Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ketek..basahAvatar border
TS
ketek..basah
Soal Rupiah Menguat, BI Berubah Pendapat
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan nilai rupiah yang menguat tajam dalam tiga hari terakhir lebih karena faktor fundamental Indonesia. "Bukan hanya faktor eksternal yang mendorong, tapi memang ada faktor fundamental dalam negeri," ucapnya di kompleks gedung Bank Indonesia, Jumat, 9 Oktober 2015.

Rupiah hingga siang ini menguat 4,3-4.4 persen. Mata uang negara lain di kawasan Asia juga menguat, seperti ringgit Malaysia yang naik 3,4 persen, won Korea Selatan 1,2 persen, dolar Taiwan 1,2 persen, dan bath Thailand 0,4 persen.

Mirza menuturkan semula investor meragukan langkah pemerintah dalam melakukan reformasi struktural. Tapi, menurut dia, keraguan ini dipatahkan dengan diluncurkannya paket kebijakan jilid I, II, III, bahkan IV yang akan segera menyusul. Jadi investor pun kembali masuk ke Indonesia. "Pemerintah meng-address dilakukannya debirokratisasi dan deregulasi dalam rangka mendorong investasi dan devisa masuk. Sasarannya memang sektor riil," ujarnya.

Dia tak menampik bahwa penguatan rupiah ini juga terpengaruh oleh berita risalah pertemuan bank sentral AS (The Fed) pada September lalu yang menunjukkan data-data perekonomian AS lemah. Maka kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan tidak akan terjadi tahun ini, melainkan tahun depan.





Pendapat Mirza itu berubah hanya dalam dua hari. Sebelumnya, Rabu siang, 7 Oktober lalu, kepada para editor media massa yang dia undang, Mirza menuturkan penguatan kurs rupiah lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal ketimbang dalam negeri. “Faktor eksternal memegang peranan 75 persen terhadap pergerakan rupiah,” katanya di gedung BI.

Faktor eksternal itu adalah perkiraan The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunganya tahun ini. Sedangkan faktor dari dalam negeri, menurut Mirza, ialah sejumlah pemegang dolar (investor jangka panjang) melepas portofolionya sejak dua hari lalu. “Mereka cut loss (alami kerugian). Dan Bank Indonesia kemarin mendiamkan saja, tak lagi intervensi,” ucapnya.

Perihal intervensi BI menjelang rupiah menguat, ujar Mirza, bank sentral hanya melakukan sedikit intervensi. "Kami bantu dorong sedikit aja. Ini lebih karena banyak yang cut loss (jual rugi) dolarnya, baik individu maupun korporasi," ucapnya hari ini.

BI tetap berhati-hati menjaga kebijakan moneter. BI juga menambah suplai valuta asing di pasar spot dan forward serta mendorong terjadinya penguatan nilai rupiah. Ini semakin membuat financial market semakin percaya kepada pasar Indonesia. "Investor financial market sudah semakin yakin pemerintah Indonesia telah melakukan langkah reformasi struktural yang serius," kata Mirza.


sumur
0
2.8K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan