- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Indigo World


TS
brutal85
Indigo World
Quote:
Tampaknya daerah ini merupakan salah satu wilayah dinegara Elstan dan memiliki negara tetangga bernama Vermund diarah utara, saat ini adalah musim gugur sehingga cuaca tidak terlalu panasa namun juga tidak terlalu dingin , entah bagaimana aku bisa berada diwilayah ini dan sejauh yang aku ingat dibumi tidak ada negara yang bernama Elstan ataupun vermund , dan sejauh yang aku lihat daerah ini memiliki teknologi yang setara dengan jaman pertengahan, walaupun sedikit berbeda. teapi wilayah ini seperinya menganut sistem feodal dengan Raja sebagai kepala negara dan memiliki kekuasaan penuh dan wilayah-wilayah disekitarnya dikuasai oleh para bangsawan.
Spoiler for Prologue:
a Guy sleep in virgin house with his father at home (ignore his title)

"akh..." kepalaku terasa sangat berat , aku tak bisa mengingat apa yang baru saja terjadi, sepertinya aku baru saja tersadar dari pingsan dan sekarang berada di tengah hutan yang tidak terlalu lebat , dan lebih parahnya lagi saa ini aku sedang tidak mengenakan apa2 , tak sehelai benangpun menempel ditubuhku.
"dimana aku sekarang" sebuah pertanyaan retorik yang tak akan dijawab oleh siapapun, akhirnya kuputuskan untuk berjalan ke sekeliling tempatku bangun untuk mencari tahu apa yang terjadi padaku/
setelah berjalan lebih dari 6 jam tampaknya hari sudah sore sejak aku terbangun aku berhasil mengumpulkan beberapa buah berry dan membuat pakaian sederhana menggunakan daun2 kering yang kutemukan di pinggir jalan , terutama dari daun2 kering yang lebar dan mempunyai serat tebal, walaupun sejak tadi aku makan berry yang kutemukan tetap saja aku merasa kehausan dan kelaparan dan tak satupun sumber air kutemukan hingga saat ini, rasa haus serta kelelahan berjalan selama berjam-jam membuatku kehilangan tenaga dan tanpa kusadari aku mulai kehilangan tenaga di kaki dan tanganku dan pandanganku mulai gelap dan kepalaku terasa sangat berat dan seperti berputar "ukh.." aku mulai kehilangan kesadaran.
aku mendengar seperti suara orang sedang berbicara dikejauhan, perlahan aku mencoba membuka mataku dan menyadari bahwa saat ini aku sedang berada disebuah tempat tidur , apakah hal yang barusan aku alami hanya sebuah mimpi , tapi tunggu dulu , langit2 ruangan ini terasa sangat asing bagiku , ini bukanlah langit2 kamarku, akhirnya aku putuskan untuk bangun , dan saat ini aku mengenakan pakaian dari kain sederhana , tanpa warna ataupun corak sama sekali namun terlihat bersih walau tanpa aroma parfum layaknya pakaian bersih yang biasa aku pakai dirumah yang dicuci menggunakan deterjen,
"oh kau sudah bangun ternyata"
tampak seseorang masuk melalui pintu dikamar yang saat ini aku berada
"bagaimana kabarmu apakah kamu sudah merasa baikan"
hah.. sepertinya dia berbicara padaku , tapi aku tak mengerti apa yang ia katakan padaku dia sepertinya kebingungan melihatku hanya diam saja
"mungkin kau belum sepenuhnya pulih"
dan benar seperti yang kukira , aku bukan salah mendengar , tapi aku benar-benar tak mengerti apa yang ia katakan , ia berbicara menggunakan bahasa yang aku tak kenal sama sekali
"dimana aku sekarang?" tanyaku
dia sepertinya kebingungan melihatku berbicara menggunakan bahasa yang berbeda.
gadis yang menggunakan pakaian dengan simbol cahaya yang digambar secara kasar di bajunya tersebut sepertinya baru menyadari kalau aku tidak mengerti apa yang ia ucapkan.
"kau sepertinya tidak dari sini , lebih baik aku memanggil tuan Fordwin kemari"
aku masih tak mengerti apa yang gadis itu katakan, dan perlahan dia meninggalkan ruangan itu
tak lama kemudia dian datang dengan seseorang yang menggunakan jubah agak kelabu,
"tuan fordwin sepertinya dia orang asing , dia tidak dapat mengerti satu kata pun yang saya ucapkan kepadanya"
"terima kasih hilda, sekarang kau boleh pergi"
didepanku saat ini seorang pria berumur sekitar 50an
"darimana asalmu"
"darimana asalmu"
"kau tak mengerti bahasa Vermundan juga ternyata"
"baiklah untuk sementara kau bisa tinggal disini aku akan memutuskan lebih lanjut saa kau sudah pulih"
dan tak lama orang tua itu pergi , aku yang tak mengerti satu patah katapun darinya hanya bisa diam saja , tak kusadari tubuhku ternyata masih lemas dan tak dapat bergerak banyak tanpa rasa letih yang sangat , dimeja sampingku ternyata telah disediakan semangkuk sup menggunakan mangkuk dari tanah liat dan sepoong roti yang sudah agak keras, rasa lapar yang kualami membuatku menghabiskan makanan tersebut , roti dan supnya terasa sangat hambar hanya terasa wortel dan kol rebus, dan rotinya sama sekali tidak mengembang lebih terasa seperti biskuit keras.
rasa letih yang sangat membuatku melanjutkan tidurku , walaupun ribuan pertanyaan muncul di pikiranku saat ini , dimana aku sekarang, siapa mereka, apa yang terjadi.
...........................................................................................
sinar matahari mulai membus jendela kamar ini dan mendara di tempat tidurku berada , membuatku terbangun dari tidurku barusan...
"sudah pagi ternyata"
aku yang merasa lebih baik mencoba bangun dan keluar ruangan, sepertinya saat ini aku berada dibangunan yang agak luas , dengan beberapa ruangan lainnya diantara tempat yang menjadi kamarku saat ini , saat ku berjalan diantara koridor, aku bertemu dengan gadis yang kemarin mencoba berbicara padaku , dia langung menghampiriku
"apa kau sudah baikan"
"ah aku lupa kalau kau tidak mengerti apa yang kuucapkan"
"aku hilda" sambil gadis itu menunjuk2an jarinya kedadanya
"hilda" sambil terus menunjukan jarinya kedadanya
sepertinya dia mencoba memberitahukan namanya kepadaku
"hil... hilda" jawabaku
"benar ha..ha.. , ya namaku hilda" sambil masih menunjukan jarinya ke dirinya sendiri
"kalau kamu siapa?" dia mulai menunjukan jarinya kearahku
sepertinya ia menanyakan namaku
"indigo" aku melakukan hal yang sama menunjukan jariku kedadaku
"In di go" ulangku
"indigo? .. owh namamu indigo, salam kenal indigo"
"indigo" aku masih menunjuk2an jariku kedadaku
"kau mau kemana?"
aku tak mengerti apa yang ia katakan
"kemana?" dia menunjuk kearah luar bangunan
keluar? atau ... dia ingin aku keluar? tak lama dia menarik tanganku
"sini aku tunjukan sekitar biara ini"
................
tak lama setelah berkeliling bersama hilda , aku menyadari aku sedang berada disebuah monastery atau biara sejak tadi aku meliha ada beberapa gadis yang bekerja membersihkan lantai , menyapu ruangan dan membawa air dari luar , semuanya berpakaian seperi hilda dengan simbol cahaya yang digambar secara kasar. serta beberapa orang yang datang dari luar baik pria maupun wanita yang membawa hasil pertanian dan menaruhnya dipinggir sebuah meja yang tampak seperti sebuah altar dan melakukan doa didepannya, dan sepertinya ini adalah sebuah tempa keagamaan namun bukan salah satu agama yang aku ketahui. mungkin sebuah agama asli daerah ini.
setelah mengetahui semua yang ada dibiara ini ,hilda mencoba mengajariku bahasa asli daerah ini , dia menunjukan beberapa objek dan menyebutkan namanya dengan bahasanya
"pohon" sambil hilda menunjuk kearah pohon
"yang disana ,batu , jendela , pintu , lantai " sambil menunjuk beberapa objek
hari itu kuhabiskan menerima pelajaran bahasa dari hilda
................................
hampir seminggu lebih sejak aku berada di biara ini , dan selama seminggu ini aku mempelajari berbagai hal dari hilda tentang daerah ini , termasuk bahasa , kebiasaan , sejarah , kepercayaan dan hal-hal lainnya , aku mulai bisa berbicara dengan hilda secara lancar walau masih mengalami kesulitan memahami beberapa hal seperti ungkapan , kata serapan , ataupun kata-kata sulit lainnya
"selama pagi hilda" aku yang baru saja bangun bertemu dengan hilda dikoridor , seminggu ini aku membantu hilda mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibiara ini seperti mengambil air , membersihkan ruangan dan membantu para peziarah yang datang untuk berdoa kepada dewa cahaya Aldhem
"selamat pagi indigo" aku dengar hari ini kau dipanggil tuan Fordwin"
"iya benar hilda, darimana kau tahu"
"aku mendengar dari yang lain bahwa tuan fordwin tidak merasa nyaman menerima tamu pria terlalu lama di biara ini"
ah tentu saja , aku sudah terlalu lama menjadi tamu dibiara ini , walaupun aku tidak mempunyai tempat tinggal lain , dan entah kenapa aku terdampar di daerah ini dan tempat ini merupakan tempat pemujaan dewa cahaya Aldhem serta para pelayannya , para perawan yang dipilih dari beberapa desa yang bertugas melayani Aldhem. tentu saja hal ini bukan hal yang baik untuk membiarkan seorang pria asing tinggal ditempat ini.
"ah tentu saja, terima kasih telah mengingatkanku hilda"
"tapi untuk saat ini aku membutuhkan bantuanmu indigo, kami baru saja mendapatkan kirimin hasil panen dari desa yang cukup banyak , tampaknya panen musim ini didesa arnis cukup banyak hasilnya, kami memerlukan tenaga untuk memindahkannya kegudang"
"tentu saja hilda aku sangat senang bisa membantu"
........................
siang itu aku membantu hilda memindahkan hasil panen dari gerobak salah satu penduduk desa ke gudang penyimpanan biara ini
ada satu hal yang agak aneh bagiku , tapi mungkin perasaanku saja , tapi sepertinya dengan kondisiku yang sudah lebih baik dan sehat , aku mampu mengangkat barang lebih banyak dari pada biasanya , sepertinya karung gandum ini terasa jauh lebih ringan dari yang kuduga , dan badanku terasa jauh lebih ringan dibanding yang pernah kuingat sebelumnya.
"hei hati-hati anak muda , karung tersebut sangat berat , kamu tidak mungkin bisa mengangkatnya sendirian" pria itu coba memberitahuku
"baiklah terimakasih telah memberitahuku" aku masih ragu , walau terlihat berat tapi karung ini terasa cukup ringan bagiku
hap.. aku mencoba mengangkat karung gandum tersebut dan menaruhnya dipundakku , dan benar saja aku mampu mengangkatnya tanpa masalah , dan sepertinya aku bisa membawa satu lagi agar lebih cepat , dan hap.. aku berhasil menaruh satu karung gandum lagi dipundakku
"HAHHH... hei anak muda , apa kau tidak apa2 , kau yakin mau membawa 2 karung sekaligus , hati2 tulangmu bisa patah" pria itu tampknya panik
"tidak apa2 kalau hanya segini tidak masalah , aku mampu mengangkatnya" jawabku
aku melanjutkan membawa karung gandum tersebut ke gudang , namun sepanjang perjalanan , semua orang yang melihatku membawa 2 karung gandum yang cukup besar itu kaget dan berbisik-bisik diantara mereka
"wah liat ..."
"bagaimana bisa dia membawa sebanyak itu"
"hei indigo kau baik2 saja"
.banyak teriakan yang aku terima dari sekelilingku , aku merasa agak senang , sepertinya mereka memujiku hanya karena aku membawa beban yang tidak terlalu berat ini
"uwaah.. indigo" hilda terlihat kaget
"cepat taruh disana.." lanjut hilda
aku dengan tergesa-gesa menaruh 2 karung gandum tersebut karena hilda berkata demikian
"apa kau baik-baik saja"?"
"aku baik-baik saja, tapi kenapa semua orang bertanya hal tersebu kepadaku?"
"kenapa? apa kamu gila? melihat tubuhmu yang kurus dan kecil tersebut mana mungkin kau kuat membawa dua karung gandum yang sangat berat tersebut!" hilda berkata dengan nada heran namun cemas
"hei.. aku tidak kurus dan kecil , lihat aku lebih tinggi darimu" sambil aku mencoba membandingan tinggiku dengan hilda
aku memang sedikit lebih tinggi dibanding hilda , walau tidak terlalu tinggi dibandingkan teman-teman kuliahku lainnya , tinggiku sekitar 167cm terakhir kali aku ukur
"tapi kenapa kau mampu membawa dua karung gandum tersebu dengan mudah , apa kau sebenarnya sangat kuat indigo?"
"karung gandum itu tidak terlalu berat koq , coba saja kamu coba angkat"
"yang benar?"
"coba saja..."
hilda coba mengankat karung gandum yang baru saja aku taruh
"ughhh..." hilda terliha bersusah payah mengangkat karung gandum tersebut namun hanya bergerak sedikit saja
"kau bohong , karung gandum ini sangat berat mungkin hampir 250 Rab beratnya" hilda mencoba menjelaskan
250 Rab ? berapa berat itu ,
"Rab? maksudmu kilo?" tanyaku
"ah aku lupa kau tidak mengerti hitung2an dan satuan, lupakan saja" ucap hilda singkat
tunggu dulu , aku saat ini sedang melanjutkan studiku untuk mendapakan gelar Master ku tentu saja aku mengerti hitung2an dan satuan
"indigo, kau dipanggil oleh Tuan Fordwin ke ruangannya" teriak salah satu biarawati dari kejauhan
"Terima kasi Anne"
"hilda aku menghadap Tuan fordwin dulu"
"ya baiklah, semoba berkah Aldhem bersamamu"
"terima kasih hilda"
tak lama ku sampai dirungan tuan fordwin , dia adalah kepala biara ini dan yang bertanggung jawab atas pengobatan yang dilakukan dibiara ini beberapa orang mengatakan Tuan fordwin memiliki kemampuan memnyebuhkan orang yang cukup hebat , dan penduduk desa sekitar sangat menghormati beliau
"Tuan fordwin, sebelumya saya ingin berterima kasih karena telah membiarkan saya tinggal dibiara ini"
"Indigo , mungkin kamu sudah cukup mengetahui bahwa tempat ini adalah kediaman suci dewa Aldhem dan para pelayannya, dan dewa Aldhem sangat berbelas asih kepada yang membutuhkan, namun tempat ini bukanlah tempat tinggal bagi orang asing , dan melihatmu sudah cukup sehat dan mampu , kami merasa kau sudah wakunya kembali ke tempatmu dan meninggalkan biara ini , tentu saja kau diperbolehkan untuk mengunjungi biara ini , dan aku lihat kau sudah cukup dekat dengan beberapa orang disini , tapi perlu aku ingatkan kepadamu mereka adalah para perawan yang bertugas melayani dewa cahaya Aldhem dan mereka sudah mengambil sumpah suci untuk tidak menikah sama sekali aku harap kau mengerti hal tersebut"
"Tentu Tuan fordwin , dan saya merasa sangat berterima kasih telah menerima saya disini , saya akan pergi sekarang"
"tidak perlu terburu-buru indigo , kau boleh tinggal disini sampai kau memiliki cukup bekal , tentu saja kami akan mempersiapakan bekal untukmu diperjalanan, mungkin perlu dua hari lagi , sampai saat tersebut kau boleh tinggal disini"
"Terima kasih banyak Tuan fordwin"
...........................
sehari lagi sebelum aku harus meninggalkan tempat ini, aku sudah mengetahui beberapa hal tentang daerah ini , dan mampu berbicara cukup lancar menggunakan bahasa Elstani.
Tampaknya daerah ini merupakan salah satu wilayah dinegara Elstan dan memiliki negara tetangga bernama vermund diarah utara, saat ini adalah musim gugur sehingga cuaca tidak terlalu panasa namun juga tidak terlalu dingin , entah bagaimana aku bisa berada diwilayah ini dan sejauh yang aku ingat dibumi tidak ada negara yang bernama Elstan ataupun vermund , dan sejauh yang aku lihat daerah ini memiliki teknologi yang setara dengan jaman pertengahan, walaupun sedikit berbeda. teapi wilayah ini seperinya menganut sistem feodal dengan Raja sebagai kepala negara dan memiliki kekuasaan penuh dan wilayah-wilayah disekitarnya dikuasai oleh para bangsawan.
satu penjelasan yang masuk akal adalah entah bagaimana aku bisa terdampar di dunia lain yang memiliki peradaban seperti Eropa abad pertengahan. dan sejauh yang aku ketahui abad pertengahan bukanlah waktu yang menyenangkan untuk tinggal , melihat dari sejarah angka harapan hidup abad pertengahan hanya sekitar 30 tahun maksimal yang artinya banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang bisa meninggal , seperti penyakit , serangan hewan buas, Bangsawan yang kejam , Serangan Bandit , ataupun wabah , seperti blackdeath yang menyerang eropa pada abad pertengahan dan perang antar bangsawan ataupun invasi bangsa lain.
dan ditengah hal tersebut aku harus mencoba bertahan hidup sendirian setelah meninggalkan biara ini. tanpa perlindungan apapun aku bisa saja menjadi korban para bandit , ataupun serangan hewan buas , atau diangkap oleh pemburu budak untuk dijual kepada para bangsawan ataupun orang-orang kaya.
begitu banyak hal yang harus aku persiapkan untuk bisa bertahan hidup , aghh.. apa yang harus aku lakukan..
lebih baik aku mencari informasi lebih banyak lagi tentang wilayah ini tentu saja semua hal yang kuketahui saat ini hanya melalui hilda , namun sejak ia menjadi biarawati disini ia tidak mengetahui banyak hal yang terjadi diluar sana, namun jika soal kebiasaan , budaya dan adat istiadat hilda cukup banyak tahu, dan tentu saja hal tersebu sangat penting , aku tidak ingin jika tanpa sengaja aku menghina seseorang tanpa sengaja yang dapat menyebabkan diriku menjadi incaran orang untuk dibunuh.
dan ada beberapa hal lain yang aku sadari , nampaknya disini aku mampu mengangkat beban lebih banyak dibanding di duniaku sebelumnya .. dan entah bagaimana aku mampu meloncat lebih tinggi dari yang aku ingat , mungkin penyababnya adalah perbedaan gravitasi yang lebih ringan disini dibanding dibumi , hal tersebut sangatlah mungkin karena , perbedaan gravitasi didunia yang berbeda sangatlah wajar , karena graviasi dipengaruhi oleh massa dari suatu planet , conohnya jika dibandingan bumi , dibulan hanya memiliki gravitasi sebesar 16% dibanding bumi , dan mars hanya memiliki gravitasi sebesar 38% dibanding bumi . tentu dengan gravitasi yg lebih kecil sangat masuk akal bagiku untuk bisa mengangka beban lebih banyak dibanding dibumi mungkiin mengetahui berapa besar gravitasi disini bisa menjadi hal berguna bagiku disuatu saat.
................................................................................................................
Hai agan2 semua , ini ceria fiksi yang ane tulis , mudah2an agan suka , kalo responnya positif ane bakal lanjutin
Vol.1
Prologue : Indigo World
Chapter 1
Chapter 2
chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Intermission
Chapter 6
Ch.7
Ch.8
Epilogue
Vol.2
Vol.3
Vol.4
Vol.5
Vol.6
Review from other
Quote:
The best story ever written
-No one
This is like the Next Song of Fire and Ice (game of throne) novel
-Heart broken fans
10/10 would bang again
-Dude who watch too much pron
Instruction unclear penis stuck in dishwasher
-anon
-No one
This is like the Next Song of Fire and Ice (game of throne) novel
-Heart broken fans
10/10 would bang again
-Dude who watch too much pron
Instruction unclear penis stuck in dishwasher
-anon
Diubah oleh brutal85 15-09-2015 17:22


anasabila memberi reputasi
1
9.1K
Kutip
58
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan