- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Menguak Kebenaran Paham Wahabi Berkedok Parti Politik Islam di Indonesia


TS
nonimarina1989
Menguak Kebenaran Paham Wahabi Berkedok Parti Politik Islam di Indonesia
Tentunya kitansering mendengar nama wahabi baik di media sosial maupun dalam pemberitaan di berbagai media karena paham wahabi dalam beberapa tahun belakangan ini sering dibicarakan oleh masyarakat, bahkan dunia. Wahabi adalah suatu aliran yang mengatas namakan islam, mereka mengaku mengandalkan al qur'an dan al hadits dalam membenarkan segala perbuatan mereka.
Paham Wahabi didirikan oleh muhammad bin abdul wahhab dan wahabi dan diambil dari nama pendirinya. Namun penganut aliran wahabi tidak mau mengatakan wahabi, karena nama wahabi sudah sangat terkenal dengan khuluq (akhlak) yang tidak baik dan mereka pun menamai diri mereka dengan salafi/salafy mereka mengklaim golongan mereka adalah pengikut setia alqur'an dan al hadits dan mereka juga tidak membenarkan penakwilan kepada al qur'an dan hadits. Kaum wahabi biasanya selalu bersikap keras kepada pekerjaan sunnah yang sudah biasa dilakukan umat muslim ahlus sunnah wal jama'ah (sunni). Bahkan mereka sering berbuat arogan, mengebom, menghujat, memfitnah dan memerangi dengan semua cara untuk menghancurkan kaum muslim ahlus sunnah wal jama'ah (sunni).
Pasca runtuhnya orde baru tahun 1998 dan ditandai dimulainya era reformasi, paham wahabi mulai gencar masuk ke Indonesia dari mulai ormasi, kampus, sampai partai politik. Mantan Menteri Pertahanan di era SBY, Juwono Sudarsono pernah memberikan peringatan akan adanya gerakan radikal dari Timur Tengah yang menyusup pada partai Islam. Penyusupan gerakan radikal dari Timur Tengah tersebut bertujuan untuk mendirikan Negara Islam dan menghancurkan NKRI. Juwono Sudarsono meminta masyarakat waspada, karena penyusup menunggu momentum yang tepat untuk melakukan radikalisasi dan mendirikan Negara Islam.
Pada saat Islamic State od Iraq and Syrya (ISIS) muncul dan menggegerkan kawasan timur tengah sampai akhirnya masuk Indonesia, Partai Keadilan Sosial (nama partai disamarkan) melalu Anis Mata, yang saat itu masih menjadi Presiden PKS, membela ISIS. Bahkan beberapa waktu sebelumnya Anis Mata pernah menulis puisi yang mengagungkan Osama Bin Laden.
http://www.voa-islam.com/read/indone....I1IGlEu4.dpbs
Apalagi jika kita bedah sejarah kelahiran PKS di Indonesia. Faktanya, memang tidak bisa lepas dari organisasi gerakan radikal di Timur Tengah yaitu Ikhwanul Muslimin. Fakta juga menunjukkan elit-elit PKS banyak yang lulusan dari Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Mesir. Ada benang merah yang terjalin jelas antara PKS-Indonesia, Ikhwanul Muslimin-Mesir dan Wahabi-Arab Saudi. Namun demikian fakta yang sudah jelas dan diketahui oleh publik tersebut masih sering dibantah oleh elit-elit PKS. Padahal dalam sebuah pernyataannya, Dr. Yusuf Qardhawi pernah menyebutkan bahwa Partai Keadilan (saat ini PKS) adalah perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Sejarah juga menunjukkan, sejak berdiri hingga saat ini, PKS dikelola oleh gerakan Tarbiyah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gerakan politik Ikhwanul Muslimin. Sejak tahun 80-an, gerakan Tarbiyah mampu menguasai kampus-kampus terkemuka seperti ITB, IPB, UI, UGM, Unpad, Unair, Unbraw dan Unhas. Mereka membentuk usroh-usroh yang dibimbing oleh para murobbi dan menyusupkan ideologinya melalui asistensi mata kuliah wajib Agama Islam. Tumbangnya rezim ORBA dan lahirnya reformasi 1998 merupakan momentum pertama gerakan Tarbiyah mulai berani membuka diri. Mereka lalu membentuk partai politik yang diberi nama Partai Keadilan (PK).
