- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bangkitnya Arwah Asian Games 1962 Soekarno di Tahun 2018


TS
ronggo.warsito
Bangkitnya Arwah Asian Games 1962 Soekarno di Tahun 2018
Indonesia pernah menorehkan tinta emas dalam perhelatan Asian Games IV pada 1962 di Jakarta. Saat itu, berhasil menempati peringkat 2 di bawah juara bertahan Jepang. Akankah prestasi itu terulang saat menjadi tuan rumah Asian Games XVIII ?
---

Sejak keikutsertaannya pada Asian Games pertama 1951 di India, prestasi terbaik Indonesia adalah pada tahun 1962. Saat bertindak sebagai tuan rumah, atlet-atlet Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menempati posisi kedua setelah juara bertahan Jepang. Saat itu, medali emas disumbang dari cabang bulutangkis dan balap sepeda. Dari cabang bulutangkis, Tan Joe Hok mempersembahkan emas dari tunggal putra ; Minarni dari tunggal putri; dan Retno Kustijah dan Minarni dari nomor ganda putri. Selain itu, juga disumbangkan dari tim putra dan tim putri. Sedangkan emas dari cabang balap sepeda disumbangkan oleh tim balap sepeda putra dari nomor jalanan.
Asian Games IV itu diikuti oleh 12 negara di Asia dengan mempertandingkan 13 cabang olahraga. Pada saat itu, Indonesia sebagai tuan rumah tidak mengundang tim dari Israel dan Taiwan yang merupakan anggota AGF. Ini dilakukan untuk menghormati negara-negara Arab dan Tiongkok yang sedang memiliki hubungan diplomasi tidak baik dengan kedua negara tersebut.
Sekadar informasi, saat itu upacara pembukaan dilakukan pada 24 Agustus 1962 yang dibuka oleh Presiden Soekarno. Pada saat itu, pembawa obor pertama bernama Efendi Saleh. Asian Games 1962 benar-benar spesial untuk Bangsa Indonesia, sampai-sampai diterbitkan perangko edisi khusus Asian Games.
Bisa disebut Asian Games 1962 merupakan titik balik kejayaan olahraga Indonesia di mata dunia. Hal ini sesuai dengan visi Presiden Soekarno yang ingin membuktikan pada dunia bahwa Indonesia yang baru merdeka pada saat itu bisa berprestasi di dunia olahraga. Visi itu kemudian diterjemahkan dengan membangun sarana olahraga kelas dunia seperti Istora Senayan dan fasilitas pendukung lainnya.
Presiden Soekarno saat itu mengungkapkan, “berapapun biaya yang harus dikeluarkan, tidak menjadi masalah asalkan harga diri dan martabat Indonesia di mata dunia diakui,” seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia.org.
Untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Games itu, pemerintah ngebut membangun beragam infrastruktur. Hanya dalam waktu setahun dan bahkan ada yang hanya dalam hitungan bulan semuanya selesai dikerjakan. Melihat hal ini, Utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 berdecak kagum pada bangsa Indonesia. “Ini bangsa gila, bisa menyiapkan seluruh sarana dalam hitungan bulan, dengan membangun stadion raksasa sekaligus pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut. Kepemimpinannya luar biasa”.
Selain persiapan dalam sarana dan prasarana, Presiden Soekarno melakukan persiapan lainnya dalam tubuh pemerintahaan pada saat itu. Untuk mendukung keberhasilan Indonesia di Asian Games, Presiden Soekarno membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) melalui Keputusan Presiden RI No. 79 tahun 1961 yang dikeluarkan pada 28 Februari 1961.
Tugas DAGI adalah untuk lebih menjamin hasil – hasil yang dapat mengharumkan nama Indonesia dalam Perlombaan – perlombaan Asian Games IV di Jakarta tahun 1962, perlu memusatkan segala kegiatan/usaha olahraga di seluruh Indonesia kepada pembentukan Team Indonesia yang sekuat – kuatnya.
Demi menjamin keberhasilan tersebut, Pemerintah memberi kuasa penuh kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan selaku Ketua Umum DAGI, Menteri Penerangan selaku Sekertaris Umum DAGI dan Menteri Pertanian selaku ketua Team Indonesia yang melaksanakan semua ketentuan yang telah ditetapkan DAGI.
Keseriusan pemerintah dalam menangani Asian Games itu pun terbayar dengan hasil yang diraih oleh atlet-atlet Indonesia. Momen 1962 dapat menjadi spirit untuk terus berprestasi pada ajang Asian Games berikutnya. Setidaknya, Asia sudah pernah menyaksikan kejayaan Indonesia dalam bidang olahraga.
Prestasi Indonesia Pada Asian Games

Sejak keikutsertaannya pada Asian Games pertama 1951 di India, prestasi terbaik Indonesia adalah pada tahun 1962. Saat bertindak sebagai tuan rumah, atlet-atlet Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menempati posisi kedua setelah juara bertahan Jepang. Saat itu, medali emas disumbang dari cabang bulutangkis dan balap sepeda. Dari cabang bulutangkis, Tan Joe Hok mempersembahkan emas dari tunggal putra ; Minarni dari tunggal putri; dan Retno Kustijah dan Minarni dari nomor ganda putri. Selain itu, juga disumbangkan dari tim putra dan tim putri. Sedangkan emas dari cabang balap sepeda disumbangkan oleh tim balap sepeda putra dari nomor jalanan.
Asian Games IV itu diikuti oleh 12 negara di Asia dengan mempertandingkan 13 cabang olahraga. Pada saat itu, Indonesia sebagai tuan rumah tidak mengundang tim dari Israel dan Taiwan yang merupakan anggota AGF. Ini dilakukan untuk menghormati negara-negara Arab dan Tiongkok yang sedang memiliki hubungan diplomasi tidak baik dengan kedua negara tersebut.
Sekadar informasi, saat itu upacara pembukaan dilakukan pada 24 Agustus 1962 yang dibuka oleh Presiden Soekarno. Pada saat itu, pembawa obor pertama bernama Efendi Saleh. Asian Games 1962 benar-benar spesial untuk Bangsa Indonesia, sampai-sampai diterbitkan perangko edisi khusus Asian Games.
Bisa disebut Asian Games 1962 merupakan titik balik kejayaan olahraga Indonesia di mata dunia. Hal ini sesuai dengan visi Presiden Soekarno yang ingin membuktikan pada dunia bahwa Indonesia yang baru merdeka pada saat itu bisa berprestasi di dunia olahraga. Visi itu kemudian diterjemahkan dengan membangun sarana olahraga kelas dunia seperti Istora Senayan dan fasilitas pendukung lainnya.
Presiden Soekarno saat itu mengungkapkan, “berapapun biaya yang harus dikeluarkan, tidak menjadi masalah asalkan harga diri dan martabat Indonesia di mata dunia diakui,” seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia.org.
Untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Games itu, pemerintah ngebut membangun beragam infrastruktur. Hanya dalam waktu setahun dan bahkan ada yang hanya dalam hitungan bulan semuanya selesai dikerjakan. Melihat hal ini, Utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 berdecak kagum pada bangsa Indonesia. “Ini bangsa gila, bisa menyiapkan seluruh sarana dalam hitungan bulan, dengan membangun stadion raksasa sekaligus pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut. Kepemimpinannya luar biasa”.
Selain persiapan dalam sarana dan prasarana, Presiden Soekarno melakukan persiapan lainnya dalam tubuh pemerintahaan pada saat itu. Untuk mendukung keberhasilan Indonesia di Asian Games, Presiden Soekarno membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) melalui Keputusan Presiden RI No. 79 tahun 1961 yang dikeluarkan pada 28 Februari 1961.
Tugas DAGI adalah untuk lebih menjamin hasil – hasil yang dapat mengharumkan nama Indonesia dalam Perlombaan – perlombaan Asian Games IV di Jakarta tahun 1962, perlu memusatkan segala kegiatan/usaha olahraga di seluruh Indonesia kepada pembentukan Team Indonesia yang sekuat – kuatnya.
Demi menjamin keberhasilan tersebut, Pemerintah memberi kuasa penuh kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan selaku Ketua Umum DAGI, Menteri Penerangan selaku Sekertaris Umum DAGI dan Menteri Pertanian selaku ketua Team Indonesia yang melaksanakan semua ketentuan yang telah ditetapkan DAGI.
Keseriusan pemerintah dalam menangani Asian Games itu pun terbayar dengan hasil yang diraih oleh atlet-atlet Indonesia. Momen 1962 dapat menjadi spirit untuk terus berprestasi pada ajang Asian Games berikutnya. Setidaknya, Asia sudah pernah menyaksikan kejayaan Indonesia dalam bidang olahraga.
---

Sejak keikutsertaannya pada Asian Games pertama 1951 di India, prestasi terbaik Indonesia adalah pada tahun 1962. Saat bertindak sebagai tuan rumah, atlet-atlet Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menempati posisi kedua setelah juara bertahan Jepang. Saat itu, medali emas disumbang dari cabang bulutangkis dan balap sepeda. Dari cabang bulutangkis, Tan Joe Hok mempersembahkan emas dari tunggal putra ; Minarni dari tunggal putri; dan Retno Kustijah dan Minarni dari nomor ganda putri. Selain itu, juga disumbangkan dari tim putra dan tim putri. Sedangkan emas dari cabang balap sepeda disumbangkan oleh tim balap sepeda putra dari nomor jalanan.
Asian Games IV itu diikuti oleh 12 negara di Asia dengan mempertandingkan 13 cabang olahraga. Pada saat itu, Indonesia sebagai tuan rumah tidak mengundang tim dari Israel dan Taiwan yang merupakan anggota AGF. Ini dilakukan untuk menghormati negara-negara Arab dan Tiongkok yang sedang memiliki hubungan diplomasi tidak baik dengan kedua negara tersebut.
Sekadar informasi, saat itu upacara pembukaan dilakukan pada 24 Agustus 1962 yang dibuka oleh Presiden Soekarno. Pada saat itu, pembawa obor pertama bernama Efendi Saleh. Asian Games 1962 benar-benar spesial untuk Bangsa Indonesia, sampai-sampai diterbitkan perangko edisi khusus Asian Games.
Bisa disebut Asian Games 1962 merupakan titik balik kejayaan olahraga Indonesia di mata dunia. Hal ini sesuai dengan visi Presiden Soekarno yang ingin membuktikan pada dunia bahwa Indonesia yang baru merdeka pada saat itu bisa berprestasi di dunia olahraga. Visi itu kemudian diterjemahkan dengan membangun sarana olahraga kelas dunia seperti Istora Senayan dan fasilitas pendukung lainnya.
Presiden Soekarno saat itu mengungkapkan, “berapapun biaya yang harus dikeluarkan, tidak menjadi masalah asalkan harga diri dan martabat Indonesia di mata dunia diakui,” seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia.org.
Untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Games itu, pemerintah ngebut membangun beragam infrastruktur. Hanya dalam waktu setahun dan bahkan ada yang hanya dalam hitungan bulan semuanya selesai dikerjakan. Melihat hal ini, Utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 berdecak kagum pada bangsa Indonesia. “Ini bangsa gila, bisa menyiapkan seluruh sarana dalam hitungan bulan, dengan membangun stadion raksasa sekaligus pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut. Kepemimpinannya luar biasa”.
Selain persiapan dalam sarana dan prasarana, Presiden Soekarno melakukan persiapan lainnya dalam tubuh pemerintahaan pada saat itu. Untuk mendukung keberhasilan Indonesia di Asian Games, Presiden Soekarno membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) melalui Keputusan Presiden RI No. 79 tahun 1961 yang dikeluarkan pada 28 Februari 1961.
Tugas DAGI adalah untuk lebih menjamin hasil – hasil yang dapat mengharumkan nama Indonesia dalam Perlombaan – perlombaan Asian Games IV di Jakarta tahun 1962, perlu memusatkan segala kegiatan/usaha olahraga di seluruh Indonesia kepada pembentukan Team Indonesia yang sekuat – kuatnya.
Demi menjamin keberhasilan tersebut, Pemerintah memberi kuasa penuh kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan selaku Ketua Umum DAGI, Menteri Penerangan selaku Sekertaris Umum DAGI dan Menteri Pertanian selaku ketua Team Indonesia yang melaksanakan semua ketentuan yang telah ditetapkan DAGI.
Keseriusan pemerintah dalam menangani Asian Games itu pun terbayar dengan hasil yang diraih oleh atlet-atlet Indonesia. Momen 1962 dapat menjadi spirit untuk terus berprestasi pada ajang Asian Games berikutnya. Setidaknya, Asia sudah pernah menyaksikan kejayaan Indonesia dalam bidang olahraga.
Prestasi Indonesia Pada Asian Games

Sejak keikutsertaannya pada Asian Games pertama 1951 di India, prestasi terbaik Indonesia adalah pada tahun 1962. Saat bertindak sebagai tuan rumah, atlet-atlet Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menempati posisi kedua setelah juara bertahan Jepang. Saat itu, medali emas disumbang dari cabang bulutangkis dan balap sepeda. Dari cabang bulutangkis, Tan Joe Hok mempersembahkan emas dari tunggal putra ; Minarni dari tunggal putri; dan Retno Kustijah dan Minarni dari nomor ganda putri. Selain itu, juga disumbangkan dari tim putra dan tim putri. Sedangkan emas dari cabang balap sepeda disumbangkan oleh tim balap sepeda putra dari nomor jalanan.
Asian Games IV itu diikuti oleh 12 negara di Asia dengan mempertandingkan 13 cabang olahraga. Pada saat itu, Indonesia sebagai tuan rumah tidak mengundang tim dari Israel dan Taiwan yang merupakan anggota AGF. Ini dilakukan untuk menghormati negara-negara Arab dan Tiongkok yang sedang memiliki hubungan diplomasi tidak baik dengan kedua negara tersebut.
Sekadar informasi, saat itu upacara pembukaan dilakukan pada 24 Agustus 1962 yang dibuka oleh Presiden Soekarno. Pada saat itu, pembawa obor pertama bernama Efendi Saleh. Asian Games 1962 benar-benar spesial untuk Bangsa Indonesia, sampai-sampai diterbitkan perangko edisi khusus Asian Games.
Bisa disebut Asian Games 1962 merupakan titik balik kejayaan olahraga Indonesia di mata dunia. Hal ini sesuai dengan visi Presiden Soekarno yang ingin membuktikan pada dunia bahwa Indonesia yang baru merdeka pada saat itu bisa berprestasi di dunia olahraga. Visi itu kemudian diterjemahkan dengan membangun sarana olahraga kelas dunia seperti Istora Senayan dan fasilitas pendukung lainnya.
Presiden Soekarno saat itu mengungkapkan, “berapapun biaya yang harus dikeluarkan, tidak menjadi masalah asalkan harga diri dan martabat Indonesia di mata dunia diakui,” seperti dikutip dari goodnewsfromindonesia.org.
Untuk mensukseskan pelaksanaan Asian Games itu, pemerintah ngebut membangun beragam infrastruktur. Hanya dalam waktu setahun dan bahkan ada yang hanya dalam hitungan bulan semuanya selesai dikerjakan. Melihat hal ini, Utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 berdecak kagum pada bangsa Indonesia. “Ini bangsa gila, bisa menyiapkan seluruh sarana dalam hitungan bulan, dengan membangun stadion raksasa sekaligus pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut. Kepemimpinannya luar biasa”.
Selain persiapan dalam sarana dan prasarana, Presiden Soekarno melakukan persiapan lainnya dalam tubuh pemerintahaan pada saat itu. Untuk mendukung keberhasilan Indonesia di Asian Games, Presiden Soekarno membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) melalui Keputusan Presiden RI No. 79 tahun 1961 yang dikeluarkan pada 28 Februari 1961.
Tugas DAGI adalah untuk lebih menjamin hasil – hasil yang dapat mengharumkan nama Indonesia dalam Perlombaan – perlombaan Asian Games IV di Jakarta tahun 1962, perlu memusatkan segala kegiatan/usaha olahraga di seluruh Indonesia kepada pembentukan Team Indonesia yang sekuat – kuatnya.
Demi menjamin keberhasilan tersebut, Pemerintah memberi kuasa penuh kepada Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan selaku Ketua Umum DAGI, Menteri Penerangan selaku Sekertaris Umum DAGI dan Menteri Pertanian selaku ketua Team Indonesia yang melaksanakan semua ketentuan yang telah ditetapkan DAGI.
Keseriusan pemerintah dalam menangani Asian Games itu pun terbayar dengan hasil yang diraih oleh atlet-atlet Indonesia. Momen 1962 dapat menjadi spirit untuk terus berprestasi pada ajang Asian Games berikutnya. Setidaknya, Asia sudah pernah menyaksikan kejayaan Indonesia dalam bidang olahraga.
0
6.3K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan