Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hmtambunanAvatar border
TS
hmtambunan
Menampar Polisi Sama dengan Menampar Rakyat
[url]Thttp://bareskrim.com/2015/09/21/menampar-polisi-sama-dengan-menampar-rakyat/[/url]
MEDAN | Siapa yang menghina polisi sama dengan menghina rakyat, siapa yang mendiskriminasi polisi dalam menjalankan tugasnya, sama dengan mendiskriminasi rakyat.

Hal tersebut ditegaskan Masyarakat Pribumi Indonesia melalui Anwar Bakti ketika memberikan nasi tumpeng sebagai bentuk dukungan kepada Satuan Lalulintas Polresta Medan di Pos Lantas Lapangan Merdeka, Senin (21/9/2015).

Anwar mengaku hal itu dilakukan pihaknya sebagai bentuk Support kepada Polisi Lalulintas (Polantas) pascapenganiayaan yang dialami Aiptu Rafandi yang dilakukan oleh Wiliam (26), anak pemilik pengusaha mesin dan alat-alat berat di kawasan Jalan Asia Medan, pemilik Toko Naga Mas Murni, Jalan Pandu Medan agar nyalinya jangan ciut.

”Hal ini kita lakukan untuk memgawal kasus tersebut dan supaya polisi jangan ciut dalam menjalankan tugasnya, kita upa-upa mereka,“ ujar Anwar yang didampingi Efendi Naibaho dan Radjoki Nainggolan Serta Aktifis angkatan 66, Abu Sofyan.

Alumni Mua’limin Yogyakarta ini menjelaskan, kasus pemukulan ini bukan hanya tamparan bagi pihak kepolisian akan tetapi juga tamparan terhadap masyarakat. ”Masyarakat terpukul lantaran pemukulan tersebut juga merupakan tamparan terhadap masyarakat,“ kata Anwar.

Anwar berharap kepada semua pihak, untuk mengawal kasus ini agar jangan berhenti di tengah jalan. ”Polisi harus tegas dan profesional, kita berharap kasus ini sampai ke pengadilan jangan berhenti di tengah jalan. Jangan ada 86. Kita khawatirkan jika peristiwa seperti ini terulang, akan sangat merugikan bangsa Indonesia, khususnya warga Pribumi.“ kata Anwar.

Senada dengan itu, Radjoki Nainggolan mengatakan, kedatangan pihaknya merupakan bentuk solidaritas dan penyemangat kepada pihak kepolisian. ”Kami ingin memberi semangat kepada pihak ke polisian supaya polisi tetap tegar menghadapi masyarakat dalam menjalankan tugasnya. Kita tau polisi sudah lelah dalam menjalankan tugasnya, jangan sampai terjadi peristiwa serupa di lain hari,” ujar Radjoki.

Begitu juga denga Abu Sofyan, aktifis Angkatan 66 mengatakan, polisi harus mendekati rakyat dan memberi penjelasan hukum kepada masyarakat. Tujuannya agar citra polisi semakin baik di masyatakat.

“Adik masih muda, utamakanlah tugasmu dalam membela kepentingan rakyat. Supaya rakyat mengerti bahwa sesungguhnya polisi itu adalah pelindung, pengayom masyarakat. Upayakanlah polisi itu sebagaimana lambangnya yakni Bhayangkara yang artinya Pengawal dan pelindung, “ kata Abu Sofyan kepada Kasat Lantas Polresta Medan, Kompol Hasan.

Effendi Naibaho perwakilan Masyarakat Pribumi Indonesia mengutuk aksi penamparan tersebut,. ”Saya rasa perlakuan penampar Polantas itu sangat tidak pantas. Kami sangat tidak setuju dengan perlakuan tersebut, pak Kasat, jangan takut, kami akan kirim surat kepada pembeckup penampar itu,“ kata Fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu kepada Kasat Lantas.

Sementara itu, Kasat Lantas Polresta Medan Kompol Hasan yang didampingi Wakasat Lantas, AKP S Siagian sangat mengapresiasi kedatangan Masyarakat Pribumi Indonesia. ”Saya sangat mengapresasi kehadiran hadirin sekalian. Kami sebagai pimpinan Satlantas sepenuhnya menyerahkan kasus ini ke penyidik Reskrim. Kasus ini bukan main-main, ini merupakan penghinaan konstitusi, “ ujar Hasan.

Dikatakannya, pihaknya ingin dicintai masyarakat dan sebaliknya. ”Kami ingin masyarakat mencintai kami dan kami mencintai masyarakat. Terimakasih atas kedangannya, kami mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya. Kami akan terus kawal kasus ini agar secepatnya dilimpahkan ke pengadilan. Ini adalah masalah yang cukup serius butuh penanganan khusus,“ tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang personil Satlantas Polresta Medan berpakaian dinas lengkap dan sedang menjalankan tugas ditampar oleh Wiliam, anak seorang pengusaha mesin dan alat-alat berat pemilik Toko Naga Mas Murni, pekan lalu.

Kasus ini terus bergulir dan mengundang perhatian banyak pihak. (19/9/2015), akhirnya Wiliam sang penganiaya Polantas itu diserahkan keluarganya ke Mapolresta Medan.
0
2K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan