Helikopter belakangan ini menjadi alat transportasi vital untuk para pekerja offshore, yang biasanya di gunakan para Oil and Gas Operators untuk membawa para karyawan berangkat menuju lokasi kerja mereka yang bertempat di tengah laut atau pulang kembali ke darat. Masalah yang kerap terjadi adalah helikopter helikopter tersebut jatuh ke laut karena masalah yang beragam, mulai dari gagalnya mesin sampai ke cuaca buruk. Dan sudah beberapa kali terjadi dan merenggut nyawa para pekerja perminyakan tersebut. Di Indonesia sendiri telah beberapa kali terjadi insiden serupa di tahun 90an dan 2000an loh gan, namun maaf ya gan ane ga bisa ngasi tau dimana kejadiannya untuk menghargai dan menjaga nama baik perusahaan-perusahaan yang terlibat pada insiden insiden tersebut.

Normalnya helicopter jatuh di atas tempat yang keras atau daratan disebut dengan Helicopter Crash dan di air disebut Helicopter Ditching. Helicopter yang digunakan di untuk Operasi di Offshore normalnya memiliki konfigurasi yang berbeda dari helikopter yang digunakan di darat. Dan biasanya mereka dilengkapi dengan pelampung tambahan agar saat jatuh di permukaan air helikopter masih akan/tetap terapung.

Pelampung tersebut normalnya tidak akan terkembang dalam keadaan helikopter sedang terbang, akan terkembang otomatis saat impact dengan air terjadi atau sebelum impact diaktifkan manual oleh pilot atau co-pilot. Saat helikopter jatuh keair harapannya adalah helikopter tetap terapung stabil dan tak terbalik masuk atau tenggelam ke air. Namun tidak ada yang bisa memastikan 100% helikopter tidak akan terbalik, cuaca buruk, keadaan atau posisi helikopter yang jatuh, ombak dan angin, dan juga ketenangan penumpang didalamnya merupakan beberapa faktor yang harus di perhitungkan. Dan yang paling utama ada lah Posisi Mesin Helikopter Yang Berada Diatas Tubuh Helikopter, itu berarti titik berat helikopter berada di atas, sedikit saja ketidak stabilan terjadi saat helikopter jatuh dan terapung diatas air, maka titik berat tersebut akan mengambil peran penting dalam mempengaruhi kestabilan helikopter dan akhirnya helikopter TERBALIK.

Bahaya sebenernya bukan saat helikopter tenggelam saja gan, tapi saat Impactatau Tumbukan antara helicopter dengan air, yang bisa nyebabkan guncangan hebat dan Impact Force yang besar dan hasilnya? bisa aja leher kita patah ditempat dan kita meninggal di tempat atau rusak nya struktur tulang belakang kita.

Untuk itulah didesain training atau pelatihan yang dijalankan untuk membuat para penumpang helikopter terutama pekerja offshore kompeten gan dalam mengatasi kejadian serupa. Dengan harapan training ini bisa mengurangi atau sebisa mungkin meniadakan korban kematian atau tenggelam saat helikopter mengalami ditching.

HUET adalah training atau pelatihan yang akan membuat ente merinding gan, masuk kedalam modul untuk kemudian dibalik balik helikopternya. Isu nya HUET sendiri awalnya digunakan untuk melatih tentara atau angkatan laut, ini cuma isu yang berkembang ya gan. Dan sampai akhirnya sekarang digunakan oleh Oil and Gas Industry sebagai salah satu Mandatory Training nya gan, selain Sea Survival, Basic First Aid, Basic Fire Fighting. Setiap beberapa tahun sekali para pekerja offshore harus mengulangi pelatihan ini gan, kalo sertifikat atau dengan kata lain ijin mereka sudah expired mereka ga bisa lagi berangkat gan, karna ga dibolehin naik helikopter untuk berangkat.

[CENTER]Training ini bisanya di lakuin di kolam khusus gan. Buat yang gak bisa renang jangan kawatir gan karna yang ga bisa renang bakal mengenakan helm merah jadi bakal dapet perhatian lebih, didalem Modul/Helikopter Palsu yang digunakan buat training peserta bakal pake seat-belt yang sama dengan yang ada di dalam helikopter gan, bakal ada instruktur di dalem modul tersebut yang tugas nya ngejagain kita dan menginstruksikan tiap tahapan training, dengan kata lain peserta di tenggelamin dibalik di acak acak ( halah apalah itu namanya) si instruktur juga bakal ngadepin hal yang sama. Terus diluar ada Penyelam gan yang bakal ngejagain kita dari luar, ingat loh gan training ini memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi jadi yang menyelenggarakan training ini juga ga sembarang pihak. Di Indonesia udah cukup banyak yang menyelenggarakan tapi sayang bisa dihitung pake jari yang bisa menyelenggarakan training ini dalam standard keselamatan yang terjamin dan dengan peralatan yang juga memiliki standard tinggi. Kebanyakan peserta training selalu nervous sebelum masuk ke modul gan, makanya training ini selalu jadi momok menakutkan buat pekerja perminyakan, padahal jika dilakuin di Training Provider yang berpengalaman dan Diakui malahan training ini jadi fun dan aman. Kebanyakan sih mereka pada panik terutama saat helikopter dibalik, mengalami kehilangan arah (Dis-orientasi), atau bahkan gelabakan ga jelas didalem kayak MAHO gara gara hidung kemasukan air, tapi tenang saudara saudara sependeritaan, ada instruktur dan divers yang ngejagain kita

Nah tugas kita simpel kok sebenarnya gan, cuma untuk ngejaga konsentrasi dan ketenangan kita aja, kan lagian sebelum praktek bakal ada teori dulu di kelas gan. Sebelum dan saat terjadi tumbukan kita harus ngejaga leher kita gan supaya ga patah waktu Impact, namanya brace position kedua tangan disilangkan gitu di badan bagian atas sampe leher bagian belakang, saat air mulai masuk ke helikopter tugas kita adalah mencari referensi untuk keluar, yaitu jendela kita, tangan pidahin ke frame lalu tahan napas 7-10 detik. Setelah 7 detik jangan buka seat-belt gan tapi buka/menekan jendela dulu baru buka seat-belt untuk menghindari badan kita ngapung dan malah kehilangan arah di dalam Cabin. Tinggal tarik badan keluar dari helikopter deh. Diatas permukaan tinggal kita kembangkan aja life-jacket yang sebelumnya udah kita kenakan sebelum nyemplung ke air. Gampang kan gan?? Gampang ngomong nya

Demikianlah informasi dari ane gan sebenernya kalo mau dijabarkan ga bakal cukup satu buku, kalo mau tau langsung aja ikut trainingnya gan

Jangan Lupa Gan RATEKOMENG CENDOL