- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kronologi oknum Brimob kawal hingga bawa kabur uang Rp 4,8 miliar


TS
buwas.sekale
Kronologi oknum Brimob kawal hingga bawa kabur uang Rp 4,8 miliar
Quote:
Kronologi oknum Brimob kawal hingga bawa kabur uang Rp 4,8 miliar
Reporter : Parwito | Rabu, 30 September 2015 00:09

Mobil pengangkut uang yang dirampok oknum Brimob. ©2015 Merdeka.com/parwito
Merdeka.com - Oknum Brimob Polda Jateng, Brigadir Supriyanto diduga terlibat dalam aksi perampokan sebesar Rp 4,8 miliar. Saat itu, Supriyanto tengah melakukan pengawalan sebuah jasa pengiriman uang PT Advantage Semarang.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto, menegaskan pihaknya hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap oknum Brimob Srondol, Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut.
"Dikejar sampai ketemu. Tinggal menunggu waktu saja," tegas Liliek.
Liliek menjelaskan, di dalam mobil jasa pengiriman uang milik PT Advantage tersebut terdapat tiga orang. "Mereka berangkat bertiga ke Solo. Dua karyawan, dan satu pengawal dari anggota Brimob Srondol," jelasnya.
Liliek juga membenarkan bila oknum anggota Brimob itu sedang melakukan pengawalan terhadap mobil jasa pengiriman uang tersebut.
Berikut kronologi peristiwa perampokan tersebut yang diungkapkan sumber merdeka.com di kepolisian:
Pukul 07.00 WIB
Saat itu mobil Suzuki Grand Max warna silver nomor polisi G 9141 HC, berangkat dari kantor PT Advantage di Jalan Karanganyar Gunung, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Di dalam mobil tersebut terdapat tiga orang, masing-masing, dua orang karyawan, yakni bernama Frendy Agus Irawan dan Tri Ivan, serta dikawal oleh pelaku, oknum anggota Brimob Polda Jateng, Brigadir Supriyanto," kata sumber kepada merdeka.com, Selasa (29/9).
Pukul 10.00 WIB
Rombongan tiba di Solo untuk kemudian melanjutkan perjalanan mengambil uang di beberapa lokasi lainnya.
Rute pengambilan uang tersebut di antaranya TimeZone (SGM), Lottemart, Centro & Starbuck (Mall Paragon), Trihamas Finance, CIMB Niaga, Bank Permata Klewer dan Solo Baru, serta Uri Sumoharjo.
"Setelah itu, rombongan tersebut sempat transit ke kantor PT Advantage cabang Solo dengan membawa uang yang terkumpul kurang lebih Rp 4,8 miliar," ujarnya.
Kemudian, uang tersebut dimaksudkan untuk dibawa pulang ke kantor PT Advantage di Kota Semarang.
Pukul 18.00 WIB
Di tengah perjalanan, rombongan memutuskan untuk mampir ke rumah Ngatimin yang merupakan warga Desa Candi Ampel, Boyolali. Karyawan, Frendy Agus Irawan bermaksud akan menagih uang senilai Rp 3,5 juta kepada Ngatimin.
Namun dalam kesempatan itu, Ngatimin ternyata tidak berada di rumah. Diduga Brigadir Supriyanto telah merencanakan niat jahat tersebut sebelumnya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Brigadir Supriyanto.
Ia menelepon rekannya (belum diketahui identitasnya). Supriyanto beralasan jika Ngatimin sudah diamankan oleh rekannya itu.
Brigadir Supriyanto kemudian mengajak Frendy Agus Irawan untuk pergi membawa mobil berisi uang miliaran tersebut, untuk menemui rekan pelaku. Sebab, posisi Ngatimin, menurut penjelasan Supriyanto kepada Frendy, telah diamankan di sebuah tempat. Sedangkan karyawan Tri Ivan diminta tetap menunggu di rumah Ngatimin.
Pukul 18.30 WIB
Rombongan tiba di lokasi penggilingan padi "Hendra Setia" di Desa Kwagean, Tengaran, Kabupaten Semarang, tiba-tiba Brigadir Supriyanto menodongkan senjata laras panjang jenis SS1.
Brigadir Supriyanto juga menyekap Frendy dan mengikat mulutnya menggunakan lakban. Ternyata sudah ada seorang rekan pelaku lainnya yang menunggu menggunakan mobil jenis Toyota Avanza.
Uang tunai Rp 4,8 miliar yang berada di dalam mobil pengangkut uang, Suzuki Grand Max silver G 9141 HC, dipindahkan oleh Brigadir Supriyanto ke mobil Toyota Avanza. Usai menggasak uang tersebut, Brigadir Supriyanto bersama temannya bergegas kabur.
Sedangkan karyawan Frendy ditinggalkan di lokasi kejadian dalam kondisi terikat. Bahkan senjata api milik Brigadir Supriyanto tertinggal di dalam mobil pengangkut uang tersebut.
Reporter : Parwito | Rabu, 30 September 2015 00:09

Mobil pengangkut uang yang dirampok oknum Brimob. ©2015 Merdeka.com/parwito
Merdeka.com - Oknum Brimob Polda Jateng, Brigadir Supriyanto diduga terlibat dalam aksi perampokan sebesar Rp 4,8 miliar. Saat itu, Supriyanto tengah melakukan pengawalan sebuah jasa pengiriman uang PT Advantage Semarang.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto, menegaskan pihaknya hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap oknum Brimob Srondol, Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut.
"Dikejar sampai ketemu. Tinggal menunggu waktu saja," tegas Liliek.
Liliek menjelaskan, di dalam mobil jasa pengiriman uang milik PT Advantage tersebut terdapat tiga orang. "Mereka berangkat bertiga ke Solo. Dua karyawan, dan satu pengawal dari anggota Brimob Srondol," jelasnya.
Liliek juga membenarkan bila oknum anggota Brimob itu sedang melakukan pengawalan terhadap mobil jasa pengiriman uang tersebut.
Berikut kronologi peristiwa perampokan tersebut yang diungkapkan sumber merdeka.com di kepolisian:
Pukul 07.00 WIB
Saat itu mobil Suzuki Grand Max warna silver nomor polisi G 9141 HC, berangkat dari kantor PT Advantage di Jalan Karanganyar Gunung, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Di dalam mobil tersebut terdapat tiga orang, masing-masing, dua orang karyawan, yakni bernama Frendy Agus Irawan dan Tri Ivan, serta dikawal oleh pelaku, oknum anggota Brimob Polda Jateng, Brigadir Supriyanto," kata sumber kepada merdeka.com, Selasa (29/9).
Pukul 10.00 WIB
Rombongan tiba di Solo untuk kemudian melanjutkan perjalanan mengambil uang di beberapa lokasi lainnya.
Rute pengambilan uang tersebut di antaranya TimeZone (SGM), Lottemart, Centro & Starbuck (Mall Paragon), Trihamas Finance, CIMB Niaga, Bank Permata Klewer dan Solo Baru, serta Uri Sumoharjo.
"Setelah itu, rombongan tersebut sempat transit ke kantor PT Advantage cabang Solo dengan membawa uang yang terkumpul kurang lebih Rp 4,8 miliar," ujarnya.
Kemudian, uang tersebut dimaksudkan untuk dibawa pulang ke kantor PT Advantage di Kota Semarang.
Pukul 18.00 WIB
Di tengah perjalanan, rombongan memutuskan untuk mampir ke rumah Ngatimin yang merupakan warga Desa Candi Ampel, Boyolali. Karyawan, Frendy Agus Irawan bermaksud akan menagih uang senilai Rp 3,5 juta kepada Ngatimin.
Namun dalam kesempatan itu, Ngatimin ternyata tidak berada di rumah. Diduga Brigadir Supriyanto telah merencanakan niat jahat tersebut sebelumnya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Brigadir Supriyanto.
Ia menelepon rekannya (belum diketahui identitasnya). Supriyanto beralasan jika Ngatimin sudah diamankan oleh rekannya itu.
Brigadir Supriyanto kemudian mengajak Frendy Agus Irawan untuk pergi membawa mobil berisi uang miliaran tersebut, untuk menemui rekan pelaku. Sebab, posisi Ngatimin, menurut penjelasan Supriyanto kepada Frendy, telah diamankan di sebuah tempat. Sedangkan karyawan Tri Ivan diminta tetap menunggu di rumah Ngatimin.
Pukul 18.30 WIB
Rombongan tiba di lokasi penggilingan padi "Hendra Setia" di Desa Kwagean, Tengaran, Kabupaten Semarang, tiba-tiba Brigadir Supriyanto menodongkan senjata laras panjang jenis SS1.
Brigadir Supriyanto juga menyekap Frendy dan mengikat mulutnya menggunakan lakban. Ternyata sudah ada seorang rekan pelaku lainnya yang menunggu menggunakan mobil jenis Toyota Avanza.
Uang tunai Rp 4,8 miliar yang berada di dalam mobil pengangkut uang, Suzuki Grand Max silver G 9141 HC, dipindahkan oleh Brigadir Supriyanto ke mobil Toyota Avanza. Usai menggasak uang tersebut, Brigadir Supriyanto bersama temannya bergegas kabur.
Sedangkan karyawan Frendy ditinggalkan di lokasi kejadian dalam kondisi terikat. Bahkan senjata api milik Brigadir Supriyanto tertinggal di dalam mobil pengangkut uang tersebut.
http://www.merdeka.com/peristiwa/kro...48-miliar.html
Quote:
Senjata oknum Brimob bawa kabur Rp 4,8 m tertinggal di mobil korban
Reporter : Parwito | Selasa, 29 September 2015 23:48

Mobil pengangkut uang yang dirampok oknum Brimob. ©2015 merdeka.com/parwito
Merdeka.com - Polda Jateng masih memburu Brigadir Supriyanto, oknum Brimob yang disebut-sebut membawa kabur uang sebesar Rp 4,8 miliar milik perusahaan jasa pengangkutan uang PT Advantage. Rupanya usai merampok, Supriyanto lupa membawa senjata laras panjang yang ia gunakan untuk menodong korban sehingga tertinggal di dalam mobil pengangkut uang, Suzuki Grand Max warna silver bernopol G-9141-HC.
Menurut salah satu sumber merdeka.com di kepolisian, ketika itu Supriyanto yang tengah melakukan pengawalan terhadap mobil tersebut memang membawa senjata laras panjang jenis SS1.
"Diduga, Brigadir Supriyanto buru-buru dan panik, sehingga senjata tersebut tertinggal. Ia juga sempat menyekap Frendy Agus Irawan, dan mengikatnya menggunakan lakban," ungkap sumber kepada merdeka.com, Selasa (29/9).
Ia menjelaskan jika uang yang dibawa kabur Brigadir Supriyanto dipindahkan dari Suzuki Grand Max ke sebuah Toyota Avanza yang sudag disiapkan oleh temannya. Kemudian, keduanya langsung, sedangkan korban, Frendy Agus Irawan, ditinggalkan di lokasi kejadian.
Aksi perampokan itu terjadi di dekat penggilingan padi "Hendra Setia", Desa Kwagean, Tengaran, Kabupaten Semarang, Senin (28/9) sekitar pukul 18.30 WIB.
Brigadir Supriyanto sendiri merupakan anggota polisi yang ditugaskan melakukan pengawalan mobil jasa pengiriman uang tersebut.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto, menegaskan pihaknya hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap oknum Brimob Srondol, Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut.
"Dikejar sampai ketemu. Tinggal menunggu waktu saja," tegas Liliek.
Liliek menjelaskan, di dalam mobil jasa pengiriman uang milik PT Advantage tersebut terdapat tiga orang. "Mereka berangkat bertiga ke Solo. Dua karyawan, dan satu pengawal dari anggota Brimob Srondol," jelasnya.
Liliek juga membenarkan bila oknum anggota Brimob itu sedang melakukan pengawalan terhadap mobil jasa pengiriman uang tersebut.
Hal itu disayangkan oleh Liliek, sebab seharusnya oknum polisi itu melakukan pengawalan agar aman, tapi malah berbuat seperti itu.
Reporter : Parwito | Selasa, 29 September 2015 23:48

Mobil pengangkut uang yang dirampok oknum Brimob. ©2015 merdeka.com/parwito
Merdeka.com - Polda Jateng masih memburu Brigadir Supriyanto, oknum Brimob yang disebut-sebut membawa kabur uang sebesar Rp 4,8 miliar milik perusahaan jasa pengangkutan uang PT Advantage. Rupanya usai merampok, Supriyanto lupa membawa senjata laras panjang yang ia gunakan untuk menodong korban sehingga tertinggal di dalam mobil pengangkut uang, Suzuki Grand Max warna silver bernopol G-9141-HC.
Menurut salah satu sumber merdeka.com di kepolisian, ketika itu Supriyanto yang tengah melakukan pengawalan terhadap mobil tersebut memang membawa senjata laras panjang jenis SS1.
"Diduga, Brigadir Supriyanto buru-buru dan panik, sehingga senjata tersebut tertinggal. Ia juga sempat menyekap Frendy Agus Irawan, dan mengikatnya menggunakan lakban," ungkap sumber kepada merdeka.com, Selasa (29/9).
Ia menjelaskan jika uang yang dibawa kabur Brigadir Supriyanto dipindahkan dari Suzuki Grand Max ke sebuah Toyota Avanza yang sudag disiapkan oleh temannya. Kemudian, keduanya langsung, sedangkan korban, Frendy Agus Irawan, ditinggalkan di lokasi kejadian.
Aksi perampokan itu terjadi di dekat penggilingan padi "Hendra Setia", Desa Kwagean, Tengaran, Kabupaten Semarang, Senin (28/9) sekitar pukul 18.30 WIB.
Brigadir Supriyanto sendiri merupakan anggota polisi yang ditugaskan melakukan pengawalan mobil jasa pengiriman uang tersebut.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Alloysius Liliek Darmanto, menegaskan pihaknya hingga kini masih melakukan pengejaran terhadap oknum Brimob Srondol, Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut.
"Dikejar sampai ketemu. Tinggal menunggu waktu saja," tegas Liliek.
Liliek menjelaskan, di dalam mobil jasa pengiriman uang milik PT Advantage tersebut terdapat tiga orang. "Mereka berangkat bertiga ke Solo. Dua karyawan, dan satu pengawal dari anggota Brimob Srondol," jelasnya.
Liliek juga membenarkan bila oknum anggota Brimob itu sedang melakukan pengawalan terhadap mobil jasa pengiriman uang tersebut.
Hal itu disayangkan oleh Liliek, sebab seharusnya oknum polisi itu melakukan pengawalan agar aman, tapi malah berbuat seperti itu.
http://www.merdeka.com/peristiwa/sen...il-korban.html
makanya tak heran banyak perusahaan ogah dikawal polkis

0
6.4K
Kutip
61
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan