ranocchia1908Avatar border
TS
ranocchia1908
Investor Perlu Waspadai Penguatan Tajam Rupiah


Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam empat hari perdagangan terakhir perlu diwaspadai. Ada potensi terjadi pembalikan arah karena penguatan kurs rupiah tersebut sudah cukup tajam.

Pada hari ini, rupiah tercatat sempat mencapai level Rp 13.764 per dolar AS, atau menguat sekitar 3,5 persen terhadap penutupan perdagangan kemarin. Ini merupakan penguatan rupiah harian tertinggi sejak 2012.

Secara kumulatif sejak 1 Oktober 2015, rupiah sudah menguat lebih dari 6 persen, atau kembali ke kisaran Rp 13.000-an setelah sejak akhir Agustus lalu berada di atas Rp 14.000 per dolar AS.

Saktiandi Supaat, Head of Foreign Exchange Research Malayan Banking Berhad, melihat ada potensi dolar AS mengalami pembalikan arah atau rebound. Dalam penglihatannya, pelepasan dolar AS yang terjadi beberapa hari ini sudah mengarah pada titik jenuh atau oversold.

“Ini menunjukkan potensi dolar AS akan mengalami rebound ke depan,” kata dia dalam risetnya hari ini. (Baca: Empat Faktor yang Menyebabkan Rupiah Menguat)

Meski demikian, Saktiandi melihat, rupiah masih mendapatkan sentimen positif dari pasar, sehingga masih akan mengalami penguatan. Ini terlihat dari dana asing sekitar Rp 1,62 triliun yang memindahkan portofolionya dari surat utang negara (SUN) ke pasar saham. Perpindahan ini membuat tingkat imbal hasil (yield) obligasi negara turun sekitar 24 basis poin-53 basis poin.

“Kami yakin ada aliran dana masuk yang signifikan ke pasar surat utang pemerintah sebagaimana terlihat dari turunnya tingkat yield kemarin,” kata dia.

Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto mengatakan, penguatan rupiah ini juga berdampak positif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Seiring dengan aksi beli pemodal, nilai transaksi di pasar reguler meningkat signifikan mencapai Rp 6,12 triliun, jauh di atas rata-rata harian tahun ini yang hanya Rp 4,36 triliun di pasar modal.



“Ini merupakan penguatan harian terbesar sejak Mei 2012. Penguatan rupiah atas dolar AS dan kenaikan IHSG dalam dua hari perdagangan terakhir mengindikasikan masuknya kembali pemodal asing ke aset berdenominasi rupiah,” kata dia.

Di pasar saham pembelian bersih asing kemarin mencapai Rp 844,83 miliar. “Aksi beli terutama melanda sejumlah saham berkapitalisasi besar yang bergerak di perbankan, otomotif, dan telekomunikasi,” ujar David.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir. Terutama sentimen yang berasal dari indikator ekonomi di AS yang tidak sesuai ekspektasi.

Sumber
0
1.1K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan