Presiden Jokowi memberi nama mesin bor ini Antareja, tokoh pewayangan yang bisa menembus bumi.
Mesin berdiameter 6,7 meter dan berat 323 ton itu akan menggangsir bumi untuk membuat jalur MRT dalam tanah dari Patung Pemuda, di kawasan Senayan, hingga kawasan Setia Budi, Kuningan, Jakarta.
Pengeboran bawah tanah proyek MRT ini akan berlangsung selama 24 jam setiap harinya dengan kecepatan delapan meter per hari, dan rencananya akan berlangsung hingga Desember 2016, seperti dilaporkan situs resmi Sekretariat Kabinet.
Dalam siaran persnya PT MRT Jakarta menyebutkan, proyek MRT Jakarta koridor selatan–utara terbagi dalam dua fase.
Fase pertama menghubungkan Lebak Bulus–Bundaran HI, sedangkan fase kedua akan menghubungkan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Kampung Bandan.
PT MRT membutuhkan empat mesin bor untuk membangun enam stasiun bawah tanah di Jakarta. Stasiun bawah tanah MRT yang akan dibangun antara lain Stasiun Bunderan Hotel Indonesia, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora dan Bundaran Senayan.
Mengangkut 280.000 penumpang per hari
Pada koridor pertama sepanjang 9,8 kilometer, MRT akan melitas di jalur layang dan begitu mendekati Patung Senayan akan masuk jalur bawah tanah sepanjang 9,7 km menuju Bundaran HI.
Quote:

Pembangunan MRT diharapkan dapat menyelesaikan masalah kemacetan parah di Jakarta yang selama ini belum dapat ditangani.
Pembangunan jalur Lebak Bulus–Bundaran HI diperkirakan selesai pada 2018 dan akan bisa mengangkut sebanyak 280.000 penumpang setiap hari.
Menurut PT MRT Jakarta, pekerjaan struktur layang telah selesai 18 persen, sedangkan struktur bawah tanah selesai 41 persen pada 31 Agustus 2015 lalu.
Adapun konstruksi yang tengah dikerjakan meliputi pembuatan fondasi kolom jalur dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan boks stasiun bawah tanah, dan pekerjaan konstruksi depo MRT.
Pada Oktober 2013 lalu, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan MRTdi kawasan Dukuh Atas.
Dalam sambutan saat peresmian, Jokowi mengatakan, proyek pembangunan MRT telah tertunda selama 24 tahun.
Pembangunan MRT diharapkan dapat menyelesaikan masalah kemacetan parah di Jakarta yang selama ini belum dapat ditangani.
Sumber
Semoga lancar tanpa hambatan
________________________________
Quote:
Jokowi Puji Kecakapan Jepang Bangun MRT di Jakarta
Quote:

Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri meresmikan pengoperasian perdana mesin bor bawah tanah MRT di Bundaran Patung Pemuda Membangung, Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo takjub akan hasil kerja perusahaan konstruksi Jepang, yang melakukan alih pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta. Menurut Jokowi, perusahaan Jepang telah menunjukkan pekerjaan rapi dan cepat dalam membangun sistem transportasi massal berbasis rel tersebut.
"Manajemen yang mengerjakan bagus sekali. Jepang, kita memang harus ngomong apa adanya, sangat bagus," ujar Jokowi dalam acara peresmian mesin bor bawah tanah di Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menceritakan, pada saat proyek MRT dimulai tahun 2013, banyak warga yang menolak pelaksanaan proyek tersebut. Mereka khawatir akan kekuatan terowongan bawah tanah dan kemacetan yang mungkin timbul akibat pembangunan MRT. Setelah dua tahun berlalu, Jokowi menilai bahwa rekayasa dan manajemen lalu lintas yang diterapkan PT MRT Jakarta telah berjalan baik.
Quote:

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers seusai memantau mesin bor yang akan mulai dioperasikan untuk menggali jalur bawah tanah MRT di Bundaran Patung Pemuda Membangun, Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).
"Kata Pak Dirut (Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, red), semuanya berjalan sesuai dengan schedule. Alhamdulillah, sekarang kita bisa lihat proses pengerjaan sangat bagus. Ketakutan kalau ini dikerjakan pasti ada kemacetan di mana-mana, ternyata dengan management traffic yang baik, juga enggak ada apa-apa," kata Jokowi.
Jokowi merasa bangga akan mesin bor bawah tanah yang digunakan untuk membangun terowongan bawah tanah jalur MRT dari Bundaran Senayan hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mesin buatan Jepang itu memiliki diameter 6,7 meter dengan total panjang 43 meter dan bobot 323 ton.
"Mesin ini mampu mengebor 8 meter per harinya dan tadi saya lihat bagus sekali, tidak menimbulkan suara bising," kata Jokowi seusai melihat-lihat lokasi pengerjaan bawah tanah di Bundaran Senayan.
Jokowi berharap agar keberhasilan proyek MRT bisa berlanjut hingga proyek itu bisa benar-benar tuntas pada akhir 2018 untuk fase pertama koridor Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
Quote:

Mesin bor yang akan mulai dioperasikan untuk menggali jalur bawah tanah MRT di Bundaran Patung Pemuda Membangun, Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).
Duta Besar Jepang di Indonesia Tanizaki Yasuaki mengatakan, perusahaan-perusahaan Jepang telah berkontribusi dalam membangun infrastruktur Indonesia mulai tahun 1968. Mereka tidak hanya membantu proses konstruksi, tetapi juga mengembangkan sumber daya manusia melalui alih teknologi.
"Mesin bor yang digunakan proyek MRT ini sangat unik karena merupakan teknologi asli Jepang. Teknologi ini digunakan karena keterbatasan alat konstruksi untuk membangun di bawah tanah. Kami harapkan, ke depan, Indonesia bisa mengambil manfaat dari bantuan kami dalam hal teknis hingga kemampuan manajerial," ucap Yasuaki.
Sumber
________________________________
Quote:
Mengenal Antareja, Bor Raksasa Asal Jepang Andalan Proyek MRT
Quote:

Presiden Jokowi meresmikan dimulainya pengoperasian mesin bor bawah tanah atau tunnel boring machine (TBM) bernama Antareja pada proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Patung Pemuda Senayan, Jakarta Selatan, Senin (21/9).
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pembuat terowongan asal negeri Sakura, Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) menjadi pemasok Antareja, mesin bor bawah tanah raksasa yang menjadi andalan pemerintah dalam menggarap proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta.
Dono Boestami, Direktur Utama PT MRT Jakarta menjelaskan Antareja menggunakan teknologi berbasis Earth Pressure Balance (EPB) yang pertama kali digunakan di Indonesia. Ia menerangkan, Antareja memiliki diameter sekitar 6,7 meter dengan panjang 43 meter.
“Bobotnya mencapai 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). Antareja ini ini akan mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter per hari,” ujar Dono di Jakarta, Senin (21/9).
Ia memperkirakan dengan menggunakan mesin bor buatan Jepang, pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT diperkirakan akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Untuk tahap awal, Antareja akan digunakan untuk menggali terowongan MRT dari Patung Pemuda Senayan menuju Setiabudi. Mesin bor tersebut akan dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 yaitu SOWJ joint venture yang terdiri dua perusahaan Jepang yaitu Shimizu dan Obayashi serta dua perusahaan nasional PT Wijaya Karya Tbk dan Jaya Konstruksi.
“Total ada empat mesin bor Antareja yang akan digunakan dalam pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta. Mesin bor pertama telah berada di lokasi Patung Pemuda dan siap dioperasikan. Sementara mesin bor kedua, saat ini sedang dalam proses perakitan dan akan segera menyusul untuk beroperasi dalam waktu dekat,” ujar Dono.
Sebagai informasi, saat ini penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia) secara keseluruhan telah mencapai hampir 30 persen, dengan rincian untuk pengerjaan proyek pada struktur layang sudah menyelesaikan 18 persen dan struktur bawah tanah sebesar 43 persen sampai 31 Agustus 2015.
Pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan stasiun bawah tanah, dan pekerjaan konstruksi depo MRT. Guna menggarap mega proyek transportasi MRT, dibutuhkan dana sekitar US$ 1,5 miliar.
Sumber
________________________________
Quote:
Jokowi: 26 Tahun MRT Tak Jadi, Karena Pemerintah Takut Rugi
Quote:

Presiden Jokowi berpandangan pembangunan proyek infrastruktur tidak boleh ditunda, karena semakin lama investasi yang dikeluarkan akan semakin tinggi.
Jakarta, CNN Indonesia-- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik kebijakan pengambil keputusan di Indonesia sebelumnya yang selalu memperhitungkan untung rugi dalam membangun proyek infrastruktur transportasi massal. Menurutnya ketakutan akan kerugian tersebut yang selama ini menjadi salah satu penghambat pembangunan infrastruktur di tanah air.
Jokowi berpandangan pembangunan proyek infrastruktur tidak boleh ditunda, karena semakin lama investasi yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Termasuk dalam membangun proyek Mass Rapid Transit (MRT).
"Saya selalu sampaikan, jangan menunda yang berkaitan dengan infrastruktur. Kenapa? Karena semakin ditunda akan semakin mahal harganya. Contohnya MRT, 26 tahun tidak diputus-putuskan. Kenapa? Karena selalu yang dihitung untung dan rugi, profit-nya. Ya tidak akan pernah untung," ujar Jokowi di Jakarta, Senin (21/9).
Ia membayangkan jika proyek MRT dikerjakan sejak 26 tahun yang lalu, maka pembebasan lahan akan jauh lebih mudah dan murah. Tak hanya itu, Stadion Lebak Bulus juga tidak perlu dirobohkan karena pembangunannya menyesuaikan dengan jalur MRT.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan seharusnya dalam membangun proyek transportasi, pemerintah menghitung manfaat yang bisa diperoleh masyarakat alih-alih berhitung untung dan rugi.
"Sudah berapa kali rapat dihitung, tapi angkanya tidak berubah. Karena transportasi massal tidak akan mendatangkan keuntungan. Oleh sebab itu, kunci perhitungannya ada di subsidi. Itu keputusan politik, kalau mengitung untung rugi, ya rugi terus," kata dia.
Puji Kontraktor
Jokowi lantas memuji kinerja kontraktor Jepang penggarap proyek MRT yang diakuinya cukup bagus dalam manajemen kemacetan. Sehingga kekhawatiran masyarakat akan kemacetan parah pada saat pembangunan proyek berlangsung tidak terjadi.
"Ternyata dengan management traffic yang baik juga tidak ada apa-apa,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami menuturkan mega proyek MRT membutuhkan dana sebesar US$ 1,5 miliar yang terdiri dari dana hibah dan dana pinjaman. Ia pun mengaku optimistis proyek dapat selesai tepat waktu yakni pada September 2016.
Seperti diberitakan, mesin bor bawah tanah Antareja akan menggali terowongan proyek MRT tahap I dari Patung Pemuda Senayan sampai Setiabudi. Mesin bor buatan Jepang ini merupakan mesin yang pertama dioperasikan dari total empat mesin yang akan beroperasi dalam pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta.
Mesin ini dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 (Senayan-Setiabudi) yaitu SOWJ, joint venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
Sumber
________________________________
Quote:
Rekayasa Lalin Sudirman-Senayan Saat Pengoperasian Bor MRT
JAKARTA, KOMPAS.com— Pada Senin (21/9/2015) pagi, ini bor raksasa untuk pengeboran jalur bawah tanah MRT akan resmi dioperasikan di dekat Patung Pemuda Membangun, Bundaran Senayan, Jakarta Selatan.
Aparat kepolisian pun melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) saat peresmian operasional bor tersebut.
"Ada beberapa rekayasa lalu lintas di beberapa kawasan dekat Senayan. Yang pertama, kita lakukan sistem buka tutup jalur dari Jalan Pattimura yang di selatan. Rekayasa juga pada jalan Sisingamangaraja, tetapi kita upayakan dengan cara manual. Di sana, kita utamakan arus lalin yang padat, situasional seperti saat RI 1 (Presiden Joko Widodo) masuk ke kawasan," kata Kasatlantas Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Sutimin saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/9/2015).
Rekayasa tersebut telah mulai diberlakukan sejak pukul 05.30 WIB tadi. Namun, rekayasa lalin itu tidak dilakukan sepanjang hari. Menuut Sutimin, kendaraan juga tetap bisa melintas dan tidak ada penutupan ruas jalan secara khusus. Menjelang siang, pengaturan arus lalin akan dikembalikan seperti biasanya.
"Sudah dari 05.30 WIB tadi. Peresmian alat berat kan pukul 10.00 WIB, nanti pasca-peresmian, jalan akan kembali kita posisikan seperti biasa, saat mendekati pukul setengah 12 kita sudah selesai. Tidak ada imbauan khusus, tidak ada pelarangan melintas, hanya pengendara harus mencermati arahan petugas, patuhi rambu-rambu dan rekayasa lalin yang dilakukan petugas," ujarnya.
Sumber