Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

arimansonAvatar border
TS
arimanson
Pemain Bola One-hit-wonder
Bagaimana bisa menilai kualitas sebuah band atau seorang musisi hanya dari satu album saja? Apalagi hanya berdasarkan 1 lagu saja. Saya ingat di awal dekade 2000-an, teman-teman SMP saya yang merasa dirinya gaul mengklaim
bahwa Crazy Town adalah masa depan musik dunia. Hit singlenya, Butterfly, menurut saya lebih terdengar seperti pernikahan setengah hati antara hip metal dan musik boyband.

Lirik chorusnya yang berbunyi, “Come my lady, come, come, my lady....you’re my butterfly, sugar, baby!” terdengar 10 kali lebih nista saat anda menyimak bahwa vokalisnya bertelanjang dada dengan tato di sekujur badannya. Crazy Town masih memiliki satu single lagi sesudah “Butterfly” dan saya ingat judulnya, “Revolving Door”, tapi gagal untuk mencapai puncak Billboard chart seperti single
pertamanya. Nama Crazy Town tak lagi terdengar sesudahnya. Belakangan, personelnya yang terpopuler adalah DJ AM, berkat karirnya sebagai musisi elektronik dan kolaborasinya dengan Travis Barker sebelum nyawanya
terrenggut akibat overdosis.

Tidak ada yang tahu pasti bagaimana kabar vokalis bertato dan bertelanjang dada itu sesudah Crazy Town surut namanya. Mungkin ia sedang menjadi kasir di sebuah pasar swalayan atau menjadi pegawai rumah kremasi. Atau ia terkena infeksi jarum tato dan menjadi aktivis penggunaan jarum steril.

Dalam sepak bola, banyak sekali yang seperti Crazy Town. Muncul sekali, mencuri perhatian, diklaim sebagai pemain hebat di masa depan, lalu menghilang seperti masuk ke dalam segitiga Bermuda.

Saya bingung sendiri untuk memulai dari mana perihal pemain sepak bola one-hit wonder saking banyaknya, saya mulai dari yang pertama terlintas di kepala saja. Entah kenapa nama Andy van der Meyde yang pertama kali muncul dalam pikiran. Sumpah, ini random

Van Der Meyde adalah bagian yang sama dari skuad Ajax Amsterdam yang memiliki Rafael van der Vaart, Zlatan Ibrahimovic, Steven Pienaar, Nigel de Jong, dan Wesley Sneijder muda di dalamnya. Van Der Meyde berposisi sebagai
sayap kanan dan waktu itu bersama Van Der Vaart dinilai sebagai bakat yang tercemerlang di antaranya.

Waktu para pemain Ajax angkatan itu satu per satu meninggalkan Amsterdam, Van Der Meyde hijrah ke Inter Milan. Satu-satunya prestasinya di Italia adalah mencetak gol spektakuler ke gawang Arsenal di Champions League, tapi
sesudahnya tak terdengar lagi. Ia pindah ke Everton setelah 2 musim tanpa buah di Inter dan di Merseyside ia berkutat dengan alkohol dan karirnya mandek.

Tadinya dianggap salah satu bintang besar Belanda masadepan, cap terakhir Van Der Meyde didapatnya tahun 2004 saat ia berusia 25 tahun. Sesudahnya ia tenggelam dalam mediokritas.

Van Der Meyde adalah salah satu dari sekian banyak pemain one-hit wonders yang bisa anda lihat. Dari mulai Francis Jeffers hingga Salif Diao, anda bisa merunut satu per satu nama pemain yang tadinya dianggap akan menjadi somebody, tapi ternyata hanya sekedar nobody.

Penggemar La Liga masih ingat skuad Valencia di era pertama Hector Cuper, tapi kemana Fran Farinos dan Gerard Lopez tak terdengar lagi kiprahnya setelah angkat kaki dari Mestalla. Atau pahlawan-pahlawan El Che saat menjuarai La
Liga di bahwa Rafa Benitez? Anda tak tahu apa yang terjadi
pada Mista dan Rufete tanpa melihat Wikipedia.

Saya masih sering menonton Serie A saat Chievo Verona menjadi sensasi instan ketika mereka promosi ke kasta tertinggi sepakbola Italia tersebut. Simbol kesuksesan mereka? Massimo Marazzina yang namanya berhenti berkibar
seiring dengan meredupnya sensasi Chievo. Pindah klub pun tak membantu dirinya.

Bundesliga? Olaf Marschall yang bersama Kaiserlautern melakukan salah satu one-season wonder terhebat dalam sejarah sepakbola Eropa tahun 1998.

Di tingkat internasional, one-hit wonders lebih banyak lagi. Salvatore “Toto” Schillaci menjadi topskor di Piala Dunia 1990 bersama Italia setelah sebelumnya tak terdengar sama sekali. Setelah Piala Dunia, namanya kembali tak terdengar dan hanya menambah 1 pundi-pundi golnya. Oleg Salenko di Piala Dunia 1994 pun setali tiga uang. Menjadi topskor setelah mencetak 5 gol dalam 1 partai
melawan Kamerun, ia tak pernah lagi bermain untuk Rusia sesudahnya. Ia lebih seperti one-tournament.

Yang lebih kini tentu saja semacam Yunani di Euro 2004. Theo Zagorakis terpilih sebagai pemain terbaik, tapi tak ada yang mengingatnya sekarang. Angelos Charisteas yang mencetak gol kemenangan di final pun adalah journeyman
yang masa puncaknya terhenti di turnamen tersebut.

Seperti halnya Lou Bega, Billy Gilman, Blu Cantrell, B*Witched, Joey McIntyre, para pesepak bola tersebut adalah one-hit wonder yang datang dan pergi lebih cepat dari mikrolet yang baru tabrak lari.

Siapa pesepakbola one-hit wonder yang paling anda ingat?
0
2.9K
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan