- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Terpaksa Injak Orang Bergelimpangan di Jalan Demi Selamatkan Diri dan Istri


TS
hadji.lulungan
Terpaksa Injak Orang Bergelimpangan di Jalan Demi Selamatkan Diri dan Istri
Quote:
Ibadah Haji 2015
Terpaksa Injak Orang Bergelimpangan di Jalan Demi Selamatkan Diri dan Istri
Senin, 28 September 2015 17:09 WIB
Adi Suhendi/Tribunnews.com

Yusuf Herpandi (53) bersama isterinya Nani Rukmini (kanan) sedang beristirahat bersama teman satu kamarnya Sanip (43) beserta isterinya Sulaeha (kiri) di pemodokan di Mekkah, Senin (28/9/2015). Dua pasang suami isteri tersebut merupakan jemaah yang selamat dalam tragedi Mina.
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Sanip begitu sigap melindungi sang istri saat tragedi Mina terjadi di depan matanya. Ia berada di tengah-tengah ribuan orang yang berjubel di Jalan 204.
Diceritakan pria asal Paiton, Probolinggo, Jawa Timur tersebut dirinya bersama isteri selamat dari tragedi maut tersebut setelah naik ke pagar dan mengamankan diri di atas tenda jemaah yang berada di jalan tersebut.
Memang Sanip menjaga sang istri di tengah ribuan orang yang berjubel, meskipun badannya kecil ia berada dibelakang istrinya dan melidungi istrinya Sulaeha dengan kedua tangannya.
“Isteri ada di depan saya, sudah saya lindungi isteri saya karena takut (isteri) hilang dan takut terlepas,” kata Sanip saat ditemui tribun di pemondokannya Hotel Tsarawat Al Syisyah, Mekkah, Senin (28/9/2015).
Posisinya sangat sulit untuk keluar dari kerumunan orang tersebut, ia bersama isterinya sulit bergerak. Bahkan bila mereka terjatuh pun sudah barang tentu petaka akan menimpanya terinjak-injak jemaah lain.
Ia bersama sang isteri hanya mengikuti gerakan orang yang berjubel mengingat di bawahnya pun sudah banyak orang yang bergelimpangan “Tidak tahu apakah mereka sudah mati atau tidak,” katanya.
Sedikit demi sedikit akhirnya pria berusia 43 tahun tersebut mampu ke pinggi bersama isterinya kemudian mendekati pagar.
Sanip pun dengan kekuatan yang ada menopang sang istri untuk naik ke atas pagar dan tenda dengan pundaknya. Akhirnya Sulaeha bisa naik ke atas tenda.
Setelah isterinya selamat, lantas pria yang berkaos putih tersebut pun memanjat pagar hingga sampai ke atas tenda jemaah Negara lain.
“Saya naikkan istri saya dengan pertopang pada pundak saya. Sementara pun saat ke pinggi banyak menginjak orang yang sudah berada di bawah. Tidak tahu apakah orang-orang tersebut sudah mati atau belum,” ungkapnya.
Ia pun berada di atas tenda sampai suasana ricuh pun mereda. Selama berlangsung kericuhan yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia tersebut dirinya hanya mendengar raungan dan rintihan orang-orang yang terinjak-injak.
“Suaranya orang-orang yang terinjak-injak tersebut sembarangan, suaranya seperti orang yang sedang terbakar,” ungkapnya.
Dirinya sempat berpikir kecil harapan hidup bagi dirinya, tetapi Allah masih memberikankesempatan kepadanya untuk hidup dan menjalankan ibadah haji hingga tuntas.
“Memang usahanya luar biasa, saya tidak tega bila melihat kejadian seperti itu lagi.Alhamdulillah saya masih hidup,” ucapnya.
Setelah beberapa saat dirinya pun melihat jenazah bergelimpangan di jalan tersebut dan dirapihkan petugas Arab Saudi.“
Sangat banyak, kebanyakan yang saya lihat itu yang berkulit hitam,” katanya.
Terpaksa Injak Orang Bergelimpangan di Jalan Demi Selamatkan Diri dan Istri
Senin, 28 September 2015 17:09 WIB
Adi Suhendi/Tribunnews.com

Yusuf Herpandi (53) bersama isterinya Nani Rukmini (kanan) sedang beristirahat bersama teman satu kamarnya Sanip (43) beserta isterinya Sulaeha (kiri) di pemodokan di Mekkah, Senin (28/9/2015). Dua pasang suami isteri tersebut merupakan jemaah yang selamat dalam tragedi Mina.
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Sanip begitu sigap melindungi sang istri saat tragedi Mina terjadi di depan matanya. Ia berada di tengah-tengah ribuan orang yang berjubel di Jalan 204.
Diceritakan pria asal Paiton, Probolinggo, Jawa Timur tersebut dirinya bersama isteri selamat dari tragedi maut tersebut setelah naik ke pagar dan mengamankan diri di atas tenda jemaah yang berada di jalan tersebut.
Memang Sanip menjaga sang istri di tengah ribuan orang yang berjubel, meskipun badannya kecil ia berada dibelakang istrinya dan melidungi istrinya Sulaeha dengan kedua tangannya.
“Isteri ada di depan saya, sudah saya lindungi isteri saya karena takut (isteri) hilang dan takut terlepas,” kata Sanip saat ditemui tribun di pemondokannya Hotel Tsarawat Al Syisyah, Mekkah, Senin (28/9/2015).
Posisinya sangat sulit untuk keluar dari kerumunan orang tersebut, ia bersama isterinya sulit bergerak. Bahkan bila mereka terjatuh pun sudah barang tentu petaka akan menimpanya terinjak-injak jemaah lain.
Ia bersama sang isteri hanya mengikuti gerakan orang yang berjubel mengingat di bawahnya pun sudah banyak orang yang bergelimpangan “Tidak tahu apakah mereka sudah mati atau tidak,” katanya.
Sedikit demi sedikit akhirnya pria berusia 43 tahun tersebut mampu ke pinggi bersama isterinya kemudian mendekati pagar.
Sanip pun dengan kekuatan yang ada menopang sang istri untuk naik ke atas pagar dan tenda dengan pundaknya. Akhirnya Sulaeha bisa naik ke atas tenda.
Setelah isterinya selamat, lantas pria yang berkaos putih tersebut pun memanjat pagar hingga sampai ke atas tenda jemaah Negara lain.
“Saya naikkan istri saya dengan pertopang pada pundak saya. Sementara pun saat ke pinggi banyak menginjak orang yang sudah berada di bawah. Tidak tahu apakah orang-orang tersebut sudah mati atau belum,” ungkapnya.
Ia pun berada di atas tenda sampai suasana ricuh pun mereda. Selama berlangsung kericuhan yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia tersebut dirinya hanya mendengar raungan dan rintihan orang-orang yang terinjak-injak.
“Suaranya orang-orang yang terinjak-injak tersebut sembarangan, suaranya seperti orang yang sedang terbakar,” ungkapnya.
Dirinya sempat berpikir kecil harapan hidup bagi dirinya, tetapi Allah masih memberikankesempatan kepadanya untuk hidup dan menjalankan ibadah haji hingga tuntas.
“Memang usahanya luar biasa, saya tidak tega bila melihat kejadian seperti itu lagi.Alhamdulillah saya masih hidup,” ucapnya.
Setelah beberapa saat dirinya pun melihat jenazah bergelimpangan di jalan tersebut dan dirapihkan petugas Arab Saudi.“
Sangat banyak, kebanyakan yang saya lihat itu yang berkulit hitam,” katanya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...n-istri?page=3
Quote:
Riyadh al-Shalihin 244
وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهما أَن رَسُوْلَ الله صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلم قَالَ :
المُسْلِمُ أَخُــو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ . وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمنْ فَرجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ .
مُتفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibn Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Seorang muslim adalah saudaranya orang muslim lainnya, ia tidak menzaliminya,tidak pula menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, maka Allah akan memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barangsiapa melapangkan kepada seseorang muslim satu kesusahannya, maka Allah akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seseorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.
(Muttafaq 'alaih)
وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهما أَن رَسُوْلَ الله صَلى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلم قَالَ :
المُسْلِمُ أَخُــو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ . وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ، وَمنْ فَرجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ .
مُتفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Ibn Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Seorang muslim adalah saudaranya orang muslim lainnya, ia tidak menzaliminya,tidak pula menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, maka Allah akan memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barangsiapa melapangkan kepada seseorang muslim satu kesusahannya, maka Allah akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seseorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.
(Muttafaq 'alaih)
Quote:
‘Seandainya saya tidak melakukannya?’ Beliau menjawab, ‘Hendaknya kamu menolong orang yang sedang bekerja atau berbuat sesuatu yang tertimpa (musibah) kebakaran.’ Lalu saya bertanya lagi, Bagaimana jika saya tidak mampu mengerjakan sesuatu?’ Beliau menjawab, ‘Tahanlah dirimu dari berbuat jahat kepada manusia, karena itu merupakan shadaqah’.”
sesama muslim itu WAJIB MENOLONG bukan WAJIB MENGINJEK demi selamatkan diri sendiri



0
8.5K
Kutip
114
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan