- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
>> Sudah Nikah, "Mo Gituan" Harus Bayar Nyicil >>


TS
dmessi
>> Sudah Nikah, "Mo Gituan" Harus Bayar Nyicil >>
Kisah yang ane sajikan di trit ini sebenarnya sudah ada yg ngpost duluan. Tapi, biar gak serasa repost ane tambahin kisah lainnya yang bertolak belakang. Mudah-mudan ada hikmah yang bisa kita ambil dari kisah2 yg ane post dimari. Ok ... LANGSUNG AJAH ....
sumber 1
sumber 2
Quote:
Suami istri musti menjadi tim yang baik dalam membangun kemandirian dalam rumah tangganya. Biar langgeng ampe Kakek-Nenek. Lalu, Bagaimana jadinya kalo suami istri gak bisa jadi tim yang kompak?...Tentunya, hasilnya banyak drama sekaligus komedi yang terjadi dalam hubungan suami istri ini. Terlebih jika salah satu pasangan suami istri memiliki pola pikir yang konyol bisa menciptakan ceritaLUCU Tapi NGENES diantara pasangan suami istri ini... weeeee, ternyata bukan cuma JONES doang yang ngalamin derita ini.
Quote:
Dari sekian banyak cerita NGENES tapi lucu mengenai kehidupan suami istri, Ane akan suguhkan salah satunya yang CUKUP KOCAKsekaligus NGENES dan pastinya membuat Agan terpingkal-pingkal atau sekedar tersenyum sendiri. Inilah salah satu ceritanya:
Spoiler for nikah:

Quote:
Selasa, 06 Oktober 2015 , 06:43:00. (JPNN.com)
JIKA digolongkan, Sephia (bukan nama sebenarnya), 34 bisa jadi termasuk istri yang kurang ajar. Bagaimana tidak, dia mengomer¬sialkan ”aset” warisan nenek moyangnya kepada suami sendiri. Dia mengharuskan sang suami, Donwori (juga nama samaran) membayar Rp 500 setelah begituan di atas ranjang.
Perempuan warga Kalijudan itu memang lincah dia atas kasur bak singa. Mencakar, mengaum, dan menggigit. Kelincahan itulah yang membuat sang sua¬minya, Donwori (juga nama samaran), 43, menjadi super¬ sayang alias sangat cinta.
Tapi saat ini Donwori sedang tertimpa masalah. Usaha pertambangan dan perkebunan keluarga Donwori di Sumatera Barat bangkrit tiga tahun lalu. Mereka ditipu orang asing sampai akhirnya harus menjual aset¬asetnya.
Sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara, Donwori hanya mendapat bagian waris Rp 1 miliar.
Donwori yang dulu sering memberikan uang belanja kepada Sephia Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per hari mulai kelabakan.
Ibarat berubah 180 derajat, Sephia pun shock. ”Mau tidak mau, istri saya harus mengubah kebiasan hidupnya yang dulu sering shopping dan hura--hura,” kata Donwori di sela-¬sela sidang talak cerainya di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, kemarin (5/10).
Untuk menyambung hidup keluarganya, Donwori terpaksa banting setir dengan membuka rental mobil di kawasan Jalan Tidar dan warnet di kawasan Mulyosari dengan modal Rp 1 miliar tadi.
Tapi, pemasukan dari dua usaha itu jauh lebih sedikit daripada penghasilan dari usaha pertambangan dan perkebunan sebelumnya.
Meski begitu, Donwori masih sanggup memberikan uang belanja Rp 200 ribu per hari. Itu uang untuk belanja makanan saja. Kebutuhan listrik, PDAM, dan uang sekolah dua anaknya yang masih SMP lain lagi.
’’Sehari hasil bersih dua usaha tersebut belum tentu mencapai Rp 300 ribu,’’ keluhnya.
Dalam kondisi serba pas-¬pasan itu, bapak dua anak tersebut tak pernah berani mengutik¬atik penghasilan lainnya.
Kebiasaan Donwori berbanding terbalik istrinya. Sephia seakan tidak terima dengan pemberian suaminya itu.
Sephia punya jurus jitu untuk mendapatkan tambahan dari sang suami. Caranya, Sephia meminta uang Rp 500 ribu setelah menyervis suaminya di kamar.
’’Sekali servis saya harus ngasih uang gopek ceng. Kalau minta dua kali, ya berarti saya bayar cetiao (Rp 1 juta, Red),’’ kata pria keturunan Jawa¬ Tionghoa tersebut.
Eloknya, Donwori pun mau saja memberikan uang setelah berhubungan dengan Sephia.
Alasannya, dia puas dengan servis istrinya itu. ”Jadi, harus nabung kalau pengin gituan. Kalau belum bisa bayar, ya kadang saya cicil. Utang dulu.
Tapi, lama¬ kelamaan, saya tidak sanggup lagi. Legrek duitnya,” katanya sembari tertawa kecut. (*/c1/opi)
JIKA digolongkan, Sephia (bukan nama sebenarnya), 34 bisa jadi termasuk istri yang kurang ajar. Bagaimana tidak, dia mengomer¬sialkan ”aset” warisan nenek moyangnya kepada suami sendiri. Dia mengharuskan sang suami, Donwori (juga nama samaran) membayar Rp 500 setelah begituan di atas ranjang.
Perempuan warga Kalijudan itu memang lincah dia atas kasur bak singa. Mencakar, mengaum, dan menggigit. Kelincahan itulah yang membuat sang sua¬minya, Donwori (juga nama samaran), 43, menjadi super¬ sayang alias sangat cinta.
Tapi saat ini Donwori sedang tertimpa masalah. Usaha pertambangan dan perkebunan keluarga Donwori di Sumatera Barat bangkrit tiga tahun lalu. Mereka ditipu orang asing sampai akhirnya harus menjual aset¬asetnya.
Sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara, Donwori hanya mendapat bagian waris Rp 1 miliar.
Donwori yang dulu sering memberikan uang belanja kepada Sephia Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per hari mulai kelabakan.
Ibarat berubah 180 derajat, Sephia pun shock. ”Mau tidak mau, istri saya harus mengubah kebiasan hidupnya yang dulu sering shopping dan hura--hura,” kata Donwori di sela-¬sela sidang talak cerainya di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, kemarin (5/10).
Untuk menyambung hidup keluarganya, Donwori terpaksa banting setir dengan membuka rental mobil di kawasan Jalan Tidar dan warnet di kawasan Mulyosari dengan modal Rp 1 miliar tadi.
Tapi, pemasukan dari dua usaha itu jauh lebih sedikit daripada penghasilan dari usaha pertambangan dan perkebunan sebelumnya.
Meski begitu, Donwori masih sanggup memberikan uang belanja Rp 200 ribu per hari. Itu uang untuk belanja makanan saja. Kebutuhan listrik, PDAM, dan uang sekolah dua anaknya yang masih SMP lain lagi.
’’Sehari hasil bersih dua usaha tersebut belum tentu mencapai Rp 300 ribu,’’ keluhnya.
Dalam kondisi serba pas-¬pasan itu, bapak dua anak tersebut tak pernah berani mengutik¬atik penghasilan lainnya.
Kebiasaan Donwori berbanding terbalik istrinya. Sephia seakan tidak terima dengan pemberian suaminya itu.
Sephia punya jurus jitu untuk mendapatkan tambahan dari sang suami. Caranya, Sephia meminta uang Rp 500 ribu setelah menyervis suaminya di kamar.
’’Sekali servis saya harus ngasih uang gopek ceng. Kalau minta dua kali, ya berarti saya bayar cetiao (Rp 1 juta, Red),’’ kata pria keturunan Jawa¬ Tionghoa tersebut.
Eloknya, Donwori pun mau saja memberikan uang setelah berhubungan dengan Sephia.
Alasannya, dia puas dengan servis istrinya itu. ”Jadi, harus nabung kalau pengin gituan. Kalau belum bisa bayar, ya kadang saya cicil. Utang dulu.
Tapi, lama¬ kelamaan, saya tidak sanggup lagi. Legrek duitnya,” katanya sembari tertawa kecut. (*/c1/opi)
Demikian gan kisah seorang suami yang memiliki seorang istri yang hidupnya selalu mengejar MATERI.
Spoiler for istri idaman:

Di bawah ini ane cuplik Kisah Pernikahan yang lain yang cukup Kontras dengan Berita JPNN di atas. Berikut kisahnya:
Quote:
Dulu Saya datang ke suami Saya, justru Sayalah yang pertama menawarkan diri ke suami.
”Mas, maukah menikah dengan Saya?”, tawarku padanya. Waktu itu dia masih kuliah semester 8. Dia cuma bengooonggg seribu bahasa, serasa melayang di atas awan, seolah waktu terhenti.
Beberapa saat setelah setengah kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap, ”’Hmmmm… Adek pengen mahar apa dari Mas?”
“Cukup Mas bersedia menikah denganku saja itu sudah lebih dari cukup”.
Bak orang awam mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh… dianya langsung lemesss… kayak pingsan.
Besoknya Saya diLamar. Lalu untuk ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya… untuk mahar dan biaya nikah.
Di awal pernikahan dia gak punya pendapatan apa-apa. Kita usaha bareng dan Saya gak pernah nanya seberapa pendapatnya ataupun dia kerja apa. Selama saya nikah dengannya Saya belum pernah minta uang. Hingga kinipun kalo gak dikasih ya diam.
Saat beras habis… Saya gak masak.
Saat dia nanya, “koq gak masak beras dek?”
“Habis mas”, jawabku
“Koq gak minta uang?”, lanjutnya.
Saya gak jawab, takut suami gak punya kalo saya minta. Jadi Saya takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.
Kalo kita menghormati suami, maka suami akan menyayangi kita lebih dari rasa sayang kita ke dia. Bahkan usaha sekarang dah maju pesat…
Alhamdulillah. Ibarat kata uang 50jt dah hal biasa. Lalu suatu hari Saya tawarkan dia nikah lagi namun dia gak mau. Katanya Saya itu tidak ada duanya… hehehe ngalem dewek. Walaupun ortunya dulu gak ridho dengan Saya, karena salafi… sekarang sudah baikan. Rezeki bisa dicari bersama.
Bagi Saya usaha yang dicari bersama suami susah-payah bersama, setelah sukses… maka banyak kenangan manis yang tak terlupa. Kita jadi saling memahami dan mengerti karakter masing-masing karena kita sering berinteraksi.
“Suamiku adalah temen curhatku…
suamiku adalah patner bisnisku…
suamiku adalah ustadz tahsinku…
suamiku adalah temen seperjuanganku…
suamiku adalah sahabatku…
suamiku adalah temen mainku…
suamiku adalah temen berantemku…”,
Itulah kiranya yang Saya rasakan darinya, setelah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai anak 7 Semoga semakin menambah keberkahan dalam rumah tangga Kami…
(diambil Seorang ibu yang menceritakan kisah cintanya, dengan sedikit perubahan tanpa mengurangi isi)
”Mas, maukah menikah dengan Saya?”, tawarku padanya. Waktu itu dia masih kuliah semester 8. Dia cuma bengooonggg seribu bahasa, serasa melayang di atas awan, seolah waktu terhenti.
Beberapa saat setelah setengah kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap, ”’Hmmmm… Adek pengen mahar apa dari Mas?”
“Cukup Mas bersedia menikah denganku saja itu sudah lebih dari cukup”.
Bak orang awam mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh… dianya langsung lemesss… kayak pingsan.
Besoknya Saya diLamar. Lalu untuk ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya… untuk mahar dan biaya nikah.
Di awal pernikahan dia gak punya pendapatan apa-apa. Kita usaha bareng dan Saya gak pernah nanya seberapa pendapatnya ataupun dia kerja apa. Selama saya nikah dengannya Saya belum pernah minta uang. Hingga kinipun kalo gak dikasih ya diam.
Saat beras habis… Saya gak masak.
Saat dia nanya, “koq gak masak beras dek?”
“Habis mas”, jawabku
“Koq gak minta uang?”, lanjutnya.
Saya gak jawab, takut suami gak punya kalo saya minta. Jadi Saya takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.
Kalo kita menghormati suami, maka suami akan menyayangi kita lebih dari rasa sayang kita ke dia. Bahkan usaha sekarang dah maju pesat…
Alhamdulillah. Ibarat kata uang 50jt dah hal biasa. Lalu suatu hari Saya tawarkan dia nikah lagi namun dia gak mau. Katanya Saya itu tidak ada duanya… hehehe ngalem dewek. Walaupun ortunya dulu gak ridho dengan Saya, karena salafi… sekarang sudah baikan. Rezeki bisa dicari bersama.
Bagi Saya usaha yang dicari bersama suami susah-payah bersama, setelah sukses… maka banyak kenangan manis yang tak terlupa. Kita jadi saling memahami dan mengerti karakter masing-masing karena kita sering berinteraksi.
“Suamiku adalah temen curhatku…
suamiku adalah patner bisnisku…
suamiku adalah ustadz tahsinku…
suamiku adalah temen seperjuanganku…
suamiku adalah sahabatku…
suamiku adalah temen mainku…
suamiku adalah temen berantemku…”,
Itulah kiranya yang Saya rasakan darinya, setelah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai anak 7 Semoga semakin menambah keberkahan dalam rumah tangga Kami…
(diambil Seorang ibu yang menceritakan kisah cintanya, dengan sedikit perubahan tanpa mengurangi isi)
sumber 1
sumber 2
Diubah oleh dmessi 08-10-2015 00:24
0
11.8K
Kutip
80
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan