- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Inilah Dua Jurus Ngeles Jokowi Yang Paling Lihai!
TS
hamizan77
Inilah Dua Jurus Ngeles Jokowi Yang Paling Lihai!
1. Ngeles Anti IMF
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan ia tidak bermaksud mengajak negara-negara di kawasan Asia Afrika untuk antipati terhadap lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan Asian Development Bank (ADB).
Ini disampaikan presiden menyusul muncul pertanyaan publik atas pidatonya di pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang meminta negara-negara tidak selalu bergantung pada tiga lembaga keuangan tersebut.
"Siapa yang bilang Indonesia anti-IMF. Siapa? Kita kan masih minjem uang ke sana," kata presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (26/4).
Sebelumnya dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan saat ini perlu ada reformasi keuangan global. Ia juga mengajak negara-negara di dunia membuang anggapan bahwa masalah ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan ADB.
Mantan Wali Kota Solo itu juga menegaskan, bahwa pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya kepada tiga lembaga keuangan internasional itu. Menurutnya, negara-negara Asia Afrika wajib membangun sebuah tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru.
Menurut Jokowi pidatonya soal keuangan dunia itu hanya pandangan dan harapan semata. Ia berharap tiga lembaga keuangan dunia itu lebih adil dalam menyikapi masalah ekonomi global.
"Itu sebuah pandangan bahwa perlu suatu tatanan keuangan global yang lebih baik dengan memperhatikan negara-negara miskin. Yang kurang dana juga diberikan suntikan. Jangan memberatkan negara miskin tapi berikan rangsangan untuk pertumbuhan ekonomi," tandas presiden. (flo/jpnn)
“The idea that the world’s economic problems can be solved only through the World Bank, IMF and ADB is obsolete and must be abandoned,”
kata siapa?
SEBELUMNYA....
Menurut Presiden Jokowi, negara-negara di kawasan Asia-Afrika harus membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka untuk kekuatan-kekuatan ekonomi baru. Jokowi mendesak dibukanya reformasi arsitektur keuangan global untuk menghilangkan dominasi kepentingan negara atas warga negara lain.
Asia-Afrika harus bisa lepas dari ketergantungan pada institusi keuangan global. "Pandangan yang mengatakan persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF (International Monetary Fund), dan ADB (Asian Development Bank) adalah pandangan usang yang perlu dibuang,"kata Jokowi saat membuka Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center di Senayan, Rabu, 22 April 2015.
anti imf
2. Ngeles September Meroket
Fastnews, Jakarta (17/9) – Masih segar dalam ingatan Rabu 5 Agustus di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo mengatakan jika ekomoni mulai meroket bulan September.
Jokowi mengatakan pertumbuhan pada semester kedua mulai merangkak naik karena berhubungan dengan penyerapan anggaran, baik APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota.
"Saya kan pernah memimpin di kota dan provinsi. Bergeraknya biasanya baru di Juni 2015 atau Juli 2015. Mulai agak meroket September-Oktober di 2015. Nah, pada November angkanya itu bisa begini," kata Jokowi seraya menjulurkan tangannya naik ke langit, dilansir Metrotvnews.
Namun dalam sebuah laman yang diberitakan Detikcom, Selasa (15/09), Jokowi membantah telah menyebutkan ekonomi meroket di bulan september. Jokowi mengklaim pemberitaan yang ada cuma mengedit dan memelintir pernyataannnya.
"Ada lagi yang lucu itu pernyataan saya ada yang edit-edit di internet. Dipotong pas kata-kata 'meroket-meroket' terus dibikin seolah-olah saya bilang ekonomi meroket. Padahal konteksnya saya bilang, kalau kondisi ini tidak diatasi, maka APBN akan terbebani karena harga-harga meroket," ungkap Jokowi saat berdialog dengan Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, (14/9) seperti dilansir Detikcom.
Padahal pernyataan ekonomi meroket September diekspos oleh media mainstream seperti Kompas, Metrotvnews dan Beritasatu dan masih banyak lagi yang bukan saja dalam bentuk berita tertulis, namun juga rekaman video.
roketnya dipelintir media
Padahal udah yakin september meroket
BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2015 akan berada di level 4,67 persen. Dia yakin angka itu akan melambung jauh pada semester kedua mulai bulan September.
"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).
Dia menganggap lambatnya pertumbuhan ekonomi hingga kuartal kedua ini karena serapan anggaran baik di tingkat pusat maupun daerah yang belum tersalurkan. Selain itu, ada juga faktor eksternal yang membuat negara-negara lain termasuk Indonesia mengalami perlambatan.
Namun, memasuki semester kedua, Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik. Saat ditanyakan apakah pemerintah optimistis hingga akhir tahun ini pertumbuhan bisa mencapai lebih dari 5 persen, Jokowi belum bisa memastikan. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi dipengaruhi banyak faktor.
"Banyak hal yang pengaruhi. Bukan hanya masalah serapan anggaran saja, tapi juga spending dari BUMN, belanja dari swasta. Itu pengaruh sekali. Jadi kalau bertanya seperti itu, jawabannya pada akhir Desember," kata Jokowi.
roket
Quote:
JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan ia tidak bermaksud mengajak negara-negara di kawasan Asia Afrika untuk antipati terhadap lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan Asian Development Bank (ADB).
Ini disampaikan presiden menyusul muncul pertanyaan publik atas pidatonya di pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang meminta negara-negara tidak selalu bergantung pada tiga lembaga keuangan tersebut.
"Siapa yang bilang Indonesia anti-IMF. Siapa? Kita kan masih minjem uang ke sana," kata presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (26/4).
Sebelumnya dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan saat ini perlu ada reformasi keuangan global. Ia juga mengajak negara-negara di dunia membuang anggapan bahwa masalah ekonomi dunia hanya dapat diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan ADB.
Mantan Wali Kota Solo itu juga menegaskan, bahwa pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya kepada tiga lembaga keuangan internasional itu. Menurutnya, negara-negara Asia Afrika wajib membangun sebuah tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru.
Menurut Jokowi pidatonya soal keuangan dunia itu hanya pandangan dan harapan semata. Ia berharap tiga lembaga keuangan dunia itu lebih adil dalam menyikapi masalah ekonomi global.
"Itu sebuah pandangan bahwa perlu suatu tatanan keuangan global yang lebih baik dengan memperhatikan negara-negara miskin. Yang kurang dana juga diberikan suntikan. Jangan memberatkan negara miskin tapi berikan rangsangan untuk pertumbuhan ekonomi," tandas presiden. (flo/jpnn)
Quote:
“The idea that the world’s economic problems can be solved only through the World Bank, IMF and ADB is obsolete and must be abandoned,”
kata siapa?
SEBELUMNYA....
Quote:
Menurut Presiden Jokowi, negara-negara di kawasan Asia-Afrika harus membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka untuk kekuatan-kekuatan ekonomi baru. Jokowi mendesak dibukanya reformasi arsitektur keuangan global untuk menghilangkan dominasi kepentingan negara atas warga negara lain.
Asia-Afrika harus bisa lepas dari ketergantungan pada institusi keuangan global. "Pandangan yang mengatakan persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF (International Monetary Fund), dan ADB (Asian Development Bank) adalah pandangan usang yang perlu dibuang,"kata Jokowi saat membuka Konferensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center di Senayan, Rabu, 22 April 2015.
anti imf
2. Ngeles September Meroket
Quote:
Fastnews, Jakarta (17/9) – Masih segar dalam ingatan Rabu 5 Agustus di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo mengatakan jika ekomoni mulai meroket bulan September.
Jokowi mengatakan pertumbuhan pada semester kedua mulai merangkak naik karena berhubungan dengan penyerapan anggaran, baik APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota.
"Saya kan pernah memimpin di kota dan provinsi. Bergeraknya biasanya baru di Juni 2015 atau Juli 2015. Mulai agak meroket September-Oktober di 2015. Nah, pada November angkanya itu bisa begini," kata Jokowi seraya menjulurkan tangannya naik ke langit, dilansir Metrotvnews.
Namun dalam sebuah laman yang diberitakan Detikcom, Selasa (15/09), Jokowi membantah telah menyebutkan ekonomi meroket di bulan september. Jokowi mengklaim pemberitaan yang ada cuma mengedit dan memelintir pernyataannnya.
"Ada lagi yang lucu itu pernyataan saya ada yang edit-edit di internet. Dipotong pas kata-kata 'meroket-meroket' terus dibikin seolah-olah saya bilang ekonomi meroket. Padahal konteksnya saya bilang, kalau kondisi ini tidak diatasi, maka APBN akan terbebani karena harga-harga meroket," ungkap Jokowi saat berdialog dengan Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, (14/9) seperti dilansir Detikcom.
Padahal pernyataan ekonomi meroket September diekspos oleh media mainstream seperti Kompas, Metrotvnews dan Beritasatu dan masih banyak lagi yang bukan saja dalam bentuk berita tertulis, namun juga rekaman video.
roketnya dipelintir media
Padahal udah yakin september meroket
Quote:
BOGOR, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2015 akan berada di level 4,67 persen. Dia yakin angka itu akan melambung jauh pada semester kedua mulai bulan September.
"Mulai agak meroket September, Oktober. Nah, pas November itu bisa begini (tangan menunjuk ke atas)," kata Jokowi di Istana Bogor, Rabu (5/8/2015).
Dia menganggap lambatnya pertumbuhan ekonomi hingga kuartal kedua ini karena serapan anggaran baik di tingkat pusat maupun daerah yang belum tersalurkan. Selain itu, ada juga faktor eksternal yang membuat negara-negara lain termasuk Indonesia mengalami perlambatan.
Namun, memasuki semester kedua, Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik. Saat ditanyakan apakah pemerintah optimistis hingga akhir tahun ini pertumbuhan bisa mencapai lebih dari 5 persen, Jokowi belum bisa memastikan. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi dipengaruhi banyak faktor.
"Banyak hal yang pengaruhi. Bukan hanya masalah serapan anggaran saja, tapi juga spending dari BUMN, belanja dari swasta. Itu pengaruh sekali. Jadi kalau bertanya seperti itu, jawabannya pada akhir Desember," kata Jokowi.
roket
0
3.8K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan