Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aghilfathAvatar border
TS
aghilfath
Dongkrak Daya Beli Masyarakat, Harga BBM Turun Pekan Depan
JAKARTA, KOMPAS.com -Inilah ikhtiar lanjutan pemerintah mengangkat daya beli masyarakat; harga bahan bakar minyak (BBM) akan diturunkan mulai pekan depan, dan bunga kredit perbankan bakal dipangkas. Saat bersamaan, pemerintah akan menggenjot program padat karya yang berpeluang menyedot banyak tenaga kerja.

Agenda tersebut merupakan hasil Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (2/10/2015) kemarin. Dalam rapat tersebut, Presiden menitahkan Pertamina agar segera menghitung besaran penurunan harga bensin dan solar. Sebab, masih ada ruang bagi Pertamina menurunkan harga BBM.

Selain berniat menurunkan harga BBM, bunga kredit bank juga akan diturunkan. Selain mengurangi beban nasabah, saat ini bank di Indonesia juga menikmati margin bunga tertinggi di kawasan ASEAN. "Bank harus efisien, supaya bunga kredit turun," tandas Presiden, kemarin.

Ihwal program padat karya, belanja dana infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) dan Dana Desa bakal digenjot. Maklum, belanja proyek di Kementerian PU-Pera memasuki lampu kuning. Sejauh ini, porsi anggaran proyek yang sudah digunakan baru mencapai sekitar Rp 47 triliun atau sekitar 40,4 persen dari total anggaran proyek senilai Rp 118 triliun. Kendati selama ini cenderung keberatan dengan penurunan harga BBM, Direktur Utama Pertamina Dwi Sucipto berjanji siap melaksanakan titah Presiden. Maklum, versi Pertamina, harga jual premium lebih rendah 2 persen dari harga pasar. Dengan kata lain, Pertamina menjual premium lebih murah 2 persen dari harga pasarnya.

Toh, penurunan harga BBM sudah menjadi perintah Presiden. Untuk menurunkan harga premium dan solar, Pertamina akan menghemat biaya di kilang minyak, serta menekan biaya impor BBM.

Menurut Dwi, salah satu langkah efisiensi yang dilakukan Pertamina adalah dengan mengaktifkan proyek Residual Fluid Catalytic kracking (RFCC) atau menaikkan kapasitas kilang Cilacap. Kini, kilang itu berkapasitas 350.000 barrel per hari. Jika mengaktifkan RFCC, beban impor minyak bisa turun sekitar 5 persen.

Pertamina juga akan mengoptimalkan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), untuk mengurangi kebutuhan impor tahun ini sebesar 10 persen dan 20 persen tahun depan. "Itu signifikan menekan impor solar," tandas Dwi.

Soal penurunan bunga kredit, Menko Ekonomi Darmin Nasution menyatakan, salah satu caranya adalah dengan menaikkan efisiensi perbankan. BI pun sudah memiliki rincian biaya yang ditanggung industri perbankan.

Tiga agenda utama yang dirancang pemerintah ini sejalan dengan harapan sejumlah kalangan. Setidaknya, cara ini bisa mengurangi beban masyarakat akibat lesunya ekonomi.(Asep Munazat Zatnika)

Jika harga BBM diturunkan, Pertamina minta setorandividen berkurang

Merdeka.com -Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Kepresidenan, Kamis (1/10) berharap, harga bahan bakar jenis Premium dapat diturunkan. Merespon harapan Presiden Jokowi, PT Pertamina Persero mengaku sedang melakukan kalkulasi untuk melihat kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi bisa diturunkan.

Padahal, Pertamina mengaku masih menanggung rugi sekitar Rp 15 triliun karena menjual BBM jenis Premium di bawah harga keekonomian. Tidak adanya anggaran pemerintah untuk menutupi defisit di Pertamina apabila menurunkan harga BBM subsidi, ada dua hal yang bisa dilakukan yakni Penyertaan Modal Negara(PMN) atau penurunan dividen.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengaku lebih memilih opsi dividen dikurangi. "Ya itu (penjualan Premium) memang tugas Pertamina kan demikian. Sejauh pertamina secara corporate itu masih memiliki laba dan potensi untuk berkembang ya tidak masalah. (Opsi?) Ya penurunan dividen lah yang bagus," ucap Dwi di Kantor Kemenko Perekonomian,Jakarta, Jumat(2/10).

Dwi menegaskan, selama ini perusahaan BUMN tersebut sudah melakukan berbagai upaya efisiensi untuk menekan biaya operasional. Efisiensi menjadi salah satu cara untuk menekan kerugian perseroan.

"Selama ini kan kita sudah berusaha betul semaksimal mungkin untuk meningkatkan efisiensi. Dan memang efisiensi ini kan selalu saja room-nya itu selalu ada. Itu yang mau kita lihat nanti," imbuh Dwi.

Namun, Dwi mengatakan, opsi penurunan dividen merupakan keputusan pemegang saham. Di mana salah satunya ialah pemerintah sebagai pemegang saham terbesar.

Sebelumnya, Presiden Jokowi Widodo mengisyaratkanpenurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Harga baru nantinya mulai berlaku, Senin (5/10).

Isyarat ini disampaikan Jokowi di sela-sela peluncuran Operasi Pasar Beras, di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (2/10) pagi.

"Ada kemungkinan diturunkan. Dilaporkan nanti kepada saya, pada hari Senin (5/10). Kalau bisa diumumkan, kalau tidak bisa juga diumumkan," kata Jokowi.

Menurut Presiden Jokowi, berdasarkan laporan Menteri ESDM, harga BBM jenis Premium tidak akan berubah hingga Desember mendatang. Mengingat kondisi ekonomi dalam negeri tengah melambat. Namun Jokowi tetap meminta dilakukan peninjauan terhadap biaya-biaya yang ada untuk mengkaji kemungkinan penurunan harga.

"Memang sudah disampaikan bahwa harga tidak akan naik sampai akhir Desember. Tapi kan saya sampaikan apakah ada kemungkinan dilihat lagi biaya yang ada, bisa diefisiensikan," terang Jokowi.

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...un.Pekan.Depan & http://m.merdeka.com/uang/jika-harga...berkurang.html

Sudah ane duga, semoga segera emoticon-Cool
Pertamina kenapa selalu berdalih rugi sih pak, padahal klo sdh presiden yg minta baru ada efisiensi dan penghematan dan bisa diturunkan juga emoticon-Cape d... (S)
Diubah oleh aghilfath 02-10-2015 10:48
0
2.2K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan