http://www.merdeka.com/dunia/al-qaid...-di-yaman.html

Merdeka.com - Seorang komandan Al-Qaidah kemarin meminta maaf atas penyerangan terhadap rumah sakit Kementerian Pertahanan Yaman pada awal bulan ini, dan menawarkan untuk memberi kompensasi kepada keluarga korban, dalam sebuah langkah jarang dilakukan oleh jaringan dianggap terorisi oleh Amerika Serikat itu.

"Kami tidak mau berperang dengan cara seperti ini, dan ini bukan apa yang kita ingin katakan kepada orang-orang agar dilakukan, ini bukan pendekatan kami," kata komandan militer Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP), Qassem al-Rimi, dalam sebuah pernyataan melalui rekaman video, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (22/12).

Dia menjelaskan pihaknya telah memperingatkan para pejuangnya agar tidak menyerang rumah sakit atau lokasi-lokasi di dekat masjid, seperti dikutip Reuters.

Serangan terhadap kompleks Kementerian Pertahanan Yaman di Ibu Kota Sanaa, yang berlangsung siang pada 5 Desember lalu, menyebabkan 56 orang tewas, termasuk pasien rumah sakit dan petugas paramedis asing.

Rimi menjelaskan pihaknya mengakui kesalahan dalam menyerang rumah sakit dan menyatakan minta maaf dan belasungkawa, serta akan bertanggung jawab penuh atas serangan itu, termasuk membayar uang darah sebagai kompensasi kepada keluarga korban, serta perawatan medis bagi warga sipil yang terluka dalam serangan terhadap rumah sakit itu.

"Apa pun yang syariah Islam perintahkan kepada kami, maka kami akan lakukan. Karena kami adalah penjunjung syariah dan bukan penipu," ujar dia, menurut terjemahan bahasa Inggris dari komentar yang dibuatnya menggunakan bahasa Arab.

Setelah serangan terhadap kompleks Kementerian Pertahanan Yaman pada 5 Desember lalu itu, televisi pemerintah Yaman menyiarkan cuplikan dari kamera keamanan rumah sakit yang memperlihatkan beberapa militan melepaskan tembakan di bangsal dan koridor rumah sakit.

Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) awal bulan ini mengatakan para militan menyerang kompleks karena mereka percaya tempat itu digunakan untuk menjalankan sebuah operasi serangan pesawat tanpa awak dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap militan, yang juga telah menyebabkan kematian dari warga sipil.

Menurut lembaga peneliti New America Foundation yang berbasis di Washington menyatakan sejak 2003, terhitung sudah ada 93 serangan dari pesawat tanpa awak di Yaman, yang menewaskan antara 684 sampai 891 orang, di mana di antara para korban terdapat sekitar 64 sampai 66 warga sipil.