Para Gan-Sis Pecinta Kucing seringkali mendapatkan cap buruk. Mulai dari “carzy cat ladies” hingga asumsi bahwa pecinta kucing membenci orang lain, dan masih banyak asosiasi negatif lainnya yang dimiliki oleh pecinta kucing. Disamping stereotip negatif lainnya, ternyata para pecinta kucing juga memiliki sifat-sifat positif lainnya, dan bahkan sifat-sifat ini juga didukung oleh ilmu pengetahuan. Mau tahu apa saja stereotip yang kerap diberikan bagi para pecinta kucing? Yuk baca terus untuk mengetahui kesamaan ciri-ciri yang hampir dimiliki oleh semua pecinta kucing.

“Kucing dikenal sebagai hewan yang cukup independen, meskipun mereka membutuhkan dan menghargai perhatian, mereka cenderung untuk menyukai dengan cara mereka sendiri,” kata Somyr Perry, seorang Dokter Hewan, “mereka datang dan pergi sesuka hati mereka dan memilih siapa saja orang yang ingin mereka ajak main”. Hal ini juga didukung oleh sebuah penelitian di Ball State University pada tahun 2007, beberapa orang melihat bahwa orang yang menyukai kucing sebagai orang yang angkuh dan sulit diajak bersahabat. Namun pada kenyataannya adalah pecinta kucing adalah orang-orang yang tahu apa yang mereka inginkan dan bagaimana cara mendapatkannya. Mereka tidak butuh menjadi orang yang diperlukan orang lain, dan pada gilirannya, mereka akan menghargai arti independen dalam kehidupannya.

Dalam sebuah studi pada tahun 2010 yang dipublikasikan dalam jurnal Anthrozoos, para peneliti telah mensurvei lebih dari 4.000 pemilik hewan peliharaan dengan menggunakan 5 ciri indikator kepribadian: extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism and openness. Para peneliti menemukan bahwa pecinta kucing memiliki kecenderungan memiliki nilai yang tinggi pada indikator openness (keterbukaan). Hasil penelitian tersebut berkorelasi dengan besarnya rasa ingin tahu intelektual dan kreativitas seni-nya. Jadi manfaatkan lah sifat ini dengan mencari apa yang benar-benar menarik bagi kita dan kejar lah hal itu!

Pecinta kucing sangat menghormati kucing dan tidak tahan untuk memikirkan makhluk-makhluk cerdas ini berada di jalanan tanpa rumah. Mereka adalah kru yang penuh kasih sayang, dan sering berupaya untuk menyelamatkan atau merehabilitasi kucing-kucing jalanan. Tidak peduli seberapa banyak kucing mereka di rumah, mereka tetap menganggap bahwa kucing yang berada di jalanan adalah bagian dari keluarga mereka. Menurut data Hariss Poll tahun 2011, 91 persen pemilik kucing menganggap bahwa hewan peliharaan mereka adalah bagian dari keluarga, dan 60 persen sering atau kadang-kadang suka membelikan kucing mereka hadiah.

Secara alami, kucing tidak perlu berteman dengan semua orang, dan hal yang sama juga berlaku bagi pemiliknya. Banyak pecinta kucing yang hidup sendirian, namun bukan berarti mereka adalah penyendiri. Mereka adalah orang-orang yang cukup puas dengan gaya hidup mandirinya. Sebuah studi tahun 2014 dari Carroll University mendukung pernyataan ini. Para peneliti telah mensurvei 600 mahasiswa dan menemukan bahwa mereka yang menyukai kucing dibanding anjing cenderung adalah orang yang introvert. Orang-orang introvert bisa sangat nyaman bergaul dengan orang lain, namun mereka perlu kesendirian untuk bersantai dan mengumpulkan tenaga.

Data yang dikumpulkan oleh Time.com tahun 2014 menunjukkan korelasi antara kecenderungan politik liberal dengan pecinta anjing dan kucing. Data tersebut menunjukkan bahwa pecinta kucing cenderung konservatif (Kiri), sedangkan pecinta anjing cenderung liberal (Kanan). Sangat sedikit pecinta kucing yang memiliki pandangan politik liberal.

Cara grooming kucing kita mungkin telah sempurna, namun kita akan selalu memeriksa pakaian kita sesaat apakah masih ada bulu kucing yang menempel sebelum kita meninggalkan rumah. Atau jika kita sudah lama tinggal dengan kucing, kita mungkin telah belajar untuk menyesuaikan warna pakaian kita dengan warna bulu si kucing, sehingga bulu kucing yang tertinggal tidak terlihat. Dan tentu saja, kita sering membawa roller pembersih bulu di dalam tas atau mobil hanya untuk berjaga-jaga.

Beberapa penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Anthrozoos menemukan bahwa pemilik kucing sering mengandalkan hewan peliharaannya sebagai dukungan emosional mereka, dalam beberapa kasus, bahkan dapat menggantikan orang dalam jaringan sosial mereka. Kemungkinan para pemilik kucing melihat hubungan mereka dengan kucingnya sebagai twinship, yang berarti kucing memahami dan merasakan kondisi emosional yang sama dengan pemiliknya, berdasarkan studi dari Tuskegee University. Oleh karena itu, kita akan menghargai ketika kucing meluangkan waktu dari kesibukan grooming-tidur siang-makan mereka hanya untuk mendengarkan masalah-masalah kita dan menenangkan saraf kita dengan dengkuran mereka yang berirama.

Pasti banyak para pecinta kucing yang memiliki pernak-pernik barang yang berbentuk seperti kucing, seperti cangkir, jam kucing, handuk kucing, dan lainnya di dalam rumah mereka. Banyak orang yang memberikan barang-barang yang berhubungan dengan kucing sebagai hadiah untuk kita. Tapi mungkin saja beberapa dari barang tersebut, kita sendiri yang membelinya. Yups, rumah kita pun akan dipenuhi dekorasi kucing, dan itu lah yang membuat kita unik. Siapa pun yang mengatakan bahwa kita aneh hanyalah para hater. And haters gonna hate!