Jakarta - Jelang setahun masa jabatan Presiden Joko Widodo dan kabinet kerja, tanda pagar (tagar) atau hashtag negatif di twitter pun bermunculan. Tetapi Istana menyatakan bahwa pemerintah akan tetap bekerja tanpa terpengaruh fenomena ini.

"Presiden fokus untuk bekerja. Jadi publik bisa menilai sendiri mana yang sibuk bekerja dengan yang sibuk bikin tagar negatif," kata Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana kepada detikcom, Minggu (4/10/2015).

Menurut Ari saat ini banyak permasalahan bangsa yang memerlukan fokus mulai dari masalah ekonomi sampai soal kabut asap. Ari juga menyebut bahwa ada perbedaan jelas antara pemerintah yang terjun langsung ke masyarakat dengan pihak-pihak yang sekedar memobilisasi masa untuk membuat tagar negatif di media sosial.

"Beda jelas antara bekerja untuk stabilisasi harga dan meningkatkan produksi petani dengan bekerja membuat tagar tiap hari," kata Ari.

Ari berpendapat bahwa permasalahan bangsa saat ini membutuhkan semangat gotong-royong untuk bersama-sama menyelesaikannya. Sehingga sekedar membuat tagar negatif bukanlah sebuah solusi permasalahan bangsa.

"Ini tentu membutuhkan semangat optimisme, kerja keras dan energi kolektif dari semua elemen bangsa," ujar Ari.

Sebelumnya Seskab Pramono Anung juga menanggapi fenomena dunia maya ini. Menurut Pramono, kritikan adalah vitamin bagi pemerintah untuk bekerja lebih baik lagi.

"Kritik adalah vitamin bagi pemerintah untuk bekerja lebih baik. Persoalan ekonomi yang kita hadapi saat ini lebih dominan disebabkan oleh faktor eksternal atau luar. Pemerintah telah melakukan deregulasi dan kemudahan dalam investasi," kata Pramono.

https://m.detik.com/news/berita/3035...-tagar-negatif

orang yg sibuk buat tagar negatif adlh bukti pemerintah sukses membangun kesejahteraan rakyat, org miskin yg tak ada kerja mana sempat sibuk buat tagar di sosmed yang itu pasti butuh pulsa atau kuota