- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pria Ini Nangis Minta Dipenjara


TS
laksamanaxiaomi
Pria Ini Nangis Minta Dipenjara
Quote:
Tak Dipenjara kok Malah Nangis
MEDAN-PM
Berdalih tak sanggup lagi menjalani kerasnya hidup di luar, seorang pria pengangguran menangis dan meraung di kantor polisi. Ia minta petugas segera menjebloskannya ke hotel prodeo. Zulfan Afandi(32) warga Komplek Pemda, Tanjung Sari, Kec. Medan Sunggal, adalah nama pria yang sempat menggegerkan petugas Polsek Sunggal itu.
Keinginan Zulfan segera mendekam di bui ternyata bukan tanpa usaha. Buktinya Jumat (8/2) sekira pukul 11.00 WIB, diam-diam ia masuk ke rumah salah seorang warga di Pasar II, Tanjung Sari. Di sana, ia berhasil mencuri sebuah handphone dari atas meja. Pasca mencuri hape itu, Zulfan bukannya langsung kabur. Sebaliknya, ia malah menghampiri si pemilik rumah. Saat itu, Zulfan mengaku sudah mencuri. “Aku mengambil hape bapak, bawalah aku ke kantor polisi,” ucap Zulfan polos.
Mendengar itu, pria paruh baya yang belum diketahui identitasnya itu sontak terpelongok tak percaya. Ia baru yakin setelah Zulfan menunjukkan hape miliknya. Curiga, korban pun menghubungi polisi. Tak lama berselang, beberapa personel Polsek Sunggal tiba di lokasi dan mengamankan Zulfan. Tapi setiba di kantor polisi, korban enggan buat laporan. Alasannya, ia tak mau hapenya dijadikan barang bukti. Karena merasa tak dirugikan, korban memilih pulang meninggalkan Zulfan di kantor polisi.
Karena korban tak buat pengaduan, polisi yang tak bisa memproses kasus tersebut lantas menyuruh Zulfan pulang. Mendengar hal itu, Zulfan bukannya senang. Tapi pria bertato batik di kaki itu malah menolak angkat kaki. Ia memohon, agar polisi segera memenjarakannya. Sikap Zulfan sontak membuat polisi bingung. Apalagi Zulfan terus menangis sambil berguling-guling di lantai SPK Polsek Sunggal. “Penjarakan saja saya pak, nanti di luar saya malah mencuri lagi. Soalnya saya mau di dalam penjara saja,” pintanya dengan deraian air mata.
Bingung, Kapolsek Medan Sunggal Kompol Marthin Luther Dachi sempat menginterogasinya. Saat itu Zulfan mengaku orang tuanya sudah lama meninggal, dan ia juga mengidap HIV/AIDS. “Saya sakit HIV pak, kalau tidak percaya tanya saja dengan tante saya yang polwan, namanya Rosmaini,” tantang Zulfan. Mendengar hal itu, seorang polwan di sana yang kebetulan kenal lantas menghubungi Rosmaini. Dari pembicaraan via hape itu, Rosmaini mengakui kalau Zulfan adalah keponakannya. Tapi ia menyangkal Zulfan mengidap HIV.
Mendengar itu, dengan bujuk rayu, polisi kembali menyuruh Zulfan pulang. Anehnya, Zulfan malah ngaku tak punya ongkos, hingga orang nomor satu di Polsek Medan Sunggal itu terpaksa mengeluarkan dompet dan memberikan sejumlah uang pada Zulfan. Dengan wajah kecewa sembari meneteskan air mata, Zulfan pun beranjak pergi dari ruang SPK Polsek Sunggal. Rupanya ia tak langsung pulang, tapi memilih berdiri terpaku di pinggir jalan depan Polsek. Bebarapa menit mematung di sana, Zulfan kembali masuk ke kantor polisi dan mengajak kru koran ini berkonspirasi. “Abang pura-pura kurampok ya, biar aku bisa masuk penjara,” pintanya. Akhirnya, karena POSMETRO MEDAN menolak, dengan wajah murung, Zulfan pun pergi dari lokasi.(gus/deo)
Sumber
MEDAN-PM
Berdalih tak sanggup lagi menjalani kerasnya hidup di luar, seorang pria pengangguran menangis dan meraung di kantor polisi. Ia minta petugas segera menjebloskannya ke hotel prodeo. Zulfan Afandi(32) warga Komplek Pemda, Tanjung Sari, Kec. Medan Sunggal, adalah nama pria yang sempat menggegerkan petugas Polsek Sunggal itu.
Keinginan Zulfan segera mendekam di bui ternyata bukan tanpa usaha. Buktinya Jumat (8/2) sekira pukul 11.00 WIB, diam-diam ia masuk ke rumah salah seorang warga di Pasar II, Tanjung Sari. Di sana, ia berhasil mencuri sebuah handphone dari atas meja. Pasca mencuri hape itu, Zulfan bukannya langsung kabur. Sebaliknya, ia malah menghampiri si pemilik rumah. Saat itu, Zulfan mengaku sudah mencuri. “Aku mengambil hape bapak, bawalah aku ke kantor polisi,” ucap Zulfan polos.
Mendengar itu, pria paruh baya yang belum diketahui identitasnya itu sontak terpelongok tak percaya. Ia baru yakin setelah Zulfan menunjukkan hape miliknya. Curiga, korban pun menghubungi polisi. Tak lama berselang, beberapa personel Polsek Sunggal tiba di lokasi dan mengamankan Zulfan. Tapi setiba di kantor polisi, korban enggan buat laporan. Alasannya, ia tak mau hapenya dijadikan barang bukti. Karena merasa tak dirugikan, korban memilih pulang meninggalkan Zulfan di kantor polisi.
Karena korban tak buat pengaduan, polisi yang tak bisa memproses kasus tersebut lantas menyuruh Zulfan pulang. Mendengar hal itu, Zulfan bukannya senang. Tapi pria bertato batik di kaki itu malah menolak angkat kaki. Ia memohon, agar polisi segera memenjarakannya. Sikap Zulfan sontak membuat polisi bingung. Apalagi Zulfan terus menangis sambil berguling-guling di lantai SPK Polsek Sunggal. “Penjarakan saja saya pak, nanti di luar saya malah mencuri lagi. Soalnya saya mau di dalam penjara saja,” pintanya dengan deraian air mata.
Bingung, Kapolsek Medan Sunggal Kompol Marthin Luther Dachi sempat menginterogasinya. Saat itu Zulfan mengaku orang tuanya sudah lama meninggal, dan ia juga mengidap HIV/AIDS. “Saya sakit HIV pak, kalau tidak percaya tanya saja dengan tante saya yang polwan, namanya Rosmaini,” tantang Zulfan. Mendengar hal itu, seorang polwan di sana yang kebetulan kenal lantas menghubungi Rosmaini. Dari pembicaraan via hape itu, Rosmaini mengakui kalau Zulfan adalah keponakannya. Tapi ia menyangkal Zulfan mengidap HIV.
Mendengar itu, dengan bujuk rayu, polisi kembali menyuruh Zulfan pulang. Anehnya, Zulfan malah ngaku tak punya ongkos, hingga orang nomor satu di Polsek Medan Sunggal itu terpaksa mengeluarkan dompet dan memberikan sejumlah uang pada Zulfan. Dengan wajah kecewa sembari meneteskan air mata, Zulfan pun beranjak pergi dari ruang SPK Polsek Sunggal. Rupanya ia tak langsung pulang, tapi memilih berdiri terpaku di pinggir jalan depan Polsek. Bebarapa menit mematung di sana, Zulfan kembali masuk ke kantor polisi dan mengajak kru koran ini berkonspirasi. “Abang pura-pura kurampok ya, biar aku bisa masuk penjara,” pintanya. Akhirnya, karena POSMETRO MEDAN menolak, dengan wajah murung, Zulfan pun pergi dari lokasi.(gus/deo)
Sumber
Buat yang sudah terbiasa di penjara, memang kehidupan di penjara lumayan enak. Makan gratis, tak perlu pusing pikirin sewa rumah, sakit tinggal berobat gratis, banyak kawan pula

0
2.5K
Kutip
36
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan