- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cadangan devisa anjlok, laju nilai tukar Rupiah kembali melemah


TS
fr91
Cadangan devisa anjlok, laju nilai tukar Rupiah kembali melemah
Quote:
Merdeka.com - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS (USD) pada perdagangan Kamis (8/10) sedikit mengalami tekanan, namun masih di level sekitar Rp 13.800-an per USD.
Data Bloomberg pagi ini, Rupiah dibuka melemah 29 poin ke level Rp 13.850 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 13.821 per USD.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin menguat 317 poin ke level Rp 14.065 dari posisi hari kemarin Rp 14.382 per USD.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan, selama tiga hari ke belakang Rupiah mengalami penguatan sekitar 5,6 persen, jauh lebih tajam dibanding penguatan mata uang lain di Asia terhadap USD.
Menurut Rangga, dukungan faktor internal terhadap pelemahan USD di pasar global masih menjadi alasan utama. Paket kebijakan ekonomi III yang diumumkan kemarin sore berpeluang menambah sentimen positif untuk laju Rupiah.
"Walaupun sentimen negatif dipastikan datang dari penurunan drastis cadangan devisa serta rilis FOMc meeting dini hari besok," ucap Rangga dalam riset hariannya, Jakarta, Kamis (8/10).
Sebelumnya, Bank Indonesia mengeluarkan data terbaru mengenai posisi cadangan devisa Indonesia. Per September 2015, cadangan devisa tercatat tinggal USD 101,7 miliar. Angka ini menurun USD 3,6 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2015 sebesar USD 105,3 miliar.
Dalam siaran pers resminya, Bank Indonesia menyebut, penurunan cadangan devisa disebabkan oleh penggunaan dalam rangka pembayaran utang luar negeri pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Hal tersebut dinilai sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir September 2015 masih cukup membiayai 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Sumber
Data Bloomberg pagi ini, Rupiah dibuka melemah 29 poin ke level Rp 13.850 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 13.821 per USD.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin menguat 317 poin ke level Rp 14.065 dari posisi hari kemarin Rp 14.382 per USD.
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan, selama tiga hari ke belakang Rupiah mengalami penguatan sekitar 5,6 persen, jauh lebih tajam dibanding penguatan mata uang lain di Asia terhadap USD.
Menurut Rangga, dukungan faktor internal terhadap pelemahan USD di pasar global masih menjadi alasan utama. Paket kebijakan ekonomi III yang diumumkan kemarin sore berpeluang menambah sentimen positif untuk laju Rupiah.
"Walaupun sentimen negatif dipastikan datang dari penurunan drastis cadangan devisa serta rilis FOMc meeting dini hari besok," ucap Rangga dalam riset hariannya, Jakarta, Kamis (8/10).
Sebelumnya, Bank Indonesia mengeluarkan data terbaru mengenai posisi cadangan devisa Indonesia. Per September 2015, cadangan devisa tercatat tinggal USD 101,7 miliar. Angka ini menurun USD 3,6 miliar dibandingkan posisi akhir Agustus 2015 sebesar USD 105,3 miliar.
Dalam siaran pers resminya, Bank Indonesia menyebut, penurunan cadangan devisa disebabkan oleh penggunaan dalam rangka pembayaran utang luar negeri pemerintah dan dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Hal tersebut dinilai sejalan dengan komitmen Bank Indonesia yang telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir September 2015 masih cukup membiayai 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Sumber
Dan nastak pun kembali ke gorong gorong lagi sebelum sempat ngecroot

0
9.6K
Kutip
111
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan