http://www.wsj.com/articles/foreign-...sia-1443389581

JAKARTA—Pabrikan jeans AS Levi Strauss punya ambisi besar di Indonesia. Negara ini adalah pasar terbesar mereka di Asia dan Levi's berniat investasi secara agresif.

Namun niat ini dirintangi oleh tarif sampai perubahan dadakan dalam kebijakan regulasi yang melarang perusahaan asing untuk mengoperasikan toko kata Sumesh Wadhwa, kepala unit Levi's Indonesia. Bulan Juli pejabat menaikkan tarif dari 15% jadi 25%. Levi's hanya memperoleh informasi ini sehari sebelumnya, dan semua barangnya ditahan di bea cukai sampai lunas.

Pemerintah Indonesia mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memudahkan investor global, beberapa diantaranya awal bulan ini, namun belum tampak hasil yang konkrit.

"Sejauh ini pemerintah punya niat besar tapi sedikit aksi" kata Wadhwa,.

Nasib yang dialami Levi's juga dialami perusahaan asing di Indonesia. Indonesia adalah negara berpenduduk terbsar setelah China dan India dan ekonominya tumbuh dengan rata2 5-6% per tahun selama masa booming komoditas. Urbanisasi dan naiknya tingkat income mendorong daya beli. Pengeluaran rumah tangga naik 20% selama lima tahun terakhir, dan bernilai 500 milyar dolar, dua kali Thailand.

Investasi asing juga menanjak, menjadi 28,5 milyar dolar tahun 2014 dari 16,4 milyar tahun 2010 walau sekarang turun kata badan investasi Indonesia,

Sekarang pertumbuhan ekonomi makin mogok, jatuh ke level terendah selama 6 tahun terakhit di 4,67% kuartal kedua, diantaranya disebabkan jatuhnya rupiah dan menurunnya ekspor ke China.

Hal ini telah membuat perusahaan multinasional semakin tidak sabar ttg banyaknya rintangan bisnis dari tarif tinggi, penolakan investasi asing, infrastuktur yg terbengkalai danaturan yang berubah-rubah tanpa pemberitahuan . ( atawa mencla mencle)

Beberapa perusahaan mengatakan bahwa rintangan bukannya semakin sedikit tapi makin banyak. Pabrikan smartphone diharuskan menggunakan konten lokal mulai dari 2017, pekerja asing dibatasi dan menambah e-commerce dan migas beserta pemasangan piranti listrik ke daftar yang tertutup bagi invetasi asing.

Presiden Jokowi sudah berjanji untuk membantu, Tanggal 9 September dia mengatakan pemerintah merevisi 89 regulasi yang menghambat bisnis, mempermudah lisensi exim, membenahi aturan yang tumpang tindih, dan juga mempermudah visa bagi turis asing. Dia juga menjanjikan lebih banyak deregulasi di bulan Oktober.

Satu regulasi yang akan diubah pemerintah adalah membalikan aturan kagetan yang dikeluarkan bulan Januari tentang pelarangan penjualan bir di toko convenience yang memotong profit pabrikan bir.

Michael Chin, direktur PT Multi Bintang yang dimiliki oleh Heineken Holding di Belanda mengatakan bahwa langkah tsb positif tapi detailnya termasuk apakah membiarkan pemda membuat aturan sendiri, tetap tidak jelas.

Bisnis lainnya punya daftar panjang keluhan terhadap aturan.

Jakob Friis Sorensen, kepala perusahaan pengapalan Maersk mengarakan tingginya tarif telah menggerus perdagangan, dan pelarangan penggunaan mata uang asing adalah prioritas utamanya. Aturan ini telah memaksa perusahaan multinasional yang dulunya punya akun di dolar untuk melakukan hedge (semacam asuransi untuk pergolakan mata uang) yang mamakan biaya besar, katanya.

Selain itu perusahaan alat berat mengatakan larangan expor mineral telah memukul mereka.

Indonesia harus melakukan streamline proses pendirian perusahaan kata Willson Cuaca, managing partner dari East Ventures, perusahaan venture capital yang telah mendanai 15 jt dolar di startup di Indonesia dan Singapur. Di Singapur perusahaan dapat didirikan dengan waktu 2 jam, Disini satu bulan dan butuh dikumen untuk membuka akun bank,

Tantangan terbesar Levi's menurut Wadhwa adalah aturan yang mengharuskan pemilik merek untuk mengiperasikan bisnisnya melalui franchise. Levi's punya 60 toko di Indonesia dan penjualan berkembang sebesar doble digit selama 5 tahun terakhir katanya. Levi's berniat membuka 15 toko baru per tahun namun pemegang hak franchise cuma bersedia membuka setengahnya.

Aturan ini juga memnyulitkan perekrutan dan pelatihan staf katanya, karena training dan upah ditentukan oleh pemegang hak franchise.

Levi's juga dipukul oleh tingginya tarif yang diimplementasikan bulan Juli. Aturan ini berimbas pada 1000 produk termasuk baju.

Pemerintah Indonesia sekarang lebih transparan dari rejim sebelumnya dan pejabatnya bersedia mendengar keluhan pengusaha untuk perbaikan regulasi kata Wadhwa. "Tapi butuh waktu lama", katanya.