Quote:
LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com — Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) Aceh segera melaporkan empat pengungsi perempuan Rohingya yang mengaku telah dirudapaksa. Pasalnya, hasil visum yang dilakukan RSU Cut Meutia menunjukkan, keempat perempuan Rohingya itu tidak mengalami pemerkosaan.
"Aceh menerima sangat baik warga Rohingya. Relawan dari berbagai lembaga, masyarakat Aceh, meninggalkan keluarganya siang dan malam untuk membantu pengungsi Rohingya itu. Lalu, mereka berbohong dan mengaku dirudapaksa. Ini perlakuan yang sangat memalukan kita, relawan, Aceh, dan Indonesia," ujar Ketua KNSR Aceh Mustafa MY Tiba kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2015).
Mustafa menambahkan, gara-gara cerita bohong warga Rohingya tersebut, dunia menghujat Aceh dan Indonesia seolah-olah telah memperlakukan mereka dengan tidak baik. Faktanya, sambung Mustafa, semua relawan dan rakyat Aceh sudah berbuat yang terbaik untuk mereka.
"Untuk itu, kita perlu memberikan efek jera agar hal seperti ini tidak terulang lagi. Senin nanti, kita lapor ke polisi untuk diusut tuntas," ujarnya.
Selain itu, tambah Mustafa, pihaknya menduga ada pihak lain yang memprovokasi warga Rohingya itu agar berbohong. Karena itu, mereka berani berbohong dan secara sistematis membuat gaduh di lokasi penampungan.
"Kami tahu warga Rohingya ini tidak memiliki pengetahuan yang baik. Kami curiga ada pihak lain yang mengajari mereka berbohong. Aktor di balik ini juga harus diusut dan ditangkap," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat pengungsi perempuan Rohingya mengaku dirudapaksa pada 28 September 2015. Keempat perempuan Rohingya yang mengaku dirudapaksa itu ialah AM, HA, ZU, dan TI.
Sumur
Fix, agen2 mamarika dan wahyudi telah masuk ke aceh untuk mengadu domba
