Seorang wanita penggila olah raga angkat beban terlihat sangat serupa dengan pria setelah kecanduan berlebih dengan suntikan steroid, untuk membuat badannya menjadi mutan.
Candice Armstrong sebelumnya adalah seorang wanita cantik berambut pirang, namun akibat konsumsi obat berlebih tersebut tangannya membesar, bentuk badan melebar, dan tumbuh penis sepanjang satu inci.
Seperti dikutip dari laman Ne York Post, October 2013, foto yang terpajang di laman ini adalah tampilannya di tahun 2008.
Mantan rekan kerja Armstrong saat menjadi gadis bar mengatakan semua berubah saat wanita itu mengikuti kelas di pusat kebugaran untuk mengembangkan bentuk badannya.
Diketahui Armstrong menderita dysmorphia, akibat pola latihannya tiga jam perharinya untuk merubah badannya yang dinilainya terlalu pipih. Terlebih saat seorang yang pro di bidangnya mengatakan bila dia memiliki bentuk otot tangan yang bagus dan menyarankannya memakai stereoid.
Armstrong yang makin tergila akhirnya kecanduan dengan obat tersebut dan menggunakannya dengan dosis yang tidak lagi wajar.

Luana atau akrab disebut dengan sapaan Lulu, adalah seorang yang mengalami perubahan kelamin yang diakui secara hukum kenegaraan pada Mei 2012.
Seorang asal Buenos Aires, Argentina ini disambut secara terbuka oleh Gubernurnya Daniel Scioli dengan memudahkan Lulu dalam mendaftarkan gender barunya di akte kelahirannya.
Gabriela, Ibu Lulu yang memperjuangkan hal ini mengungkapkan bila pada awalnya anaknya adalah seorang laki-laki namun tidak lagi untuk saat ini.
Seorang Psikolog, Alfredo Grande mengatakan bila kasus Lulu ini terkait DNA.
"DNA seperti cermin, jika seorang tidak dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, maka itu merupakan hal yang baik," tuturnya.

Ria Cooper, perempuan 18 tahun asal Inggris, tahun lalu menghebohkan media di negeri itu karena menjadi lelaki termuda menjalani operasi ganti kelamin.
Namun setelah hidup selama hampir setahun sebagai perempuan, dia mengaku menderita dan menyesal hingga memutuskan ingin mengubah kelaminnya lagi menjadi laki-laki.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (30/10), Cooper telah membatalkan operasi penuh penggantian kelaminnya dijadwalkan Januari lalu. Dia juga meminta terapi hormon untuk menumbuhkan payudara dihentikan. "Saya benci tubuh saya dan tak ingin menderita lebih lama lagi," ujarnya.
Meski sudah menjalani terapi psikologi dan sejumlah perawatan, dia tetap merasa sangat menderita. Saking menderitanya, Cooper sempat mencoba bunuh diri hingga dua kali. "Suntikan hormon itu membuat emosi saya berubah-ubah. Sebentar murung, sebentar sangat gembira," katanya kepada koran Sunday Mirror. Hormon itu juga menyebabkan dorongan seksualnya menjadi sangat tinggi.
Dia merasa akan lebih bahagia jika dia menjadi seorang gay dengan mengubah kembali kelaminnya menjadi laki-laki.
Cooper hingga saat ini masih pengangguran dan tinggal di rumah temannya. Dia berharap setelah suntikan hormonnya dihentikan, kembali menjadi laki-laki dan bisa mendaftar menjadi tentara.
Cooper terlahir sebagai pria dengan nama Brad. Sejak umur 12 tahun, dia mulai suka berpakaian perempuan. Tiga tahun kemudian, dia meminta dokter mengubah dirinya menjadi perempuan supaya pikirannya lebih tenang.

Gadis kembar dari China berusia 25 tahun yang tidak disebutkan identitasnya sukses menjalani operasi ganti kelamin di Rumah Sakit Tentara Pembebasan Rakyat, Kota Shanghai. Pasangan asal Provinsi Yunnan, sebelah barat Ibu Kota Beijing, ini sudah menanti impian ini sejak lama.
Surat kabar People's Daily melaporkan, Rabu (28/3), operasi ganti kelamin itu yang pertama di China. Keduanya menjalani operasi terpisah dan bertahap. Sang adik lebih dulu pulang ke rumah setelah operasi tahap pertama sebulan sebelumnya, sementara kakaknya baru pulang kemarin sore waktu setempat.
"Operasi keduanya berjalan lancar. Mereka mengatakan akan beristirahat sementara sampai lukanya sembuh," kata Zhao Yede, dokter bedah plastik yang mengoperasi keduanya.
Di China, status pasangan kembar itu tetap perempuan sampai seluruh tahapan operasi selesai baru mereka bisa mengubah status menjadi lelaki di kantor polisi.
Namun beberapa pihak mempertanyakan apakah nantinya kembar ganti kelamin itu diterima atau ditolak oleh masyarakat. "Mungkin kami akan mengumumkan hal ini di masa datang, tapi ini akan menjadi rahasia kita dan beberapa teman," ujar salah satu pasangan kembar itu.
Mereka berdua juga takut kehilangan pekerjaan yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan untuk membiayai operasi. Keduanya juga sadar jika nantinya terbongkar orang-orang menggunjingkan pasangan kembar itu. Pasangan ini khawatir pula media massa mungkin saja membocorkan identitas mereka dan membuat resah para tetangga.
Kedua kakak-adik itu merasa anak laki-laki sejak kecil dan berbeda dari lainnya. Mereka memendam rahasia tentang keinginan berganti kelamin hingga akhirnya tahun lalu keduanya mendapat kabar sebuah rumah sakit di Shanghai menyediakan layanan itu.
Keluarga dan beberapa kerabat terkejut mengetahui kabar itu. Mereka kini merasa lebih dekat secara emosional dan merasa senang. Keduanya sudah tidak malu-malu memakai baju pria, bahkan keduanya kini ada di sekolah yang sama.

Fenomena aneh terjadi di Republik Dominika, ketika bayi yang terlahir sebagai seorang perempuan dapat 'berubah' kelamin menjadi laki-laki. Sekitar dua persen bayi yang terlahir di Desa Salinas terlahir dengan kondisi demikian. Konon, perubahan kelamin dikarenakan mereka kehilangan kekurangan enzim selama periode kehamilan sang ibu.
Fenomena transisi ini biasa disebut Guevedoces atau munculnya penis di usia 12 tahun. Salah seorang yang mengalami perubahan kelamin itu adalah Johnny (24). Pria ini dulunya terlahir sebagai seorang perempuan dengan nama Felicity oleh orangtuanya.
"Pada mulanya dokter tidak mengetahui jenis kelamin saya, namun saya lebih merasa jika saya adalah seorang pria," tuturnya melalui BBC, seperti dikutip dari the Daily Mail, Minggu (20/9).
Kasus lain yang terjadi menimpa seorang bernama Carla. Pria ini terkena Guevedoces saat menginjak usia ke sembilan, setelah terlahir sebagai perempuan. Akibatnya, Carla harus merubah identitasnya menjadi pria seutuhnya dengan mengganti namanya menjadi Carlos.
Fenomena unik itu tercatat mulai terjadi pada 1970-an. Seorang peneliti dari Unviersitas Cornell, AS, mengunjungi pulau ini. Para bayi diprediksikan terlahir dengan kelamin pria setelah delapan minggu berkembang di rahim sang ibu, namun terpicu perubahan oleh hormon dihydro-testosterone. Namun sebaliknya, para bayi yang tidak memiliki enzim pemicu itu akan terlahir sebagai wanita.