- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Paket 3] Harga Solar Turun Rp 200 per Liter, Harga Premium Tetap


TS
aghilfath
[Paket 3] Harga Solar Turun Rp 200 per Liter, Harga Premium Tetap
Quote:
JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah mengumumkanpenurunan harga BBM bersubsidi jenis Solar sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 6.700 per liter dari sebelumnya Rp 6.900 per liter. Di sisi lain, harga BBM jenis Premium tetap seperti saat ini.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penurunan ini dalam rangka untuk memangkas biaya perekonomian. Ini juga masih dalam rangka paket perekonomian yang dirilis oleh pemerintah.
"Selain itu juga akan diumumkan untuk jenis bahan bakar yang lain seperti elpiji 12 Kg, Pertamax, dan pertalite," ujarnya, Rabu (7/10/2015).
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penurunan ini dalam rangka untuk memangkas biaya perekonomian. Ini juga masih dalam rangka paket perekonomian yang dirilis oleh pemerintah.
"Selain itu juga akan diumumkan untuk jenis bahan bakar yang lain seperti elpiji 12 Kg, Pertamax, dan pertalite," ujarnya, Rabu (7/10/2015).
Quote:
[Terkait]Sore Ini Rupiah Menguat 414 Poin, Jadi Rp13.827
TEMPO.CO,Jakarta- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore (7 Oktober 2015) bergerak menguat sebesar 414 poin menjadi Rp13.827 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.241 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS menyusul adanyaharapan fundamental ekonomi Indonesia dalam tiga sampai enam bulan mendatang akan membaik.
"Paket kebijakan ekonomi jilid I dan II yang telah dikeluarkan pemerintahdiperkirakan dampaknya akan terasa dalam tiga hingga enam bulan mendatang, diharapkan nantinya dapat mengimbangi sentimen jika bank sentral AS menaikan suku bunganya," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintahyang akan kembali menerbitkan paket kebijakan ekonomi jilid III pada Rabu ini (7/10), menambah sentimen positif bagi proyeksi perekonomian nasional ke depannya.
Selain faktor domestik, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa estimasi bank sentral AS (the Fed) yang belum akan menaikan suku bunganya pada tahun ini karena data pekerja AS yang masih di bawah harapan the Fed membuat investor kembali mengakumulasi mata uang berisiko, termasuk rupiah.
"Data pekerja yang masih di bawah harapan membuat peluang kenaikansuku bunga the Fed pada tahun 2015 ini kecil, sementara rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hanya tersisa dua kali lagi yakni pada bulan Oktober dan Desember," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa nilai tukar rupiah sedang menunjukan tren penguatan menyusul investor asing yang kembali melakukan akumulasi saham-saham di Indonesia di tengah membaiknya sentimen terhadap Indonesia seiring dengan pemerintah yang bersiap merilis paket stimulus tahap ketiga.
"Momentum ini mungkin akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan. Mata uang rupiah yang positif membuat saham dan obliagsi Indonesia terlihat lebih menarik bagi investor," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7 Oktober 2015) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 14.065 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.382 per dolar AS.
TEMPO.CO,Jakarta- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore (7 Oktober 2015) bergerak menguat sebesar 414 poin menjadi Rp13.827 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.241 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS menyusul adanyaharapan fundamental ekonomi Indonesia dalam tiga sampai enam bulan mendatang akan membaik.
"Paket kebijakan ekonomi jilid I dan II yang telah dikeluarkan pemerintahdiperkirakan dampaknya akan terasa dalam tiga hingga enam bulan mendatang, diharapkan nantinya dapat mengimbangi sentimen jika bank sentral AS menaikan suku bunganya," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintahyang akan kembali menerbitkan paket kebijakan ekonomi jilid III pada Rabu ini (7/10), menambah sentimen positif bagi proyeksi perekonomian nasional ke depannya.
Selain faktor domestik, Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa estimasi bank sentral AS (the Fed) yang belum akan menaikan suku bunganya pada tahun ini karena data pekerja AS yang masih di bawah harapan the Fed membuat investor kembali mengakumulasi mata uang berisiko, termasuk rupiah.
"Data pekerja yang masih di bawah harapan membuat peluang kenaikansuku bunga the Fed pada tahun 2015 ini kecil, sementara rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) hanya tersisa dua kali lagi yakni pada bulan Oktober dan Desember," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa nilai tukar rupiah sedang menunjukan tren penguatan menyusul investor asing yang kembali melakukan akumulasi saham-saham di Indonesia di tengah membaiknya sentimen terhadap Indonesia seiring dengan pemerintah yang bersiap merilis paket stimulus tahap ketiga.
"Momentum ini mungkin akan berlanjut dalam beberapa pekan ke depan. Mata uang rupiah yang positif membuat saham dan obliagsi Indonesia terlihat lebih menarik bagi investor," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7 Oktober 2015) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 14.065 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 14.382 per dolar AS.
Quote:
Pabrik yang Beroperasi Pukul 23.00-08.00 Dapat Diskon Listrik 30 Persen
JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said memaparkan sejumlah penurunan, diskon, hingga pengurangan tarif untuk bahan bakar minyak (BBM), gas dan listrik. Kebijakan energi itu dikatakan dapat berubah seiring dengan terbukanya keran subsidi untuk BBM.
"Kami diberikan tugas untuk fokus mendorong supaya industri bergerak," kata Sudirman saat konferensi pers di Kantor Presiden, Selasa (7/10/2015).
Sudirman kemudian memaparkan, kebijakan yang dipertahankan pemerintah saat ini adalah mempertahankan prinsip mengalihkan subsidi dari konsumtif menjadi produktif.
"Presiden sudah wanti-wanti supaya pertahankan kebijakan (dari konsumtif jadi produktif) ini," jelas Sudirman.
Sudirman memaparkan, kebijakan BBM tersebut sangat bergantung dari faktor eksternal. Jika rupiah membaik, ICP juga stabil, ia memastikan akan ada penyesuaian lagi untuk harga BBM.
"Kita bisa menyesuaikan, karena BBM ini bukan lagi barang bersubsidi, akan bergerak ke angka keekonomian, kita pertahankan policy subsidi ke sektorproduktif itu," papar Sudirman.
Selain penurunan harga BBM jenis Solar, Sudirman menerangkan ada penurunan untuk gas ukuran 12 kg dari Rp 141.000 menjadi Rp 134.000 yang sudah dilakukan bulan lalu.
Di sektor listrik, Sudirman menyampaikan akan ada penyesuaian tarif listrik, hal itu tergantung ICP karena menurutnya setiap penurunan 10 barel akan turunkan 10 persen tarif listrik. Sudirman bahkan menyebut ada diskon bagi industri yang menggunakan listrik tengah malam hingga pagi hari.
"Diskon 30 persen bagi penggunaan listrik dari pukul 23.00 hingga 08.00. Logikanya banyak perusahaan-perusahaan yang bisa dijalankan mekanistik, kalau bisa malam-malam kan bisa dapat potongan, jadi kita dorong industri bergerak di malam hari," ujar Sudirman.
Kebijakan diskon 30 persen untuk sektor industri tersebut dikatakan Sudirman juga menanggapi banyaknya perusahaan dan usaha kecil yang mengalami kesulitan keuangan.
"Banyak sekali industri-industri yang terkena rawan PHK, listriknya tertunggak. PLN kemudian memberi kebijakan, dalam setahun hanya bayarkan 60 persen kewajibannya, sisanya dicicil ditunda pada bulan ke-13. Ini sangat memberi kemudahan bagi perusahaan-perusahaan yang kesulitan cash flow," kata Sudirman.
Kebijakan tersebut akan mulai diberlakukan pada awal 2016. Ia beralasan saat ini butuh waktu persiapan dan sosialisasi.
JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said memaparkan sejumlah penurunan, diskon, hingga pengurangan tarif untuk bahan bakar minyak (BBM), gas dan listrik. Kebijakan energi itu dikatakan dapat berubah seiring dengan terbukanya keran subsidi untuk BBM.
"Kami diberikan tugas untuk fokus mendorong supaya industri bergerak," kata Sudirman saat konferensi pers di Kantor Presiden, Selasa (7/10/2015).
Sudirman kemudian memaparkan, kebijakan yang dipertahankan pemerintah saat ini adalah mempertahankan prinsip mengalihkan subsidi dari konsumtif menjadi produktif.
"Presiden sudah wanti-wanti supaya pertahankan kebijakan (dari konsumtif jadi produktif) ini," jelas Sudirman.
Sudirman memaparkan, kebijakan BBM tersebut sangat bergantung dari faktor eksternal. Jika rupiah membaik, ICP juga stabil, ia memastikan akan ada penyesuaian lagi untuk harga BBM.
"Kita bisa menyesuaikan, karena BBM ini bukan lagi barang bersubsidi, akan bergerak ke angka keekonomian, kita pertahankan policy subsidi ke sektorproduktif itu," papar Sudirman.
Selain penurunan harga BBM jenis Solar, Sudirman menerangkan ada penurunan untuk gas ukuran 12 kg dari Rp 141.000 menjadi Rp 134.000 yang sudah dilakukan bulan lalu.
Di sektor listrik, Sudirman menyampaikan akan ada penyesuaian tarif listrik, hal itu tergantung ICP karena menurutnya setiap penurunan 10 barel akan turunkan 10 persen tarif listrik. Sudirman bahkan menyebut ada diskon bagi industri yang menggunakan listrik tengah malam hingga pagi hari.
"Diskon 30 persen bagi penggunaan listrik dari pukul 23.00 hingga 08.00. Logikanya banyak perusahaan-perusahaan yang bisa dijalankan mekanistik, kalau bisa malam-malam kan bisa dapat potongan, jadi kita dorong industri bergerak di malam hari," ujar Sudirman.
Kebijakan diskon 30 persen untuk sektor industri tersebut dikatakan Sudirman juga menanggapi banyaknya perusahaan dan usaha kecil yang mengalami kesulitan keuangan.
"Banyak sekali industri-industri yang terkena rawan PHK, listriknya tertunggak. PLN kemudian memberi kebijakan, dalam setahun hanya bayarkan 60 persen kewajibannya, sisanya dicicil ditunda pada bulan ke-13. Ini sangat memberi kemudahan bagi perusahaan-perusahaan yang kesulitan cash flow," kata Sudirman.
Kebijakan tersebut akan mulai diberlakukan pada awal 2016. Ia beralasan saat ini butuh waktu persiapan dan sosialisasi.
Quote:
Paket Kebijakan III, Ini Alasan HargaPremium Belum Turun
TEMPO.CO,Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia Sudirman Said mengatakan, ada penurunan harga beberapa jenis BBM. Penurunan harga bertujuan mendorong industri agar tetap bergerak.
Jenis BBM yang mengalami penurunan harga ialah Avtur, Solar, Pertamax, dan Pertalite. Selain itu, gas elpiji ukuran 12 kilogram juga diturunkan harganya.
Namun menurut Sudirman, untuk BBM jenis Premium, harganya tidak turun. "Pertamina masih harus mencapai target akibat merugi sehingga Premium belum bisa turun," katanya dalam konferensi pers pengumuman paket kebijakan tahap III di Istana Presiden, Rabu, 7 Oktober 2015.
Berikut ini rincian penurunan harga BBM.
- Solar turun sebesar Rp 200 dan mulai berlaku tiga hari setelah kebijakan ini diumumkan karena perlu ada persiapan logistik terlebih dahulu.
- Avtur turun 5,53 persen, sedangkanuntuk domestik turun 1,4 persen.
"Kenapa lebih kecil, karena Pertamina sementara ini fokus untuk menyuplai bandara besar," kata Sudirman.
- Gas elpiji ukuran 12 kilogram turun 4,72 persen dari harga Rp 141 ribu menjadi Rp 124.300.
- Harga Pertamax turun menjadi Rp 9.000 dan sudah berlaku sejak 1 Oktober.
- Pertalite, sudah turun Rp 100 atau 1,2 persen.
Sudirman meminta, jangan ada intervensi terhadap badan usaha karena sebenarnya, jika ada penurunan harga, berarti ada upaya penghematan.
TEMPO.CO,Jakarta- Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia Sudirman Said mengatakan, ada penurunan harga beberapa jenis BBM. Penurunan harga bertujuan mendorong industri agar tetap bergerak.
Jenis BBM yang mengalami penurunan harga ialah Avtur, Solar, Pertamax, dan Pertalite. Selain itu, gas elpiji ukuran 12 kilogram juga diturunkan harganya.
Namun menurut Sudirman, untuk BBM jenis Premium, harganya tidak turun. "Pertamina masih harus mencapai target akibat merugi sehingga Premium belum bisa turun," katanya dalam konferensi pers pengumuman paket kebijakan tahap III di Istana Presiden, Rabu, 7 Oktober 2015.
Berikut ini rincian penurunan harga BBM.
- Solar turun sebesar Rp 200 dan mulai berlaku tiga hari setelah kebijakan ini diumumkan karena perlu ada persiapan logistik terlebih dahulu.
- Avtur turun 5,53 persen, sedangkanuntuk domestik turun 1,4 persen.
"Kenapa lebih kecil, karena Pertamina sementara ini fokus untuk menyuplai bandara besar," kata Sudirman.
- Gas elpiji ukuran 12 kilogram turun 4,72 persen dari harga Rp 141 ribu menjadi Rp 124.300.
- Harga Pertamax turun menjadi Rp 9.000 dan sudah berlaku sejak 1 Oktober.
- Pertalite, sudah turun Rp 100 atau 1,2 persen.
Sudirman meminta, jangan ada intervensi terhadap badan usaha karena sebenarnya, jika ada penurunan harga, berarti ada upaya penghematan.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/rea....Premium.Tetap& http://m.tempo.co/read/news/2015/10/...-jadi-rp13-827 & http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...Diskon.Listrik
Nih paket 3 efeknya gimana ya

Diubah oleh aghilfath 08-10-2015 05:47
0
4.6K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan