa negara Asia, seperti Jepang, Malaysia, Singapura, dan Bahrain menjadi tuan rumah Formula One dan/atau MotoGP, Sirkuit Sentul hanya bisa menjadi tuan rumah kompetisi balap kelas Asia. Sirkuit Sentul kemudian menyelenggarakan Asian Formula 3 Super Series. Setelah dilakukan beberapa perbaikan, Sirkuit Sentul dipercaya menjadi tuan rumah A1 Grand Prix pada tahun 2006 dan tahun 2007. Namun setelah FIA melakukan evaluasi, Sirkuit Sentul tidak memenuhi standar karena hanya memiliki lisensi tingkat 2.
Harapan untuk menghadirkan para pembalap MotoGP saling berpacu di Sirkuit Sentul kembali berhembus tahun ini. Harapan itu bermula dari ditundanya balapan seri ke-3 MotoGP di Sirkuit Motegi, Jepang. Karena meledaknya reaktor nuklir di Fukushima, beberapa pembalap MotoGP menolak tampil di Sirkuit Motegi. Dorna Sports sebagai penyelenggara MotoGP kemudian mengundur seri Motegi hingga 2 Oktober 2011. Ditundanya seri Motegi menghembuskan spekulasi insan-insan balap Indonesia yang menginginkan MotoGP kembali digelar di Sirkuit Sentul.
Sebenarnya tidak hanya karena bencana yang menimpa Jepang, pihak Yamaha Motor pun sudah beberapa tahun ini mengusulkan Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP. Selain karena alasan bisnis Yamaha yang berkembang pesat di Indonesia, peminat MotoGP di Indonesia juga sangat banyak. Hal ini bisa ditunjukkan dari meriahnya sambutan yang diberikan kepada para pembalap Yamaha yang datang ke Indonesia. Juara dunia MotoGP 2010, Jorge Lorenzo, menyatakan dukungannya agar Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Jorge Lorenzo bahkan sempat menjajal lintasan di Sikuit Sentul.
Sekarang pihak Yamaha sedang mengajak pihak Honda untuk melobi kepada Dorna Sport agar Sirkuit Sentul menjadi tuan rumah MotoGP. Bila dua pabrikan motor raksasa yang mendominasi balapan MotoGP begitu berminat dengan Sirkuit Sentul, pemerintah seharusnya menjembatani antusiasme itu. Bila MotoGP nanti diadakan di Sirkuit Sentul, kita akan mendapatkan banyak sekali keuntungan. Tidak hanya akan mengembangkan wisata olahraga di Indonesia, penyelengaraan MotoGP di Sirkuit Sentul bisa memperluas kesempatan pembalap Indonesia tampil di MotoGP.
Sirkuit Sentul mendapat kehormatan karena Valentino Rossi pernah berpacu di sirkuit sepanjang 4,12 kilometer ini. Rossi yang ketika itu masih bermain di kelas 125cc finish di urutan ke-11 di Sirkuit Sentul pada tahun 1996. Setahun kemudian, Valentino Rossi berjaya di sirkuit yang memiliki lintasan selebar 15 meter ini setelah meraih podium pertama. Pada tahun itu juga Valentino Rossi menjadi juara dunia kelas 125cc mengandarai motor Aprilia bersama tim Nastro Azurro. Jadi tidak heran bila Valentino Rossi begitu senang menyambangi Indonesia meskipun sudah menjadi juara dunia MotoGP.
Sayangnya, kerusuhan 1998 menghancurkan masa depan Sirkuit Sentul. Tidak hanya kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah MotoGP, Sirkuit Sentul pun semakin jauh dari harapan untuk menyelenggarakan balapan Formula One. Di saat beberapa negara Asia, seperti Jepang, Malaysia, Singapura, dan Bahrain menjadi tuan rumah Formula One dan/atau MotoGP, Sirkuit Sentul hanya bisa menjadi tuan rumah kompetisi balap kelas Asia. Sirkuit Sentul kemudian menyelenggarakan Asian Formula 3 Super Series. Setelah dilakukan beberapa perbaikan, Sirkuit Sentul dipercaya menjadi tuan rumah A1 Grand Prix pada tahun 2006 dan tahun 2007. Namun setelah FIA melakukan evaluasi, Sirkuit Sentul tidak memenuhi standar karena hanya memiliki lisensi tingkat 2.
Harapan untuk menghadirkan para pembalap MotoGP saling berpacu di Sirkuit Sentul kembali berhembus tahun ini. Harapan itu bermula dari ditundanya balapan seri ke-3 MotoGP di Sirkuit Motegi, Jepang. Karena meledaknya reaktor nuklir di Fukushima, beberapa pembalap MotoGP menolak tampil di Sirkuit Motegi. Dorna Sports sebagai penyelenggara MotoGP kemudian mengundur seri Motegi hingga 2 Oktober 2011. Ditundanya seri Motegi menghembuskan spekulasi insan-insan balap Indonesia yang menginginkan MotoGP kembali digelar di Sirkuit Sentul.
Sebenarnya tidak hanya karena bencana yang menimpa Jepang, pihak Yamaha Motor pun sudah beberapa tahun ini mengusulkan Indonesia sebagai tuan rumah MotoGP. Selain karena alasan bisnis Yamaha yang berkembang pesat di Indonesia, peminat MotoGP di Indonesia juga sangat banyak. Hal ini bisa ditunjukkan dari meriahnya sambutan yang diberikan kepada para pembalap Yamaha yang datang ke Indonesia. Juara dunia MotoGP 2010, Jorge Lorenzo, menyatakan dukungannya agar Indonesia menjadi tuan rumah MotoGP. Dalam kunjungannya ke Indonesia, Jorge Lorenzo bahkan sempat menjajal lintasan di Sikuit Sentul.
Sekarang pihak Yamaha sedang mengajak pihak Honda untuk melobi kepada Dorna Sport agar Sirkuit Sentul menjadi tuan rumah MotoGP. Bila dua pabrikan motor raksasa yang mendominasi balapan MotoGP begitu berminat dengan Sirkuit Sentul, pemerintah seharusnya menjembatani antusiasme itu. Bila MotoGP nanti diadakan di Sirkuit Sentul, kita akan mendapatkan banyak sekali keuntungan. Tidak hanya akan mengembangkan wisata olahraga di Indonesia, penyelengaraan MotoGP di Sirkuit Sentul bisa memperluas kesempatan pembalap Indonesia tampil di MotoGP.
Spoiler for Update Max Biaggi:
Update Max Biaggi gan
Saat remaja Max Biaggi mempunyai sahabat karib, namanya Daniele. Dua sahabat kental ini mempunyai hobi yang berbeda, Biaggi sangat bahagia dengan karir sepak bolanya sementara Daniele sangat hobi dengan sepeda motor. Hari minggu di musim panas Daniele mengajak Biaggi menonton balapan di Vallelunga, sirkuit cukup terlupakan di pinggiran kota Roma. Mungkin hari itu adalah panggilan takdirnya yang bakal merubah jalan hidupnya dari pemain sepak bola menjadi pembalap dunia. Setelah menyaksikan balapan di Vellelunga, Biaggi remaja semakin tertarik dengan balap motor.
Di koridor bandara Sukarno-Hatta, MotoGP Indonesia 1997

Jumpa fans MotoGP Indonesia 1997

Saat memenangkan GP250 di Sentul 1997

Saat berumur 17 tahun, Biaggi remaja menabung uang jajan setiap minggu untuk berlatih sepeda motor. Namun uangnya hanya cukup untuk menyewa motor dan sirkuit. Sementara itu dia belum punya baju balap dan helm. Ayahnya Pietro Biaggi melihat semangat anaknya kemudian bekerja lembur di Pony Express selama lima minggu dan 10 jam perhari. Hasilnya, ayahnya dapat membeli perlengkapan balap bagi biaggi remaja. Maka dimulailah latihan balap Biaggi bersama sahabatnya Daniele. Awalnya dia tidak tidak tahu bagaimana cara start, menggunakan racing line di sirkuit dan mengovertake lawan. Lap-lap awal Biaggi hanya mengikuti racing line Daniele, seperti dia sudah mulai belajar. Lap-lap selanjutnya memang Daniele masih memimpin tapi itu tidak berlangsung lama, setelah itu Biaggi mengovertake Daniele dan meninggalkannya jauh, padahal saat itu dia belum mempunyai SIM.
Pada tahun 1989 saat umurnya 18 tahun ia mendapatkan motor Honda 125 (Sumber lain menyatakan Aprilia 125), pinjaman dari Daniele dan mengikuti kejurnas Italian sport production kelas 125. Ayahnya sendiri Pietro Biaggi merangkap sebagai mekaniknya. Tahun pertama karir balapnya dia hanya menduduki dasar kelasemen. Tetapi dia sabar dan terus belajar. Mungkin karena belum mempunyai pengalaman dan tahun pertamanya ikutan balap, Biaggi remaja belum bisa bersaing dengan pembalap lain. Tahun 1990, Maurizio Vitali (mekanik asal Roma dimana tahun berikutnya menjadi menjadi mekanik Garry McCoy di GP125) menghubungi ayahnya Pietro Biaggi dan bersedia menjadi mekaniknya. Dengan dukungan mekanik handal dan pengalaman satu tahun lalu serta dukungan sahabatnya Daniele membuat Biaggi mantap mengikuti kejurnas Italian sport production kelas 125. Akhirnya Biaggi tampil dominan, dari 7 seri yang digelar Biaggi menjadi juara sebanyak 6 seri dan berhasil menjadi juara umum Italian sport production kelas 125 di tahun 1990.
Bakat dan talenta Biaggi yang luar biasa kemudian dilirik Carlo Penat manajer sport Aprilia. Dia menandatangani kontrak pertamanya dengan Aprilia untuk kejuaraan Eropa dan beberapa seri GP250 MotoGP sekaligus naik kelas ke GP250. Tahun 1991 Biaggi menjuarai kejuaraan eropa GP250. Karena hanya mengikuti 4 seri GP250 MotoGP di kelasemen posisinya hanya berada di peringkat 27. Tahun 1992 Biaggi mengikuiti semua seri GP250 MotoGP dan berada di posisi 5, tahun berikutnya 1993 Biaggi pindah ke Honda berada di posisi 4 klasemen akhir. Puncaknya tahun 1994-1996 dia kembali ke team Aprilia dan menjadi juara dunia 3 kali berturut-turut. Tahun 1997 Biaggi pindah ke Honda lagi dan menjadi juara dunia GP250 untuk ke-empat kalinya, hal ini membuat kubu Aprilia sangat membencinya. Lebih lengkapnya perjalan karir Biaggi bisa lihat Wikipedia. Tapi sepertinya pihak Aprilia benci tapi rindu, setelah 12 tahun pisah dengan Aprilia dia kembali, mungkin saja Aprilia tidak mau melupakan jasa Biaggi membawa Aprilia juara dunia 3 kali berturut-turut GP250. Tahun 2010 puncaknya kejayaan Aprilia di kelas WSBK menjadi juara dunia bersama Max Biaggi.
Berbicara mengenai WSBK yang bakal datang ke Sentul tahun depan. Tentu saja Biaggi mempunyai kenangan manis dengan Sirkuit kebanggaan bangsa Indonesia ini. Tahun 1996 saat GP250 Biaggi hanya menjadi juara 2 dibawah Tetsuya Harada. Tahun 1997 dia membalas kekalahanya dan menjadi juara 1. Biaggi yang menang lalu melepas helm, melempar ke arah penonton dan melakukan victori lap tanpa helm. Mungkin itulah kenangan terindah Biaggi saat MotoGP mampir ke Indonesia. Tahun depan saat WSBK mampir ke Sentul inilah comebacknya setelah 15 tahun dengan sirkuit ini. Munkinkah ada kenangan bagi Biaggi lagi, kita lihat saja tahu depan, jadi ngak sabar…

Saat remaja Max Biaggi mempunyai sahabat karib, namanya Daniele. Dua sahabat kental ini mempunyai hobi yang berbeda, Biaggi sangat bahagia dengan karir sepak bolanya sementara Daniele sangat hobi dengan sepeda motor. Hari minggu di musim panas Daniele mengajak Biaggi menonton balapan di Vallelunga, sirkuit cukup terlupakan di pinggiran kota Roma. Mungkin hari itu adalah panggilan takdirnya yang bakal merubah jalan hidupnya dari pemain sepak bola menjadi pembalap dunia. Setelah menyaksikan balapan di Vellelunga, Biaggi remaja semakin tertarik dengan balap motor.
Di koridor bandara Sukarno-Hatta, MotoGP Indonesia 1997

Jumpa fans MotoGP Indonesia 1997

Saat memenangkan GP250 di Sentul 1997

Saat berumur 17 tahun, Biaggi remaja menabung uang jajan setiap minggu untuk berlatih sepeda motor. Namun uangnya hanya cukup untuk menyewa motor dan sirkuit. Sementara itu dia belum punya baju balap dan helm. Ayahnya Pietro Biaggi melihat semangat anaknya kemudian bekerja lembur di Pony Express selama lima minggu dan 10 jam perhari. Hasilnya, ayahnya dapat membeli perlengkapan balap bagi biaggi remaja. Maka dimulailah latihan balap Biaggi bersama sahabatnya Daniele. Awalnya dia tidak tidak tahu bagaimana cara start, menggunakan racing line di sirkuit dan mengovertake lawan. Lap-lap awal Biaggi hanya mengikuti racing line Daniele, seperti dia sudah mulai belajar. Lap-lap selanjutnya memang Daniele masih memimpin tapi itu tidak berlangsung lama, setelah itu Biaggi mengovertake Daniele dan meninggalkannya jauh, padahal saat itu dia belum mempunyai SIM.
Pada tahun 1989 saat umurnya 18 tahun ia mendapatkan motor Honda 125 (Sumber lain menyatakan Aprilia 125), pinjaman dari Daniele dan mengikuti kejurnas Italian sport production kelas 125. Ayahnya sendiri Pietro Biaggi merangkap sebagai mekaniknya. Tahun pertama karir balapnya dia hanya menduduki dasar kelasemen. Tetapi dia sabar dan terus belajar. Mungkin karena belum mempunyai pengalaman dan tahun pertamanya ikutan balap, Biaggi remaja belum bisa bersaing dengan pembalap lain. Tahun 1990, Maurizio Vitali (mekanik asal Roma dimana tahun berikutnya menjadi menjadi mekanik Garry McCoy di GP125) menghubungi ayahnya Pietro Biaggi dan bersedia menjadi mekaniknya. Dengan dukungan mekanik handal dan pengalaman satu tahun lalu serta dukungan sahabatnya Daniele membuat Biaggi mantap mengikuti kejurnas Italian sport production kelas 125. Akhirnya Biaggi tampil dominan, dari 7 seri yang digelar Biaggi menjadi juara sebanyak 6 seri dan berhasil menjadi juara umum Italian sport production kelas 125 di tahun 1990.
Bakat dan talenta Biaggi yang luar biasa kemudian dilirik Carlo Penat manajer sport Aprilia. Dia menandatangani kontrak pertamanya dengan Aprilia untuk kejuaraan Eropa dan beberapa seri GP250 MotoGP sekaligus naik kelas ke GP250. Tahun 1991 Biaggi menjuarai kejuaraan eropa GP250. Karena hanya mengikuti 4 seri GP250 MotoGP di kelasemen posisinya hanya berada di peringkat 27. Tahun 1992 Biaggi mengikuiti semua seri GP250 MotoGP dan berada di posisi 5, tahun berikutnya 1993 Biaggi pindah ke Honda berada di posisi 4 klasemen akhir. Puncaknya tahun 1994-1996 dia kembali ke team Aprilia dan menjadi juara dunia 3 kali berturut-turut. Tahun 1997 Biaggi pindah ke Honda lagi dan menjadi juara dunia GP250 untuk ke-empat kalinya, hal ini membuat kubu Aprilia sangat membencinya. Lebih lengkapnya perjalan karir Biaggi bisa lihat Wikipedia. Tapi sepertinya pihak Aprilia benci tapi rindu, setelah 12 tahun pisah dengan Aprilia dia kembali, mungkin saja Aprilia tidak mau melupakan jasa Biaggi membawa Aprilia juara dunia 3 kali berturut-turut GP250. Tahun 2010 puncaknya kejayaan Aprilia di kelas WSBK menjadi juara dunia bersama Max Biaggi.
Berbicara mengenai WSBK yang bakal datang ke Sentul tahun depan. Tentu saja Biaggi mempunyai kenangan manis dengan Sirkuit kebanggaan bangsa Indonesia ini. Tahun 1996 saat GP250 Biaggi hanya menjadi juara 2 dibawah Tetsuya Harada. Tahun 1997 dia membalas kekalahanya dan menjadi juara 1. Biaggi yang menang lalu melepas helm, melempar ke arah penonton dan melakukan victori lap tanpa helm. Mungkin itulah kenangan terindah Biaggi saat MotoGP mampir ke Indonesia. Tahun depan saat WSBK mampir ke Sentul inilah comebacknya setelah 15 tahun dengan sirkuit ini. Munkinkah ada kenangan bagi Biaggi lagi, kita lihat saja tahu depan, jadi ngak sabar…
Spoiler for Sumber:
Dari berbagai sumber, wikipedia dan juga google
Spoiler for Sumber:
http://lutfi117.wordpress.com/2012/02/27/sisi-lain-max-biaggi-sang-otodidak-sejati-pemain-bola-yang-menjadi-pembalap-dunia/
Jika berkenan ane minta 
gan, di
juga boleh










Diubah oleh vandiansyag 14-07-2013 22:46
0
50.6K
Kutip
257
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan