dewasa ini, kita melihat ada manusia manusia yang dengan gampangnya mengatakan bahwa semua agama sama saja, asal berbuat baik, bisa masuk surga.

ini pemahaman yang sesat dan terkutuk, paham ini disebut indiferentisme dalam Katolik. paham ini juga disebut pluralisme dalam terminologi secara umum.

saya pribadi beragama Katolik, dan saya anggap, Katolik adalah Katolik, Katolik Bukan Islam, Hindu, Buddha, Sikh, Jainisme dll.

saya mengutuk pluralisme, tapi saya pejuang pluralitas.

saya sangat fanatik dengan Katolik, tapi bukan berarti saya harus membenci, membunuh, mengancam pemeluk agama lain.

sbg contoh: jika muslim ada akidah, di Katolik juga punya hukum Gereja atau biasa disebut hukum kanonik, dan itu sangat ketat.

muslim anggap islam terbaik, hindu begitu juga, dan saya pun menganggap Katolik adalah segala galanya, dan diluar Katolik ada neraka.

radikal dalam beragama itu perlu, tapi radikal diri, bukan radikal luar.

radikal diri adalah sikap fanatik terhadap ajaran agama nya, dan berusaha mengikutinya.

dan radikal luar adalah sikap intoleran dengan mengandalkan kekerasan fisik guna menciptakan kekacauan.

saya katolik, saya radikal, saya fanatik, dan saya bangga.

saya mencintai dan saya menghormati semua pemeluk agama apapun. tapi tidak untuk menyamakan agama.