- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Marak Hujatan di Medsos, Ganjar Usulkan Polisi Komunikasi


TS
aerkobokan
Marak Hujatan di Medsos, Ganjar Usulkan Polisi Komunikasi
Jateng Ahad, 11 Oktober 2015 - 15:15 wib
Marak Hujatan di Medsos, Ganjar Usulkan Polisi Komunikasi
Bramantyo - Okezone A A A
SOLO - Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai keberadaan Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum cukup untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan penggunaan media elektronik, online dan media sosial (Medsos) yang akhir-akhir ini begitu marak.

Menurut Ganjar, belakangan ini semakin marak muncul hujatan-hujatan di media sosial yang seakan-akan berdalih memberikan saran dan kritikan terhadap pihak yang mereka anggap perlu dikritik.
Namun yang terjadi, bukannya kritikan dan saran yang diberikan. Melainkan banyak hujatan yang merebak di media sosial. Terbukti, belakangan ini banyak muncul akun anonim di media sosial.
Sehingga, politikus PDI Perjuangan itu menilai diperlukan adanya polisi komunikasi yang bisa meluruskan elemen komunikator agar bisa menghasilkan hal yang posistif.
"Sekarang orang ngomong seenaknya. Apalagi kalau kita masuk dalam dunia virtual, (kalau di kritik/hina via virtual, penjara aja scra virtual) profesi apapun kalau sudah masuk dunia media sosial, maka mereka merasa menang sendiri, mengumpat, padahal itu arena publik. Dan itu tidak bercanda, bahkan dia sendiri tidak punya etika," ujar Ganjar disela-sela acara jalan santai pembukaan Hari Komunikasi Nasional, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/10/2015).

Ganjar menambahkan polisi komunikasi disini bukan berarti harus membentuk suatu badan atau lembaga seperti halnya Dewan Pers atau KPI. Sebab, ungkap Ganjar, polisi komunikasi itu berasal dari pengguna teknologi itu sendiri.
Sehingga, bila ada pengguna media sosial atau elektronik dan online yang kebablasan, bisa di ingatkan secara langsung. "Misal, saya ada salah berkata di Media Sosial diingatkan. Terus kemudian publik ada salah yang lainnya mengingatkan. Sehingga pada akhirnya akan muncul etik komunikasi bisa ditegakan," paparnya.
Sehingga di Hari Komunikasi Nasional ini, Ganjar mengharapkan akan lahir adanya alat kontrol. "Saya pernah melihat salah satu televisi. Dari empat berita pertama yang saya tungguin itu seluruhnya menampilkan tayangan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan pengerusakan. Tidak ada satupun berita positif yang muncul. Kalau kemudian ada polisi-polisi komunikasi, maka seluruh elemen akan memberikan hal positif. Masak satu negara tidak ada berita positifnya," ungkap Ganjar.

Jgn pernah menghina kader/keder FEDEIFREET, Mereka adalah far
suci mensucikan.
Sementara itu, puncak Hari Komunikasi Nasional digelar di Kota Solo. Semula, Menteri Perhubungan Ignatius Jonan akan hadir, namun Jonan berhalangan hadir. Dalam puncak Hari Komunikasi Nasional ini, sejumlah pakar-pakar komunikasi akan hadir. Termasuk CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo pun dijadwalkan akan menghadiri puncak Hari Komunikasi Nasional.
(aky)
Goronggorong:
http://m.okezone.com/read/2015/10/11...isi-komunikasi
Special keebong brainless:

Marak Hujatan di Medsos, Ganjar Usulkan Polisi Komunikasi
Bramantyo - Okezone A A A
SOLO - Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai keberadaan Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum cukup untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan penggunaan media elektronik, online dan media sosial (Medsos) yang akhir-akhir ini begitu marak.

Menurut Ganjar, belakangan ini semakin marak muncul hujatan-hujatan di media sosial yang seakan-akan berdalih memberikan saran dan kritikan terhadap pihak yang mereka anggap perlu dikritik.
Namun yang terjadi, bukannya kritikan dan saran yang diberikan. Melainkan banyak hujatan yang merebak di media sosial. Terbukti, belakangan ini banyak muncul akun anonim di media sosial.
Sehingga, politikus PDI Perjuangan itu menilai diperlukan adanya polisi komunikasi yang bisa meluruskan elemen komunikator agar bisa menghasilkan hal yang posistif.
"Sekarang orang ngomong seenaknya. Apalagi kalau kita masuk dalam dunia virtual, (kalau di kritik/hina via virtual, penjara aja scra virtual) profesi apapun kalau sudah masuk dunia media sosial, maka mereka merasa menang sendiri, mengumpat, padahal itu arena publik. Dan itu tidak bercanda, bahkan dia sendiri tidak punya etika," ujar Ganjar disela-sela acara jalan santai pembukaan Hari Komunikasi Nasional, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (11/10/2015).

Ganjar menambahkan polisi komunikasi disini bukan berarti harus membentuk suatu badan atau lembaga seperti halnya Dewan Pers atau KPI. Sebab, ungkap Ganjar, polisi komunikasi itu berasal dari pengguna teknologi itu sendiri.
Sehingga, bila ada pengguna media sosial atau elektronik dan online yang kebablasan, bisa di ingatkan secara langsung. "Misal, saya ada salah berkata di Media Sosial diingatkan. Terus kemudian publik ada salah yang lainnya mengingatkan. Sehingga pada akhirnya akan muncul etik komunikasi bisa ditegakan," paparnya.
Sehingga di Hari Komunikasi Nasional ini, Ganjar mengharapkan akan lahir adanya alat kontrol. "Saya pernah melihat salah satu televisi. Dari empat berita pertama yang saya tungguin itu seluruhnya menampilkan tayangan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan pengerusakan. Tidak ada satupun berita positif yang muncul. Kalau kemudian ada polisi-polisi komunikasi, maka seluruh elemen akan memberikan hal positif. Masak satu negara tidak ada berita positifnya," ungkap Ganjar.

Jgn pernah menghina kader/keder FEDEIFREET, Mereka adalah far

Sementara itu, puncak Hari Komunikasi Nasional digelar di Kota Solo. Semula, Menteri Perhubungan Ignatius Jonan akan hadir, namun Jonan berhalangan hadir. Dalam puncak Hari Komunikasi Nasional ini, sejumlah pakar-pakar komunikasi akan hadir. Termasuk CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo pun dijadwalkan akan menghadiri puncak Hari Komunikasi Nasional.
(aky)
Goronggorong:
http://m.okezone.com/read/2015/10/11...isi-komunikasi
Special keebong brainless:




bestieku memberi reputasi
2
4K
48


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan