- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kurang Dana, Inovasi Motor BBG SMKN 8 Bandung Mandek


TS
.admin...
Kurang Dana, Inovasi Motor BBG SMKN 8 Bandung Mandek

Foto : Walikota Bandung Ridwan Kamil Saat Memamerkan Motor BBG SMKN 8 Bandung Tahun 2011
BANDUNG - Setelah sempat diluncurkan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, 22 Desember 2011 lalu, kendaraan hasil konversi dari BBM ke BBG hasil karya siswa SMKN 8 Bandung terpaksa dikandangkan. Keterbatasan dana membuat siswa SMKN 8 tak bisa terus berinovasi. Tak hanya motor, siswa SMKN 8 yang masuk dalam ektrakurikuler moving services ini juga berhasil mengkonversi mobil.
Guru pembimbing kreasi kendaraan konversi BBG Muhammad Kanaat Agustiansyah didampingi Agus Purwanto tak menampik pihaknya belum mampu menyempurnakan kendaraan, khususnya motor berbahan gas tersebut. Kendala tersebut membuat kendaraan BBG kreasi anak asuhnya kurang diminati masyarakat.
"Kalau ada sponsor dan dukungan dari pemerintah kuat, kami pasti bisa lebih berkreasi lagi. Motor ini masih sederhana, modifikasinya belum sesempurna bus atau bajaj di Jakarta yang sudah lebih dulu berbahan bakar gas. Sebenarnya kami hanya butuh dukungan," tutur Agustiansyah di SMKN 8 Bandung, Jalan Kliningan, Kota Bandung, Rabu (30/9/2015).
Guru pembimbing lainnya, Agus Purwanto mengungkapkan, saat ini ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan kendaraan BBG. Selain ketersediaan SPBG yang masih langka di Bandung, penyempurnaan tabung gas yang dipasangkan pada motor juga masih menjadi kendala.
"Sekarang ini kami masih menggunakan gas melon tiga kilogram. Kami masih sulit mendapatkan tangki yang sesuai. Hal itu yang membuat masyarakat masih takut menggunakan motor ini. Alasannya takut meledak. Padahal kalau dari segi keamanan sudah teruji. Asalkan pemakai tahu aturannya seperti apa," kata Agus.
Menurut Agus, banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan menggunakan motor BBG tersebut. Selain ramah lingkungan, motor tersebut juga lebih irit. Hal itu bisa dibuktikan setelah siswa SMKN 8 mengendarai motor tersebut dari Bandung hingga ke Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Motor tersebut hanya membutuhkan tiga kilogram BBG, sementara motor BBM harus melakukan dua kali isi ulang dengan tangki penuh.
"Memang saat riset kami membutuhkan dana yang besar. Namun setelah jadi, hanya butuh modal Rp500 ribu untuk mengkonversi satu motor. Kebutuhan dana di proses konversi mobil saya kurang hafal, karena harus dibantu oleh perusahaan yang bekerjasama dengan SMKN 8,” kata Agus.
Hal serupa juga diungkapkan Kepala SMKN 8 Bandung Euis Purnama. Dia berharap ada dukungan dari masyarakat dan Pemerintah Kota Bandung untuk menyempurnakan hasil karya siswanya. Apalagi sumber daya manusia di SMKN 8 Bandung cukup memadai untuk melakukan konversi kendaraan dari BBM ke BBG.
"Masyarakat belum begitu responsif terhadap konversi kendaraan. Kami pun berharap pemkot bisa mendukung langkah kami, minimal kendaraan dinas bisa dikonversikan. Dengan demikian, anak-anak lebih termotivasi untuk mengkreasikan motor atau mobil ciptaan mereka," ucap Euis.
(rfa)
http://news.okezone.com/read/2015/09...bandung-mandek
Proyeknya mandek

0
2.9K
5


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan