http://www.thejakartapost.com/news/2...ng-market.html

Industri manufatur di Indonesia mengatakan sangat khawatir sejak Malasia dan Vietnam bergabung dengan 8 negara di perjanjian Trans Pacific Partnership (TPP).

Produk kedua negara tsb akan semakin kompetitif karena berkurangnya tarif dan rintangan, yang akan membahayakan pangsa pasar produk Indonesia, kata sekjen Asosiasi Tekstil Indonesia Enrovian Ismy.

"Mereka bergabung dan memberikan insentif ke pasar mereka. Adalah mungkin Malaysia dan Vietnam menghancurkan produk ekspor Indonesiake sesama anggota TPP seperti Amerika Serikat", katanya dikutip Kontan.

Menurutnya, Malaysia Vietnam dan Indonesia memiliki kemiripan industri seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), ban, suku cadang mobil, dan elektronik.

Data API menunjukan Indonesia mengekspor 12 milyar dolar produk TPT. Pangsa terbesar berada di AS (36 persen), Timteng (23 persen), Eropa (16 persen), Jepang (7 persen), dan Asia Tenggara (7 persen).

Ketua Asosiasi Perakitan Sepatu Eddy Widjanarko mengatakan bahwa TPP sebagai blok pasar bebas baru akan berdampak besar di masa depan.

"Vietnam akan menerima order lebih banyak sementara Indonesia akan stagnan" katanya

Mengacu ke data Kementrian Perdagangan, expor sepatu Indonesia bernilai 4,1 milyar dolar, naik 6,4 persen dari tahun sebelumnya. Tujuan expor adalah AS, Inggris, Belgia, Jerman, dan Jepang.

Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Australia, Brunei Darusalam, Chile, Malaysia, Mexico, Selandia Baru, Peru, Singapur, dan Vietnam telah bergabung dalam TPP. Ke-12 negara ini melingkupi 40 persen perdagangan seluruh dunia.

Baik Ernovian dan Eddy menyatakan pemerintah harus segera bergabung secepatnya, dan menambahkan jika tak mungkin maka sesegera mungkin membuat perjanjian serupa dengan Eropa dan Turki.

Direktur PT Pan Brothers Fitni Ratnasari Hartono mengatakan produk Indonesia akan kalah berkompetisi tanpa perjanjian sejenis dengan Eropa. Pasar tekstil Indonesia di AS dan Jepang dapat segera direbut oleh anggota TPP.

"Mungkin kita dapat bergabung dengan Eropa karena kita sudah mulai dialog", katanya.