- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Saat Tragedi Mina Semakin Memicu Ketegangan Iran dan Arab Saudi


TS
buwas.sekale
Saat Tragedi Mina Semakin Memicu Ketegangan Iran dan Arab Saudi
Quote:
Jumat 25 Sep 2015, 19:39 WIB
Saat Tragedi Mina Semakin Memicu Ketegangan Iran dan Arab Saudi
Novi Christiastuti - detikNews

Foto: REUTERS/Ahmad Masood
Riyadh - Iran menjadi negara yang paling gencar melontarkan kritikan kepada otoritas Arab Saudi, usai tragedi Mina. Bagaimana sebenarnya tragedi memilukan yang menewaskan di antaranya 131 jemaah Iran ini juga berdampak pada semakin meningkatnya ketegangan antara Iran dengan Saudi?
"Insiden ini menunjukkan salah pengelolaan dan kurangnya perhatian terhadap keselamatan jemaah haji. Tidak ada penjelasan. Pejabat Saudi harus bertanggung jawab," sebut Kepala Organisasi Pengeloaan Haji Iran, Said Ohadi, seperti dilansir The Washington Post, Jumat (25/9/2015).
Media-media Iran bahkan menyebut kehadiran konvoi kendaraan Putra Mahkota sekaligus Menteri Pertahanan Saudi Mohammad bin Salman Al Saud di dekat lokasi kejadian, yang telah menyebabkan kepanikan para jemaah hingga menimbulkan aksi saling dorong.
Namun menghadapi hujan kritikan dari otoritas Iran yang banyak menyalahkannya atas berbagai tragedi ibadah haji, otoritas Saudi tak melontarkan balasan.
Tragedi Mina, Menteri Saudi Salahkan Jemaah yang Tak Disiplin
Permusuhan Iran dan Saudi dipicu sejak lama oleh perbedaan sektarian, di mana Iran merupakan negara didominasi penganut Syiah, sedangkan Saudi menganut Sunni. Pada tahun 1987 silam, bentrokan antara jemaah Syiah asal Iran dengan petugas keamanan Saudi di Makkah memicu tewasnya ratusan orang, termasuk sekitar 275 jemaah haji asal Iran.
Aksi saling lempar komentar antara kedua negara seolah tak pernah berhenti. Awal tahun ini, seorang ulama terkemuka Iran, Ayatollah Javadi Amoli menyerukan agar Makkah dan Madinah dibebaskan dari 'perbudakan dan penjarahan oleh rezim Saudi'. Amoli juga mengecam intervensi Saudi dalam konflik Yaman dan menyerang keluarga Kerajaan Saudi atau yang juga disebut sebagai House of Saud, dengan komentar keras.
"Penjaga Saudi (merujuk pada keluarga Kerajaan Saudi) saat ini, bagaimanapun adalah keturunan dari orang-orang yang mengubahnya menjadi rumah penuh idola dan menghanyutkan diri mereka dalam pesta pora yang memabukkan," tuding Amoli seperti dikutip kantor berita Iran, Mehr News Agency.
"Mereka adalah nenek moyang dari penjaga saat ini, yang kalah dalam judi penjagaan atau menjualnya demi kantong anggur," imbuh Amoli.
Penjagaan dua masjid suci di Makkah dan Madinah memberikan legitimasi politik dan pengaruh regional besar bagi Kerajaan Saudi. Tapi dalam sejarah Islam, lokasi ibadah haji di abad modern dikelola oleh Kerajaan Saudi. Sebab selama beberapa abad, Kekaisaran Ottoman yang menguasai Makkah. Pada Kamis (24/9), Walikota Ankara menyerukan agar tanggung jawab Makkah dikembalikan kepada otoritas Turki.
Insinyur Saudi: Crane Jatuh di Masjidil Haram karena Kehendak Tuhan
Proyek raksasa pengembangan Makkah dan Madinah yang dilakukan Saudi juga memicu kemarahan beberapa pihak dalam dunia muslim. Beberapa proyek yang melibatkan penghancuran makam dan situs kuno dianggap 'menguras' keragaman budaya dan sejarah dan sisi religius Makkah.
Baru-baru ini, ulama ternama Mesir, Sheikh Salman Mohammad menyarankan agar pengelolaan situs-situs suci tersebut ditangani secara kolektif oleh beberapa negara muslim. "Banyak kesalahan yang dilakukan saat penyelenggaraan haji dalam beberapa dekade. Insiden ini bukan kasus pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir," ucapnya.
(nvc/nrl)
Saat Tragedi Mina Semakin Memicu Ketegangan Iran dan Arab Saudi
Novi Christiastuti - detikNews

