Pengojek online makin tidak taat aturan. Padahal, kalau mereka tidak tertib di jalan seperti menerobos lampu merah dan tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas akan terkena sanksi dari perusahaan.

Sejumlah pelanggaran pengojek berbasis aplikasi ini dapat dijumpai di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mereka mangkal sembarangan tempat, sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan lainnya. Pengojek online ini menjadikan trotoar dan bahu jalan sebagai tempat mangkal. Tempat mangkal itu tersebar di sejumlah titik di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pihak Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengaku kesulitan menertibkan pengojek online ini. Mereka bikin susah Camat Kebayoran Baru, Edy Suherman. Dia mengatakan telah melakukan penertiban di sejumlah lokasi, tapi pengojek online malah marah-marah, protes dan ngajakin ribut saat diusir.

"Mereka protes saat kami tertibkan, dengan alasan sudah dilegalkan pemerintah. Kendalanya kita tidak punya kewenangan menindak untuk alat transportasinya, paling kami usir," jelas Edy, di kantornya, Rabu (30/9/2015).

Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahkan pengojek online malah mengusulkan agar pihak kecamatan memberi fasilitas dan melindungi ojek aplikasi. "Katanya tidak mungkin keliling selama 12 jam, sehingga mereka butuh tempat istirahat," ujar Edy.

Meskipun begitu, Edy memerintahkan Satpol PP Kecamatan Kebayoran Baru untuk mencegah trotoar, taman, dan bahu jalan di wilayahnya dijadikan pangkalan ojek.

"Saya sudah perintahkan Satpol PP untuk usir mereka. Seperti di Jalan Cipaku dekat Pasar Santa ada ratusan sudah kami usir, dan di Taman Tumbuh Kembang Jalan Pakubuwono. Karena kalau dibiarkan semakin penuh," pungkas Edy.

Narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...b-aturan/10512

dah mulai rame dah susah ngaturnya