- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jumlah Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Turun 33 Persen


TS
mr.redhat2
Jumlah Penumpang Angkutan Umum di Jakarta Turun 33 Persen
Quote:
Jakarta - Maraknya ojek berbasis aplikasi mengakibatkan turunnya jumlah penumpang angkutan umum rata-rata sebanyak 33 persen. Karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI meminta Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI mengevaluasi keberadaan angkutan umum yang mulai ditinggalkan para penggunanya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan warga Jakarta mulai meninggalkan angkutan umum dikarenakan banyak faktor. Diantaranya, kondisi fisik angkutan umum seperti kopaja dan metromini, banyak yang sudah rusak. Sehingga, banyak warga yang merasa takut, tidak nyaman dan aman dalam menggunakan angkutan umum.
“Pengguna transportasi umum kenapa turun? Ya bagaimana orang mau naik bus rusak begitu ya. Seharusnya Organda DKI bersama operator bus melakukan evaluasi untuk menyediakan sarana yang bagus. Ngeri juga,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (7/10).
Penyebab lainnya, faktor kemacetan lalu lintas di Jakarta yang masih cukup parah. Akibatnya, orang lebih cenderung beralih menggunakan ojek berbasis aplikasi yang dapat melaju dengan cepat.
Kemudian, adanya bus Transjakarta yang banyak membantu para pengguna angkutan umum. Khususnya para pelajar yang sekarang digratiskan naik bus Transjakarta.
“Termasuk juga adanya perlambatan ekonomi di Jakarta. Jadi banyak faktor yang menyebabkan jumlah angkutan umum menurun,” ujarnya.
Strategi untuk meningkatkan jumlah penumpang yang menggunakan angkutan umum reguler ini, menurut mantan anggota DPRD Jawa Timur ini, adalah dengan memperbaiki angkutan umum yang sudah reyot dan rusak.
“Saya sudah bilang ke pihak swasta untuk memperbaiki angkutan umumnya. Karena persaingan ke depan akan semakin ketat. Kita juga tidak bisa menghentikan persaingan itu,” tukasnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengakui adanya penurunan penumpang angkutan umum di Jakarta. Penurunan penumpang terjadi di hampir seluruh transportasi, antara lainBajaj menurun sebanyak 40 persen, Taksi 30 persen dan Bus 30 persen. Bila dirata-ratakan, penurunan jumlah penumpang angkutan umum mencapai 33 hingga 34 persen.
"Ini bukan masalah diperbaiki atau tidak, tapi masyarakat lebih nyaman menggunakan ojek berbasis aplikasi, karena lebih efisien," ungkap Shafruhan.
Lenny Tristia Tambun/CAH
http://www.beritasatu.com/aktualitas...33-persen.html
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan warga Jakarta mulai meninggalkan angkutan umum dikarenakan banyak faktor. Diantaranya, kondisi fisik angkutan umum seperti kopaja dan metromini, banyak yang sudah rusak. Sehingga, banyak warga yang merasa takut, tidak nyaman dan aman dalam menggunakan angkutan umum.
“Pengguna transportasi umum kenapa turun? Ya bagaimana orang mau naik bus rusak begitu ya. Seharusnya Organda DKI bersama operator bus melakukan evaluasi untuk menyediakan sarana yang bagus. Ngeri juga,” kata Djarot di Balai Kota DKI, Jakarta, Rabu (7/10).
Penyebab lainnya, faktor kemacetan lalu lintas di Jakarta yang masih cukup parah. Akibatnya, orang lebih cenderung beralih menggunakan ojek berbasis aplikasi yang dapat melaju dengan cepat.
Kemudian, adanya bus Transjakarta yang banyak membantu para pengguna angkutan umum. Khususnya para pelajar yang sekarang digratiskan naik bus Transjakarta.
“Termasuk juga adanya perlambatan ekonomi di Jakarta. Jadi banyak faktor yang menyebabkan jumlah angkutan umum menurun,” ujarnya.
Strategi untuk meningkatkan jumlah penumpang yang menggunakan angkutan umum reguler ini, menurut mantan anggota DPRD Jawa Timur ini, adalah dengan memperbaiki angkutan umum yang sudah reyot dan rusak.
“Saya sudah bilang ke pihak swasta untuk memperbaiki angkutan umumnya. Karena persaingan ke depan akan semakin ketat. Kita juga tidak bisa menghentikan persaingan itu,” tukasnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengakui adanya penurunan penumpang angkutan umum di Jakarta. Penurunan penumpang terjadi di hampir seluruh transportasi, antara lainBajaj menurun sebanyak 40 persen, Taksi 30 persen dan Bus 30 persen. Bila dirata-ratakan, penurunan jumlah penumpang angkutan umum mencapai 33 hingga 34 persen.
"Ini bukan masalah diperbaiki atau tidak, tapi masyarakat lebih nyaman menggunakan ojek berbasis aplikasi, karena lebih efisien," ungkap Shafruhan.
Lenny Tristia Tambun/CAH
http://www.beritasatu.com/aktualitas...33-persen.html
gegara banyak ojek2 online, praktis & murah krn ada promo2 ,
0
2.1K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan