Saya akan cerita sedikit tentang kebahagiaan dan "keinginan untuk sukses"

Sekitar seminggu yg lalu, saya mencoba mengajukan tema tingkat kebahagiaan (dimana saya melihat kebutuhan dasar manusia setelah perutnya kenyang adalah kenyamanan dan kebahagiaan) untuk topik salah satu mata kuliah saya. Menjelaskan detail konsep seperti apa yg akan diangkat ke dosen bimbingan saya kemudian beliau merespon kurang lebih seperti ini,"haha orang Indonesia itu selalu bahagia. Selalu mikir untung masih ada, kakinya ketabrak mobil aja ah untung kaki saya masih ada. Karena org Indonesia selalu bersyukur, beda sama org luar punya ketentuan. Ketika dia pengen A ya harus A terwujud."

Sebelum itu, saya memang percaya setiap budaya luar emg tidak akan pernah cocok dgn budaya luhur bangsa kita bahkan untuk kebutuhan terdasar sekalipun seperti kebahagiaan tidak bisa sama (terima kasih, bu) lalu bagaimana dengan sebuah keinginan? Keinginan untuk sukses?

Tulisan ini berasal dari kerisihan saya melihat banyak orang yang secara terang-terangan memposting kesuksesan yang dia dapati seperti keberhasilan jalan-jalan ke negri paman sam, berhasil lewati interview magang di perusahaan ternama, sukses menjadi pembicara sekaligus pedagang sejak kuliah dan lainnya. Bukan saya iri namun ketika saya menelusuri motifnya sebagian karena 'agar orang lain ikut termotivasi'

Apa orang lain akan lebih mudah termotivasi karena hal itu? Jangan biarkan niat baik kita menjadi bumerang bagi diri kita sendiri. Saya teringat sebuah ucapan dari salah satu presenter terkenal di dunia pernah menjawab ketika ditanya mengapa dia menunjukkan kekayaannya? Dia menjawab,"aku ingin orang melihat saya menjadi termotivasi dgn apa yg sudah saya lakukan."

Dan kembali lagi, mungkin itu budaya mereka disana berbeda dgn budaya luhur kita disini yakni saling bantu. Bukan saat sudah sukses, posting foto atau short story biar orang lain yg lihat postingannya termotivasi. Yah bagus kalau termotivasi, kalau gak? Bukannya lebih terasa Indonesia, saat kamu sukses ajarkan mereka yg mau sukses bareng kamu namun belum seberuntung kamu bagaimana kamu membangunnya setahap demi setahap, beritahu kapan kesempatan itu akan datang lagi dan kalau perlu tegur kalau dia salah. Terakhir, saya mengutip kata-kata favorit teman satu kosan saya "setiap orang punya potensi"