Ikhwanul Muslimin di bawah Sayyid Quthb memiliki hubungan yang erat dan kepentingan yang sama dengan Wahabi di Arab Saudi. Baik Ikhwanul Muslimin di Mesir maupun Wahabi di Arab Saudi memiliki pemikiran yang sama tentang pemikiran Takfiri. Dalam pemikiran Sayyid Quthb, negara wajib hukumnya menjalankan syariat Islam. Sehingga jika ada pemerintah muslim yang abai terhadap kewajiban menjalankan syariat Islam, maka dianggap telah keluar dari akidah Islam dan layak diperangi.
Jika melakukan perang secara terbuka baik melalui kudeta maupun pemberontakan maka dipastikan gerakan Tarbiyah pasti akan hancur. Sejarah membuktikan, pemberontakan NII yang dipimpin oleh Danu Muhammad Hasan yang merupakan ayahanda Ketua Dewan Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, ternyata gagal total.
Bisa jadi belajar dari kegagalan pemberontakan NII, maka diputuskan untuk merebut kekuasaan dan mendirikan Negara Islam melalui jalur politik dengan mendirikan partai politik. Sedangkan untuk merebut kekuasaan dan mendirikan Negara Islam melalui jalan perang diserahkan kepada ISIS yang saat ini sedang menjadi sorotan dunia.
Sama dengan kelakuan PKS saat ini berjuang menguasai Indonesia dengan jalur politik, salah satunya dengan menyebarkan fitnah kepada lawan-lawannya dengan menyebut kafir, antek asing, PKI dan sebagainya. Dengan tujuan ingin menarik simpati publik yang kebanyakan adalah pemeluk agama Islam. Namun semakin ke depan, gerakan PKS semakin terbaca dan masyarakat semakin pintar dan bisa berpikir bahwa paham wahabi yang PKS agungkan tidak akan bisa mewujudkan tri kerukunan antarumat beragama yang semangatnya yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945.
Paham Wahabi didirikan oleh muhammad bin abdul wahhab dan wahabi dan diambil dari nama pendirinya. Namun penganut aliran wahabi tidak mau mengatakan wahabi, karena nama wahabi sudah sangat terkenal dengan khuluq (akhlak) yang tidak baik dan mereka pun menamai diri mereka dengan salafi/salafy mereka mengklaim golongan mereka adalah pengikut setia alqur'an dan al hadits dan mereka juga tidak membenarkan penakwilan kepada al qur'an dan hadits. Kaum wahabi biasanya selalu bersikap keras kepada pekerjaan sunnah yang sudah biasa dilakukan umat muslim ahlus sunnah wal jama'ah (sunni). Bahkan mereka sering berbuat arogan, mengebom, menghujat, memfitnah dan memerangi dengan semua cara untuk menghancurkan kaum muslim ahlus sunnah wal jama'ah (sunni).
Pasca runtuhnya orde baru tahun 1998 dan ditandai dimulainya era reformasi, paham wahabi mulai gencar masuk ke Indonesia dari mulai ormasi, kampus, sampai partai politik. Mantan Menteri Pertahanan di era SBY, Juwono Sudarsono pernah memberikan peringatan akan adanya gerakan radikal dari Timur Tengah yang menyusup pada partai Islam. Penyusupan gerakan radikal dari Timur Tengah tersebut bertujuan untuk mendirikan Negara Islam dan menghancurkan NKRI. Juwono Sudarsono meminta masyarakat waspada, karena penyusup menunggu momentum yang tepat untuk melakukan radikalisasi dan mendirikan Negara Islam.
Pada saat Islamic State od Iraq and Syrya (ISIS) muncul dan menggegerkan kawasan timur tengah sampai akhirnya masuk Indonesia, Partai Keadilan Sosial (nama partai disamarkan) melalu Anis Mata, yang saat itu masih menjadi Presiden PKS, membela ISIS. Bahkan beberapa waktu sebelumnya Anis Mata pernah menulis puisi yang mengagungkan Osama Bin Laden.
http://www.voa-islam.com/read/indone....I1IGlEu4.dpbs
Apalagi jika kita bedah sejarah kelahiran PKS di Indonesia. Faktanya, memang tidak bisa lepas dari organisasi gerakan radikal di Timur Tengah yaitu Ikhwanul Muslimin. Fakta juga menunjukkan elit-elit PKS banyak yang lulusan dari Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Mesir. Ada benang merah yang terjalin jelas antara PKS-Indonesia, Ikhwanul Muslimin-Mesir dan Wahabi-Arab Saudi. Namun demikian fakta yang sudah jelas dan diketahui oleh publik tersebut masih sering dibantah oleh elit-elit PKS. Padahal dalam sebuah pernyataannya, Dr. Yusuf Qardhawi pernah menyebutkan bahwa Partai Keadilan (saat ini PKS) adalah perpanjangan tangan Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Sejarah juga menunjukkan, sejak berdiri hingga saat ini, PKS dikelola oleh gerakan Tarbiyah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gerakan politik Ikhwanul Muslimin. Sejak tahun 80-an, gerakan Tarbiyah mampu menguasai kampus-kampus terkemuka seperti ITB, IPB, UI, UGM, Unpad, Unair, Unbraw dan Unhas. Mereka membentuk usroh-usroh yang dibimbing oleh para murobbi dan menyusupkan ideologinya melalui asistensi mata kuliah wajib Agama Islam. Tumbangnya rezim ORBA dan lahirnya reformasi 1998 merupakan momentum pertama gerakan Tarbiyah mulai berani membuka diri. Mereka lalu membentuk partai politik yang diberi nama Partai Keadilan (PK).
Ikhwanul Muslimin di bawah Sayyid Quthb memiliki hubungan yang erat dan kepentingan yang sama dengan Wahabi di Arab Saudi. Baik Ikhwanul Muslimin di Mesir maupun Wahabi di Arab Saudi memiliki pemikiran yang sama tentang pemikiran Takfiri. Dalam pemikiran Sayyid Quthb, negara wajib hukumnya menjalankan syariat Islam. Sehingga jika ada pemerintah muslim yang abai terhadap kewajiban menjalankan syariat Islam, maka dianggap telah keluar dari akidah Islam dan layak diperangi.
Jika melakukan perang secara terbuka baik melalui kudeta maupun pemberontakan maka dipastikan gerakan Tarbiyah pasti akan hancur. Sejarah membuktikan, pemberontakan NII yang dipimpin oleh Danu Muhammad Hasan yang merupakan ayahanda Ketua Dewan Syuro PKS, Hilmi Aminuddin, ternyata gagal total.
Bisa jadi belajar dari kegagalan pemberontakan NII, maka diputuskan untuk merebut kekuasaan dan mendirikan Negara Islam melalui jalur politik dengan mendirikan partai politik. Sedangkan untuk merebut kekuasaan dan mendirikan Negara Islam melalui jalan perang diserahkan kepada ISIS yang saat ini sedang menjadi sorotan dunia.
Sama dengan kelakuan PKS saat ini berjuang menguasai Indonesia dengan jalur politik, salah satunya dengan menyebarkan fitnah kepada lawan-lawannya dengan menyebut kafir, antek asing, PKI dan sebagainya. Dengan tujuan ingin menarik simpati publik yang kebanyakan adalah pemeluk agama Islam. Namun semakin ke depan, gerakan PKS semakin terbaca dan masyarakat semakin pintar dan bisa berpikir bahwa paham wahabi yang PKS agungkan tidak akan bisa mewujudkan tri kerukunan antarumat beragama yang semangatnya yang diamanatkan dalam Pancasila dan UUD 1945.
Diubah oleh nonimarina1989 23-09-2015 11:28
0
4.6K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan