Kaskus

News

atfrieAvatar border
TS
atfrie
Paman Pastor Yanto: 'Sampai Kapan Pun Kami Tetap Satu Darah'


Paman Pastor Yanto: 'Sampai Kapan Pun Kami Tetap Satu Darah'


TRIBUNNEWS.COM - Paman Pastor Yanto, SVD, Sardama menjelaskan, ia datang dari Sidoarjo, Jawa Timur untuk menemani kakak perempuannya, Siti Aisyah yang mendampingi Yanto yang ditahbiskan menjadi pastor atau imam Katolik.
Baginya, perbedaan iman atau keyakinan bukan menjadi penghalangnya untuk melihat kebahagian dalam diri Yanto dan ibunya.
Dan, bagi Sardam, peberdaan ia dan Yanto tidak bisa memisahkan mereka sebagai paman dan keponakan.
"Kalau saya tidak dukung pasti saya tidak datang. Urusan iman itu berbeda, tidak masalah. Sampai kapan pun kami tetap satu darah," kata Sardan.
Sardan mengungkapkan kebanggaannya karena ponaannya kini menjadi seorang pemimpin umat.
Sardan lebih bangga lagi karena Pater Yanto, benar-benar total dengan pilihannya.
"Saya senang karena tidak tanggung-tanggung. Saya harap total, kalau mau yah maju. Saya senang sekali," ujar Sardan.

Mengenakan jilbab berwarna hitam, Siti Asiyah masuk dalam barisan para diakon (calon imam Katolik yang hendak ditahbiskan).
Dia mengapiti lengan putranya, diakon Robertus B Asiyanto, SVD, satu dari 11 calon imam serikat Sabda Allah (SVD) yang ditahbiskan di Ledalero, Maumere, Sabtu (10/10/2015).
Mata ribuan umat tertuju kepada ibu berjilbab itu saat bersama para calon imam memasuki altar gereja.
Maklum ini merupakan pemandangan yang tidak biasa.
Siti Asiyah, seorang muslimah mendampingi putranya untuk ditahbiskan menjadi imam dalam Gereja Katolik.
Mata Siti Asiyah berkaca-kaca saat memberi restu kepada anaknya, Robertus Asiyanto yang akrab disapa Yanto menjadi seorang imam dengan menumpangkan tangan di atas kepalanya.
Siti Asiyah, asal Cancar, Kabupaten Manggarai itu didampingi ayah angkat Pater Yanto saat memberi penumpangan tangan untuk putranya.

Selanjutnya Yanto bersama 10 rekannya ditahbiskan menjadi pastor oleh Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, Pr.
Siti Asiyah mengikuti perayaan misa dan prosesi pentahbisan dengan khusuk.
Dia duduk tenang pada kursi barisan depan di gereja seminari tinggi terkemuka di Pulau Flores tersebut.
"Senang sekali. Saya sangat senang," ujar Siti Asiyah kepada Pos Kupang seusai misa pentahbisan. Hanya itu kata-kata yang keluar dari bibir Siti Asiyah.
Wajahnya sumringah.
Senyum terus mengembang di bibirnya.(lik)

Sumber ; http://m.tribunnews.com/regional/2015/10/12/iman-beda-tidak-masalah-sampai-kapan-pun-kami-tetap-satu-darah?page=3
Diubah oleh atfrie 12-10-2015 12:14
0
4.2K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan