Kaskus

News

hmtambunanAvatar border
TS
hmtambunan
Angkatan 66 Wajib Jaga Warisan Sejarah
http://bareskrim.com/2015/10/05/angk...risan-sejarah/
MEDAN | Ada beberapa hal serius yang menjadi PR mendesak bagi Dewan Pengurus Angkatan 66 Sumatera Utara. Ada lima point penting agenda Angkatan 66 ke depan.

Bagi Shohibul Anshor Siregar, calon kandidat kuat dalam Pemilihan Ketua pada Musyawarah tanggal 10 Oktober 2015 mendatang di Medan, konsolidasi ideologi kuncinya.

Generasi demonstran Angkatan 66 yang secara langsung ikut dalam gerakan penumpasan PKI sudah tinggal sedikit jumlahnya. Sebutlah Prof Dr Usman Pelly MA, Dr Chairuman Harahap SH MH, Soetardjo, Prof Dr Djanius Djamin SH, Dr Dharma Indra Siregar, Ucok Mayestik, Amran YS.

Generasi lebih muda dari mereka pun malah sudah banyak yang meninggal. “Sebagai solusi ialah merekrut generasi muda untuk masuk dalam kepengurusan. Sekitar 15 tahun lalu komposisi yang dibangun ialah 75% generasi pelaku sejarah dan 25% generasi penerus. Kemudian bergeser menjadi 65:35. Saya kira sekarang harus terbalik. 25-35% generasi pelaku belum tentu bisa terpenuhi. Lalu ditambah dengan 65% generasi penerus,” kata Shohibul, Senin (5/10/2015), di Kampus Utama Universitas Muhammadiyah Sumut (UMSU).

Shohibul menambahkan, dengan fakta itu diperlukan konsolidasi ideologis karena para pewaris belum tentu faham benar mengapa Angkatan 66 itu hadir menjadi keniscayaan pada zamannya.

Kedua, sambungnya, pengembangan model organisasi. Organisasi ini tidak perlu kaya struktur. Sebetulnya tak diharapkan organisasi ini mengambil porsi-porsi yang mengandalkan tenaga, melainkan pikiran.

Kepekaan dalam menghadapi perubahan sangat diperlukan. Angkatan 66 mestinya terus teguh dalam pendirian, tegar dalam mengemukakan pendapat dan risih terhadap ketidak-adilan. “Organisasi yang pas untuk angkatan 66 saat ini ialah ramping struktur tetapi kaya produk pemikiran. Dewan Pengurus Angkatan 66 hanyalah satu di antara organisasi-organisasi Angkatan 66. Di antara sesamanya harus dijalin komunikasi dan kerjasama lebih intensif,” jabarnya.

Ketiga, lanjutnya lagi, penyikapan atas permasalahan kenegaraan dan kebangsaan. Angkatan 66 dulu mengusung tritura (tiga tuntutan rakyat), yakni Bubarkan PKI, Retol Kabinet Dwikora dan Turunkan harga/perbaiki ekonomi. “Jika dibandingkan dengan saat sekarang, substansi tuntutan itu malah sedang kritis-kritisnya,” kata Shohibul lirih.

Keempat, penyikapan atas masalah-masalah local seperti Gedung Nasional yang mestinya dijadikan cagar budaya yang sangat baik untuk pewarisan nilai-nilai.

“Angkatan 66 wajib menginterupsi siapa saja yang ingin menukar warisan sejarah yang sangat berharga itu dengan recehan. Gedung Nasional adalah gedung pertama republik yang dibangun dengan keswadayaan untuk mengakomodasi kepentingan pergerakan rakyat,” imbuhnya.

Kelima, ungkap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumut ini, ada masalah-masalah khusus seperti tanah milik Angkatan 66 yang semasa pemerintahan Gubernur Rizal Nurdin telah disepakati untuk dijadikan sebagai perubahan angkatan 66 dan peruntukan lainnya.

Tetapi setelah meninggalnya beberapa tokoh senior seperti Dr H Zakaria Siregar dan M Saad Gurning, terjadi penyelewengan-penyelewengan. “Dewan Pengurus Angkatan 66 yang akan terbentuk dari Musyawarah tanggal 10 Oktober 2015 mendatang, harus memiliki rencana yang jelas tentang lahan itu. Awali dengan tindakan untuk menghentikan klaim-klaim pihak-pihak tertentu yang selama ini bercokol di sana,” ucap Shohibul.
0
744
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan