Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

djarumsuperbAvatar border
TS
djarumsuperb
lingkaran setan banyaknya acara sampah di indonesia
Mungkin dikaskus sudah banyak trit yg membahas tentang sampahnya acara televisi di indonesia.

Dan saya pribadipun sangat setuju, kalau stasiun televisi penyedia tayangan tersebut sangat bertanggung jawab.

Tapi saya tidak bisa menyalahkan 100% kepada para stasiun televisi tersebut.

Lah, kenapa gan? Agan pasti salah 1 pegawai stasiun televisi ya, yang nayangin sinetron manusia yg bisa berubah jadi kadal.

Bukan bukan gan, saya cuman pengamat sekaligus fans berat acara d'terong.

Oke, lanjuut. . . !
Jadi gini gan, menurut saya, sebenernya di kasus ini, sedang terjadi yg disebut dengan lingkaran setan.

Oke, kita mulai dari pertama.
Pertama, stasiun televisi membuat suatu acara bedasarkan rating tertinggi, mereka tidak mungkin menayangkan acara yg ratingnya rendah, karena mereka bisa rugi gan. Karena biaya produksi acara di televisi itu tidak sedikit. (sumber dari ngobrol sama crew tv)

Lah, jadi acara yg sampah2 itu, ratingnya tinggi dong gan, tapikan udah banyak yg mencekal, tapi koq masih bisa tinggi ratingnya?

Jadi gini gan, ini dari hasil pengamatan saya. Saya ambil contoh penduduk di komplek saya.

Komplek saya, bisa dibilang penduduknya rata2 berpendidikan tinggi gan, bisa dilihat dari pekerjaannya dan rata2 mereka orang berada. Untuk urusan televisi minimal 1 rumah punya 2 televisi dan setiap rumah, selain yg empunya rumah disetiap keluarga juga rata2 memiliki 1 orang pembantu.

Terus gan, apa hubungannya?
jadi gini gan, si empunya rumah, selama 1 hari berada dirumah paling dari sore sampe pagi karena dari pagi sampe sore mereka kerja. Jadi, yg 24 jam ada di rumah adalah pembantunya. Dan waktu untuk si empunya rumah untuk nonton televisi, palingan dari sore sampe malem. Dan yg full mantengin televisi ya pembantunya. Dan menurut agan si empunya rumah nonton acara televisi indonesia? Ngga gan, mereka rata2 pasang chanel prabayar. Nah, yg nonton tv lokal rata2 adalah pembantunya.

Coba agan bayangkan, 1 rumah 1 televisi di kalikan berapa kepala keluarga d komplek saya, d tambah komplek2 lain. Itu baru yg d daerah perkotaan, d daerah perkampungannya ya rata2 nonton acara lokal, itulah mungkin yg membuat acara seperti dah*yat, inb*x dan kawan2 tetap ada dan mungkin bisa go internasional jika pola diatas terus terjadi.

Jadi, jika ini berlangsung terus2an ditambah KPI yg belum terlalu tegas menyikapinya, hal2 ini terus berlanjut berulang, menjadi yg saya sebut lingkaran setan tadi.

Jadi, menurut agan2, siapa yg salah?

FYI: rating tertinggi acara lokal, pernah diraih oleh naruto gan. Tapi pendapatan terbanyak diraih oleh facebooker.
Koq bisa gan?
Karena facebooker, keep smile dan sejenisnya bisa meraup iklan yg banyak gan, dari set set panggung yg mereka buat. Makanya acara seperti ini bisa bertahan lama. Beda sama film2 kartun seperti naruto, mereka cuman dapat pendapatan hanya dari comercial brake dan hal ini tidak sebanding dengan biaya hak siar dari jepang yg harus mereka keluarkan. (sumber dari ngobrol dengan crew tv)
0
5.5K
52
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan