cikolordAvatar border
TS
cikolord
[Krisis Moneter is back] Waduh, rupiah terpuruk dan menembus 14.600
Rabu, 23 September 2015 | 10:34 WIB

JAKARTA. Rupiah semakin tertekan. Pada Rabu (23/9), nilai tukar rupiah menembus level 14.600. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.18 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 14.628 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 9 Juli 1998, di mana pada waktu itu mata uang Garuda berada di posisi 15.450 per dollar AS.

Dengan demikian, rupiah pagi ini melemah 0,5% dari posisi penutupan kemarin di level 14.552 per dollar.

Sementara, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) berada di level 14.623 per dollar. Artinya, rupiah keok 0,9% dari posisi kemarin di level 14.486.

Disinyalir, pelemahan rupiah terkait kesepakatan asumsi makro antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan anggota DPR dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Berdasarkan hasil kesimpulan rapat antara pemerintah, BI dengan DPR, Ketua Komisi XI Fadel Muhammad menyebutkan bahwa asumsi pertumbuhan yang disepakati sebesar 5,3%. Selain itu, nilai tukar rupiah disepakati sebesar Rp 13.900 per dollar AS.

Selain itu, disepakati pula inflasi 2016 sebesar 4,7% dan suku bunga SPN 3 bulan 5,5%. Pemerintah, BI, dan DPR juga menyepakati target pembangunan yang meliputi tingkat pengangguran sebesaf 5,2%-5,5%, tingkat kemiskinan 9%-10%,gini rasio 0,39%, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 70,10.

Menurut David Sumual, Chief Economist PT Bank Central Asia, estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih realistis. "Pada tahapan ini, dengan buramnya outlook suku bunga the Fed dan ekonomi China masih terus melambat, lebih baik menetapkan target konservatif," jelasnya kepada Bloomberg.

sumber krisis moneter

Potensi rupiah melemah ke Rp 14.700 kian terbuka

JAKARTA. Rupiah kembali mencetak level terendah terbarunya. Dalam perdagangan hari ini, Selasa (22/9) rupiah menembus level Rp 14.500.

Mengacu data Bloomberg, di pasar spot nilai tukar rupiah di hadapan USD merosot 0,46% ke level Rp 14.552 dibanding hari sebelumnya. Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tergerus 0,24% di level Rp 14.486.

Kepala Riset First Asia Capital David Nathanael Sutyanto mengatakan, nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah ke level Rp14.500 per dollar AS setelah Bank Pembangunan Asia (ADB) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pelemahan rupiah memang cukup mengejutkan, itu karena ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan negara kita pada 2015 menjadi 4,9 % dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,5 %," ujar David dikutip dari Antara.

Di sisi lain lanjut dia, pelemahan nilai tukar rupiah juga didorong dari kebutuhan perusahaan domestik terhadap dollar AS yang cenderung meningkat untuk membayar utangnya.

"Kebutuhan dollar AS cenderung tinggi menjelang berakhirnya kuartal ketiga 2015, hal itu dikarenakan kebutuhan perusahaan untuk pembayaran utang, sebagian perusahaan mulai mengakumulasi dollar AS untuk hal itu," katanya.

Menurut David, nilai tukar rupiah tergantung dari bagaimana Bank Indonesia dapat menjaga level psikologis agar tidak menambah kekhawatiran pasar, level Rp14.500 per dollar AS merupakan level psikologis pasar.

"Kalau level Rp14.500 per dollar AS dilewati maka potensi tertekan hingga Rp14.700 per dollar AS akan terbuka," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa mayoritas pejabat bank sentral AS (the Fed) yang kembali memberikan indikasi suku bunga acuan AS akan naik pada tahun ini membuat dollar AS masih berada dalam tren penguatan. "Pejabat the Fed yakin suku bunga acuan AS akan naik pada tahun ini," katanya.
sumber krisis moneter

Lagi-lagi kebiasaan mengkambing hitamkan pihak lain:

Pejabat The Fed biang kerok rupiah ke Rp 14.500

JAKARTA. Rupiah kembali mencetak level terendah terbarunya. Dalam perdagangan hari ini, rupiah menembus level Rp 14.500. Tekanan eksternal yang besar jadi pemicu utamanya.

Di pasar spot, Selasa (22/9) nilai tukar rupiah di hadapan USD merosot 0,46% ke level Rp 14.552 dibanding hari sebelumnya. Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah tergerus 0,24% di level Rp 14.486.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata menambahkan terjaganya ketidakpastian akan suku bunga di pasar datang setelah dua pejabat The Fed memberikan pernyataan hawkish. Kedua pejabat tersebut antara lain, Dennis Lockhart, Gubernur The Fed Atlanta dan John Williams, Gubernur The Fed San Francisco.

“Mereka menjaga spekulasi dengan memberikan tekanan di pasar bahwa peluang The Fed rate naik tetap terjaga di Oktober atau Desember 2015 mendatang,” papar Josua. Oleh karena itu, pelaku pasar pun masih memilih untuk menyimpan dananya dalam bentuk USD.

Maka tidak heran baik di pasar global maupun domestik permintaan terhadap USD masih tinggi. Ini menyulitkan mata uang lainnya yang berlawanan dengan USD untuk unggul termasuk rupiah.

Sedangkan selama ini yang bisa menjegal langkah penguatan USD adalah euro. "Sejak awal pekan euro terhitung sedang melemah karena pernyataan European Central Bank yang dovish," tambah Josua.

Pada pernyataan sebelumnya memang ECB bertendensi menambah waktu penggelontoran stimulus akibat perekonomian yang dinilai masih melambat.

Keadaan ini memperburuk posisi rupiah yang tidak mendapat daya sokong dari dalam negeri. "Bisa dipastikan tidak ada data ekonomi fundamental dalam negeri yang bisa menjadi kekuatan bagi rupiah," ujar Josua.

sumber kambing hitam baru

apakah rupiah akan meroket? bisa jadi sih meroket tapi arahnya ke pusat bumi, yg meroket ke atas malah US Dollar
0
2K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan