- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi akan Laksanakan Wasiat Gus Dur Kembalikan INDOSAT yg Dijual Mega


TS
jamil4h
Jokowi akan Laksanakan Wasiat Gus Dur Kembalikan INDOSAT yg Dijual Mega
Jokowi: Beli Indosat Enggak Sulit
24 Juni 2014 07:49 WIB
Metrotvnews.com, Pontianak: Tidak sulit membeli kembali PT Indosat yang kini milik investor asing. Sepanjang negara ada dananya dan tidak membuat tekor anggaran negara.
"Ada kausul buy back, tentu saja kalau harganya wajar. Membeli Indosat bukan sesuatu yang sulit.Artinya kalau ada uang bisa beli sekarang. Lihat lagi anggarannya, Defisit tidak," ujar Jokowi.
Membeli kembali PT Indosat bisa dilakukan bila ekonomi nasional tumbuh di atas 7%. Perusahaan telekomunikasi ini mempunyai infrastruktur strategis, seperti satelit, jaringan SLI dan layanan internet. Capres PDI-P-NasDem-PKB-Hanura-PKPI ini menyatakan PT Indosat dijual oleh pemerintahan Megawati buat menutupi defisit anggaran negara akibat krisis ekonomi 1998.
Konteks tersebut yang harus dipahami masyarakat luas. "Dalam posisi krisis kita harus punya pikiran mana yang baik untuk negara, karena negara butuh uang untuk menjalankan roda pemerintah," ujar Jokowi di Pondok Kakap, Jl Ismail Marzuki, Pontianak, Senin (24/6/2014).
"Penjualan itu bukan kepentingan pribadi, tetapi sudah mendapat persetujuan dari MPR dan DPR," tegasnya. Isu penjualan PT Indosat ditanya Prabowo dalam debat capres, Minggu (23/6/2014). Banyak yang kecam penjualan tersebut karena harganya yang terlalu murah.
http://m.metrotvnews.com/read/2014/06/24/256516
Gus Dur: Kembalikan Indosat dan Telkomsel
Sebagai Aset Bangsa
Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
menegaskan dukungannya terhadap upaya pembelian kembali (buy back) saham Indosat dan Telkomsel dari tangan perusahaan Singapura, Temasek Holding. Kepada pers di Jakarta, Selasa, Gus Dur menyatakan penguasaan sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak oleh pihak asing sangat merugikan, bahkan membahayakan negara.
Bahkan, kata Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC) yang berbeda sistem sama-sama tidak membiarkan usaha telekomunikasinya dikendalikan dan dikuasai pihak lain demi kepentingan bangsanya. "Untuk itu, saya menganjurkan pembelian kembali sahamTemasek Holding pada Telkomsel dan Indosat oleh negara atau usaha nasional segera dilakukan.
Hal ini juga sangat baik bagi hubungan Singapura-Republik Indonesia di masa depan," kata Gus Dur. Ia mengakui, ketika menjabat Presiden sudah ada usaha modal asing yang ingin menanamkan investasi pada PT Telkomsel melalui pembelian saham. Namun, tambah Gus Dur, saat itu ia mengarahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijabat Rozy Munir, agar memberikan kesempatan kepada modal nasional.
"Kalau tidak salah, PT Setdco Megacell Asia berminat di bidang ini. Saya tidak tahu mengapa hal itu tidak terlaksana," katanya. PT Setdco Megacell adalah salah satu perusahaan milik pengusaha dan budayawan nasional, Setiawan Djody. Rozy Munir membenarkan adanya keinginan pengusaha Setiawan Djody membeli saham Telkom pada Telkomsel. Bahkan, katanya, saat itu Setiawan Djody berkirim surat padanya. Membalas surat Djody, kata Rozy, ia menyatakan bahwa pihak Setdco akan diajak berembug sebagai pemegang saham minoritas.
Menurut Rozy, saat itu dibentuk tim inter-departemen untuk menangani restrukturisasi saham Telkomsel. Menurut Rozy, saat itu pihaknya sangat berhati-hati terkait rencana privatisasi sektor telekomunikasi, karena menyangkut hajat hidup orang banyak sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"Di kemudian hari setelah saya tidak menjabat
sebagai Menteri Negara BUMN, ternyata kebijakan dan akibat hukum privatisasi Telkomsel tidak sejalan dengan pemikiran Gus Dur," katanya. Salah seorang Ketua Pengurus PBNU itu berharap, ada pemahaman dan toleransi Pemerintah Singapura sehingga menyelesaikan persoalan itu sesuai dengan penyelesaian yang bijaksana dan tidak menjadi kasus hukum.
Sementara itu, Setiawan Djody menegaskan, keinginan pihaknya membeli saham Temasek di Telkomsel bukan semata untuk kepentingan bisnis, namun lebih demi alasan nasionalisme.
"Ini bukan soal dagang biasa. Kepemilikan saya itu nomor dua. Soal harus 'joint' dengan karyawan Telkom dan Telkomsel itu nomor dua Yang nomor satu adalah ini soal nasionalisme," katanya. Djody menambahkan, pihaknya telah menyediakan dana senilai 1,6 miliar dolar AS untuk membeli 35 persen saham Telkomsel yang dimiliki SingTel, anak perusahaan Temasek Saham sejumlah itu dulunya dibeli Singtel senilai 1,03 miliar dolar AS.
http://m.antaranews.com/berita/68701/gus-dur-kembalikan-indosat-dan-telkomsel-sebagai-aset-bangsa
----------------
KPK seharusnya bisa mengangkat kasus ini sama halnya dengan kasus BLBI atau korupsi pajak Dirjen Pajak tahun 2004 lalu itu

24 Juni 2014 07:49 WIB
Metrotvnews.com, Pontianak: Tidak sulit membeli kembali PT Indosat yang kini milik investor asing. Sepanjang negara ada dananya dan tidak membuat tekor anggaran negara.
"Ada kausul buy back, tentu saja kalau harganya wajar. Membeli Indosat bukan sesuatu yang sulit.Artinya kalau ada uang bisa beli sekarang. Lihat lagi anggarannya, Defisit tidak," ujar Jokowi.
Membeli kembali PT Indosat bisa dilakukan bila ekonomi nasional tumbuh di atas 7%. Perusahaan telekomunikasi ini mempunyai infrastruktur strategis, seperti satelit, jaringan SLI dan layanan internet. Capres PDI-P-NasDem-PKB-Hanura-PKPI ini menyatakan PT Indosat dijual oleh pemerintahan Megawati buat menutupi defisit anggaran negara akibat krisis ekonomi 1998.
Konteks tersebut yang harus dipahami masyarakat luas. "Dalam posisi krisis kita harus punya pikiran mana yang baik untuk negara, karena negara butuh uang untuk menjalankan roda pemerintah," ujar Jokowi di Pondok Kakap, Jl Ismail Marzuki, Pontianak, Senin (24/6/2014).
"Penjualan itu bukan kepentingan pribadi, tetapi sudah mendapat persetujuan dari MPR dan DPR," tegasnya. Isu penjualan PT Indosat ditanya Prabowo dalam debat capres, Minggu (23/6/2014). Banyak yang kecam penjualan tersebut karena harganya yang terlalu murah.
http://m.metrotvnews.com/read/2014/06/24/256516
Gus Dur: Kembalikan Indosat dan Telkomsel
Sebagai Aset Bangsa
Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
menegaskan dukungannya terhadap upaya pembelian kembali (buy back) saham Indosat dan Telkomsel dari tangan perusahaan Singapura, Temasek Holding. Kepada pers di Jakarta, Selasa, Gus Dur menyatakan penguasaan sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak oleh pihak asing sangat merugikan, bahkan membahayakan negara.
Bahkan, kata Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC) yang berbeda sistem sama-sama tidak membiarkan usaha telekomunikasinya dikendalikan dan dikuasai pihak lain demi kepentingan bangsanya. "Untuk itu, saya menganjurkan pembelian kembali sahamTemasek Holding pada Telkomsel dan Indosat oleh negara atau usaha nasional segera dilakukan.
Hal ini juga sangat baik bagi hubungan Singapura-Republik Indonesia di masa depan," kata Gus Dur. Ia mengakui, ketika menjabat Presiden sudah ada usaha modal asing yang ingin menanamkan investasi pada PT Telkomsel melalui pembelian saham. Namun, tambah Gus Dur, saat itu ia mengarahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijabat Rozy Munir, agar memberikan kesempatan kepada modal nasional.
"Kalau tidak salah, PT Setdco Megacell Asia berminat di bidang ini. Saya tidak tahu mengapa hal itu tidak terlaksana," katanya. PT Setdco Megacell adalah salah satu perusahaan milik pengusaha dan budayawan nasional, Setiawan Djody. Rozy Munir membenarkan adanya keinginan pengusaha Setiawan Djody membeli saham Telkom pada Telkomsel. Bahkan, katanya, saat itu Setiawan Djody berkirim surat padanya. Membalas surat Djody, kata Rozy, ia menyatakan bahwa pihak Setdco akan diajak berembug sebagai pemegang saham minoritas.
Menurut Rozy, saat itu dibentuk tim inter-departemen untuk menangani restrukturisasi saham Telkomsel. Menurut Rozy, saat itu pihaknya sangat berhati-hati terkait rencana privatisasi sektor telekomunikasi, karena menyangkut hajat hidup orang banyak sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"Di kemudian hari setelah saya tidak menjabat
sebagai Menteri Negara BUMN, ternyata kebijakan dan akibat hukum privatisasi Telkomsel tidak sejalan dengan pemikiran Gus Dur," katanya. Salah seorang Ketua Pengurus PBNU itu berharap, ada pemahaman dan toleransi Pemerintah Singapura sehingga menyelesaikan persoalan itu sesuai dengan penyelesaian yang bijaksana dan tidak menjadi kasus hukum.
Sementara itu, Setiawan Djody menegaskan, keinginan pihaknya membeli saham Temasek di Telkomsel bukan semata untuk kepentingan bisnis, namun lebih demi alasan nasionalisme.
"Ini bukan soal dagang biasa. Kepemilikan saya itu nomor dua. Soal harus 'joint' dengan karyawan Telkom dan Telkomsel itu nomor dua Yang nomor satu adalah ini soal nasionalisme," katanya. Djody menambahkan, pihaknya telah menyediakan dana senilai 1,6 miliar dolar AS untuk membeli 35 persen saham Telkomsel yang dimiliki SingTel, anak perusahaan Temasek Saham sejumlah itu dulunya dibeli Singtel senilai 1,03 miliar dolar AS.
http://m.antaranews.com/berita/68701/gus-dur-kembalikan-indosat-dan-telkomsel-sebagai-aset-bangsa
----------------
KPK seharusnya bisa mengangkat kasus ini sama halnya dengan kasus BLBI atau korupsi pajak Dirjen Pajak tahun 2004 lalu itu

Diubah oleh jamil4h 24-06-2014 10:54
0
3.2K
26


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan