Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Pertamina masih mengkaji kemungkinan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak jenis Premium. Jokowi menunggu hasil kajian itu diserahkan kepadanya pada Senin pekan depan sebelum ada keputusan tentang harga BBM.
"Jadi ada kemungkinan (penurunan harga), masih dalam kalkulasi. Dilaporkan nanti pada saya, hari Senin. Kalau bisa diumumkan, kalau enggak bisa pun diumumkan," kata Jokowi seusai meluncurkan operasi pasar Bulog di gudang Bulog, Jumat (2/10/2015) siang.
Jokowi meminta Pertamina untuk melakukan efisiensi di berbagai sisi sehingga harga Premium bisa dipangkas. Namun, dia menyatakan bahwa wacana tersebut masih dikaji dan dia harus menunggu kajian itu tuntas pada Senin mendatang.
"Memang sudah disampaikan bahwa harga tidak akan naik sampai akhir Desember, tapi kan saya sampaikan apakah ada kemungkinan dilihat lagi biaya yang ada, bisa diefisiensikan. Tapi nanti baru akan dijawab hari Senin," kata dia.
Wacana penurunan harga Premium ini mengemuka ketika Jokowi membuka rapat terbatas soal pemangkasan izin di Istana Kepresidenan, Kamis (2/10/2015). Ketika itu, pemerintah tengah menyiapkan paket kebijakan tahap III.
Harge BBM jenis Solar bersubsidi dan Premium tidak berubah sejak akhir Maret 2015. Harga jual Premium untuk wilayah Jawa, Madura, Bali ditetapkan sebesar Rp 7.400 per liter. Harga Premium di luar ketiga wilayah itu sebesar Rp 7.300 per liter. Harga itu sebenarnya masih di bawah harga kekinian, yaitu Rp 8.300 per liter Premium dan Rp 6.750 per liter Solar.