Foto: REUTERS/Ahmad Masood
Riyadh - Iran menjadi negara yang paling gencar melontarkan kritikan kepada otoritas Arab Saudi, usai tragedi Mina. Bagaimana sebenarnya tragedi memilukan yang menewaskan di antaranya 131 jemaah Iran ini juga berdampak pada semakin meningkatnya ketegangan antara Iran dengan Saudi?
"Insiden ini menunjukkan salah pengelolaan dan kurangnya perhatian terhadap keselamatan jemaah haji. Tidak ada penjelasan. Pejabat Saudi harus bertanggung jawab," sebut Kepala Organisasi Pengeloaan Haji Iran, Said Ohadi, seperti dilansir The Washington Post, Jumat (25/9/2015).
Media-media Iran bahkan menyebut kehadiran konvoi kendaraan Putra Mahkota sekaligus Menteri Pertahanan Saudi Mohammad bin Salman Al Saud di dekat lokasi kejadian, yang telah menyebabkan kepanikan para jemaah hingga menimbulkan aksi saling dorong.
Namun menghadapi hujan kritikan dari otoritas Iran yang banyak menyalahkannya atas berbagai tragedi ibadah haji, otoritas Saudi tak melontarkan balasan.
Tragedi Mina, Menteri Saudi Salahkan Jemaah yang Tak Disiplin
Permusuhan Iran dan Saudi dipicu sejak lama oleh perbedaan sektarian, di mana Iran merupakan negara didominasi penganut Syiah, sedangkan Saudi menganut Sunni. Pada tahun 1987 silam, bentrokan antara jemaah Syiah asal Iran dengan petugas keamanan Saudi di Makkah memicu tewasnya ratusan orang, termasuk sekitar 275 jemaah haji asal Iran.
Aksi saling lempar komentar antara kedua negara seolah tak pernah berhenti. Awal tahun ini, seorang ulama terkemuka Iran, Ayatollah Javadi Amoli menyerukan agar Makkah dan Madinah dibebaskan dari 'perbudakan dan penjarahan oleh rezim Saudi'. Amoli juga mengecam intervensi Saudi dalam konflik Yaman dan menyerang keluarga Kerajaan Saudi atau yang juga disebut sebagai House of Saud, dengan komentar keras.
"Penjaga Saudi (merujuk pada keluarga Kerajaan Saudi) saat ini, bagaimanapun adalah keturunan dari orang-orang yang mengubahnya menjadi rumah penuh idola dan menghanyutkan diri mereka dalam pesta pora yang memabukkan," tuding Amoli seperti dikutip kantor berita Iran, Mehr News Agency.
"Mereka adalah nenek moyang dari penjaga saat ini, yang kalah dalam judi penjagaan atau menjualnya demi kantong anggur," imbuh Amoli.
Penjagaan dua masjid suci di Makkah dan Madinah memberikan legitimasi politik dan pengaruh regional besar bagi Kerajaan Saudi. Tapi dalam sejarah Islam, lokasi ibadah haji di abad modern dikelola oleh Kerajaan Saudi. Sebab selama beberapa abad, Kekaisaran Ottoman yang menguasai Makkah. Pada Kamis (24/9), Walikota Ankara menyerukan agar tanggung jawab Makkah dikembalikan kepada otoritas Turki.
Insinyur Saudi: Crane Jatuh di Masjidil Haram karena Kehendak Tuhan
Proyek raksasa pengembangan Makkah dan Madinah yang dilakukan Saudi juga memicu kemarahan beberapa pihak dalam dunia muslim. Beberapa proyek yang melibatkan penghancuran makam dan situs kuno dianggap 'menguras' keragaman budaya dan sejarah dan sisi religius Makkah.
Baru-baru ini, ulama ternama Mesir, Sheikh Salman Mohammad menyarankan agar pengelolaan situs-situs suci tersebut ditangani secara kolektif oleh beberapa negara muslim. "Banyak kesalahan yang dilakukan saat penyelenggaraan haji dalam beberapa dekade. Insiden ini bukan kasus pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir," ucapnya.
(nvc/nrl)
http://news.detik.com/internasional/...dan-arab-saudi
ayo iran ane dukung ente bebaskan auab saudi dari antek zionis

Quote:
Senin 14 Sep 2015, 11:39 WIB
Insinyur Saudi: Crane Jatuh di Masjidil Haram karena Kehendak Tuhan
Novi Christiastuti - detikNews

Foto: Gagah Wijoseno/detikcom
Riyadh - Penyebab jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi masih diselidiki. Namun seorang insinyur pembangunan setempat menyebut tragedi ini bukan dipicu masalah teknis, melainkan kehendak Tuhan.
Insinyur ini bekerja untuk Saudi Binladin Group, perusahaan yang memimpin proyek perluasan di Masjidil Haram. Saudi Binladin Group dimiliki oleh keluarga mendiang pemimpin Al-Qaeda Osama bin laden. Kepada AFP, Senin (14/9/2015), insinyur ini menuturkan bahwa crane yang terjungkal itu sama seperti crane lainnya yang sudah ada di sana sejak 3-4 tahun terakhir, tanpa ada masalah sedikitpun.
"Ini bukan masalah teknis sama sekali," sebut insiyur yang enggan disebut namanya ini.
"Saya bisa mengatakan bahwa apa yang terjadi di luar kekuatan manusia. Ini merupakan kehendak Tuhan dan sepengetahuan saya, tidak ada kesalahan manusia di dalamnya," imbuhnya.
Otoritas Saudi masih menyelidiki tragedi ini secara menyeluruh. Sejauh ini, korban tewas mencapai total 111 orang dan sekitar 238 orang lainnya luka-luka dalam tragedi yang terjadi pada Jumat (11/9) waktu setempat.
Insinyur ini menuturkan, crane yang terjungkal merupakan salah satu crane utama yang digunakan untuk memperluas area tawaf bagi para jemaah. Crane ini, menurutnya, ditempatkan di lokasi yang tidak akan mengganggu aktivitas tawaf para jemaah.
"Crane itu sudah dipasang dalam posisi yang tidak mengganggu ratusan ribu jemaah di area tersebut dan tentu dalam posisi yang profesional. Ini merupakan lokasi paling sulit untuk dikerjakan, karena banyak jumlah orang di area itu," terangnya.
Saat insiden ini terjadi, bagian kait crane tersebut, yang mampu mengangkat beban ratusan ton, bergoyang hingga akhirnya menjungkalkan keseluruhan crane. Bagian kait ini lantas menimpa beberapa bagian Masjdil Haram dan juga menimpa para jemaah. Seorang saksi mata menyebut, angin sangat kencang berhembus ketika tragedi ini terjadi.
(nvc/ita)
Insinyur Saudi: Crane Jatuh di Masjidil Haram karena Kehendak Tuhan
Novi Christiastuti - detikNews

Foto: Gagah Wijoseno/detikcom
Riyadh - Penyebab jatuhnya crane di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi masih diselidiki. Namun seorang insinyur pembangunan setempat menyebut tragedi ini bukan dipicu masalah teknis, melainkan kehendak Tuhan.
Insinyur ini bekerja untuk Saudi Binladin Group, perusahaan yang memimpin proyek perluasan di Masjidil Haram. Saudi Binladin Group dimiliki oleh keluarga mendiang pemimpin Al-Qaeda Osama bin laden. Kepada AFP, Senin (14/9/2015), insinyur ini menuturkan bahwa crane yang terjungkal itu sama seperti crane lainnya yang sudah ada di sana sejak 3-4 tahun terakhir, tanpa ada masalah sedikitpun.
"Ini bukan masalah teknis sama sekali," sebut insiyur yang enggan disebut namanya ini.
"Saya bisa mengatakan bahwa apa yang terjadi di luar kekuatan manusia. Ini merupakan kehendak Tuhan dan sepengetahuan saya, tidak ada kesalahan manusia di dalamnya," imbuhnya.
Otoritas Saudi masih menyelidiki tragedi ini secara menyeluruh. Sejauh ini, korban tewas mencapai total 111 orang dan sekitar 238 orang lainnya luka-luka dalam tragedi yang terjadi pada Jumat (11/9) waktu setempat.
Insinyur ini menuturkan, crane yang terjungkal merupakan salah satu crane utama yang digunakan untuk memperluas area tawaf bagi para jemaah. Crane ini, menurutnya, ditempatkan di lokasi yang tidak akan mengganggu aktivitas tawaf para jemaah.
"Crane itu sudah dipasang dalam posisi yang tidak mengganggu ratusan ribu jemaah di area tersebut dan tentu dalam posisi yang profesional. Ini merupakan lokasi paling sulit untuk dikerjakan, karena banyak jumlah orang di area itu," terangnya.
Saat insiden ini terjadi, bagian kait crane tersebut, yang mampu mengangkat beban ratusan ton, bergoyang hingga akhirnya menjungkalkan keseluruhan crane. Bagian kait ini lantas menimpa beberapa bagian Masjdil Haram dan juga menimpa para jemaah. Seorang saksi mata menyebut, angin sangat kencang berhembus ketika tragedi ini terjadi.
(nvc/ita)
http://news.detik.com/internasional/...kehendak-tuhan
Azab!!!! insinyur ini telah konfirmasi ini azab

Diubah oleh buwas.sekale 25-09-2015 22:25
0
2.2K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan