deanmuAvatar border
TS
deanmu
Karina
K A R I N A


Malam itu aku sedang menonton pembahasan Berita Nasional di acara Hot Indonesia─salah satu program talk show─yang di tayangan oleh stasiun televisi The Indonesia Channel atau "tic". Cukup lama aku menikmati acara tersebut sambil membaca artikel di salah satu forum online, hingga pada suatu saat ada jeda iklan di acara talk show tersebut dan aku melanjutkan membaca thread di forum itu sekedar menunggu tayangan kembali on air.

Sambil baca-baca aku mengaduk secangkir teh hangat dan menyesapnya pelan-pelan. Kini televisi di depanku tak kuhiraukan dan hanya kudengarkan seperti siaran radio. Rasanya hanya thread ini yang mampu membuatku pusing tapi penasaran, thread itu membahas tentang penjelasan ilmiah film Interstellar, film yang menjadi daftar wajib nontonku di weekend ini. Aku terus terfokus memahami thread itu mencoba mencerna garis besar ceritanya, namun seketika aku terbengong saat mendengar suara gamelan yang mengalun bersamaan dengan petikan gitar. Suara itu ternyata datang dari salah satu iklan program tic yakni "Best of Bali".

Dengan wajah penuh penasaran aku langsung menghentikan membaca dan merekam beberapa detik instrument dari iklan itu. Hingga iklan itu berganti aku masih merasa bingung, sepertinya aku ingat betul instrumen gamelan itu. Berulang ulang aku mendengar instrumen gamelan yang hanya terekam beberapa detik di handphoneku, sekedar mengingat cerita yang pernah mengiringnya.

Karena rasa penasaran yang semakin memuncak, aku lalu mencoba mencarinya di google dengan kata kunci "Best of Bali soundtrack on TIC," namun yang muncul hanya video Best of Bali tanpa instrument itu. Akhirnya aku mencari dengan kata kunci yang lain seperti: Degung Best of Bali, Bali Guitar and Gamelan Instrumental dan lain sebagainya, hingga jariku terhenti di link pertama Serp Google. Aku menemukan satu playlist Best Spa Song di salah satu layanan musik online, Deezer. Tanpa basa basi aku lalu membuka laman tersebut dan tiba-tiba tersungging sebuah senyuman di bibirku. Aku yakin di dalam daftar album itulah instrumen yang aku cari, karena aku teringat satu judul disana "Sails of Joy".

Dengan sedikit akal-akalan, akhirnya aku bisa mendownload album instrumen gamelan itu. Dan dari instrumen itulah semua memoriku kembali meloncat-loncat keluar. Instrumen itu mengingatkanku akan satu nama, dia adalah Karina, seorang gadis cantik yang aku temui di Bali 4 tahun lalu.
.




***


Malam ini menjadi malam ke-enam diriku dipenuhi suara-suara instrumen gamelan itu, sampai-sampai headsetku terasa menyatu ke dalam gendang telinga. Setelah sekian lama tak pernah menghubungi dia, akhirnya aku memberanikan diri menyapanya lewat whatsapp. Entah kenapa aku seberani ini, biasanya melihat dia berganti photo profil saja sudah berhasil membuat tanganku gemetaran. Maklum dia terlalu sempurna untuk dimiliki oleh orang biasa seperti aku.

“How are you, Rin?”

Begitulah pesan singkat yang aku kirim padanya. Hampir lima belas menit menunggu, tak ada balasan darinya. Mungkin dia sedang terlelap malam ini. Entahlah.

Malam tengah larut. Desau angin membelai lembut gorden jendela kamarku. Aku berjalan mendekatinya, menyibak gorden itu lebar-lebar. Rembulan terlihat terang menghias langit. Tersenyum genit dari balik gumpalan awan. Kuhela nafas dalam-dalam. Aroma itu masih terasa, bahkan setelah hampir empat tahun lamanya terlewati: aroma teh hangat di tanganku dan aroma bunga yang selalu kau sirami di pagi hari. Dan jangan lupakan suara gamelan yang mengalun sayup-sayup dari radio tua yang terletak di sudut tembok bercat putih abu-abu. Oh, aku melupakan satu hal, bukankah kenangan ini tak akan lengkap tanpa kehadiran roti bakar yang selalu mengepulkan asap tipis harum di atas piring datarnya? Masih ingatkah kau akan kenangan ini? Jika malam ini kau melihat rembulan yang sama, pasti kau akan mengingatnya. Benar kan?

“Hi. I’m Fine! How are you doing there? Remember this; ‘Oni wa soto, fuku wa uchi! emoticon-Big Grin

Aku tersenyum membaca pesan singkatnya. Kudekap handphoneku. Erat. Seolah sedang memeluk kehadirannya. Tapi hanya kehampaan yang tersisa.

Mataku perlahan terpejam. Angin malam menyisir lembut anak rambutku. Suara gamelan itu terus mengalun merdu. Suara itu bukan keluar dari rekaman handphoneku, tetapi dari mulutku yang bersenandung kecil menirukan alunannya.

Malam ini, oh rembulan, biarkan aku bercerita tentangnya, tentang kecantikannya, serta kelembutan hati dan jiwanya.

Setelah ini, setelah pengakuan ini, aku ingin semuanya kembali seperti awal, ketika kita memulainya dengan pertemanan. Maafkan aku Karina, mungkin terlambat untukku mengatakan ini, tapi lebih baik aku berkata jujur dari pada mengendap selamanya di dasar hati. Ada orang lain yang harus aku jaga hatinya, dan aku mencintainya.

Spoiler for Chat:


Aku tulis cerita ini untuk mengingat kisah manis kita ketika di Bali dan selama kita terpaut jarak dan waktu.


***


"Hy namamu siapa? Anak baru!"

Tak pernah kuduga, gadis ini mulai menyapaku duluan. Tangan putihnya terjulur setengah meter di depanku, aku kikuk dibuatnya, akhirnya kujabat juga tangannya lalu senyumnya tersungging manis. Rasanya aku baru saja dilumuri keju, ingin sekali kujilati senyum manis itu tapi jantungku sempat terhenti sekian detik. Aku tergeragap salah tingkah sebelum akhirnya dia melepaskan jemari lentiknya.

"Mr. Anonim? Hei?" Kata gadis ini tanpa melepaskan ekspresi herannya "namanya siapa?"

"Eh...!" Seruku terkaget "Emm... Panggil saja Dani"

"Dani? Good name. Oh ya... Namaku Karina, senang bertetangga denganmu" jawab gadis ini cepat-cepat lantas berlalu menenteng tasnya. Entah apa dia mulai terasa aneh melihatku yang hampir meleleh atau merasa risih karena tatapan mataku enggan berpaling darinya. Gadis ini tetap mempercepat langkahnya, menjauhiku. Aku hanya menganguk kecil, melihat gaun panjangnya bergoyang seirama lekukan pinggulnya.

Aku lalu membalik badan kemudian masuk ke kamar kost, menjatuhkan tubuhku di atas ranjang dan menatap ke langit langit. Ingin rasanya aku makan laba-laba di atas sana hanya untuk membuktikan kalau hari ini bukanlah mimpi.

"Karina. Rasanya cepat atau lambat aku akan terkena diabetes selama tiga bulan disini, karena memiliki tetangga kelewat manis sepertimu"


***
Diubah oleh deanmu 29-06-2015 09:34
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
59.7K
346
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan