- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[trit damai] Di mata Haters Apapun yang Dilakukan Jokowi Selalu Salah


TS
jibrut212
[trit damai] Di mata Haters Apapun yang Dilakukan Jokowi Selalu Salah
Quote:
Merdeka.com- Sebagai seorang pemimpin,
Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa
Jokowi selalu menjadi sorotan publik, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga
hal-hal kecil yang dilakukan oleh Jokowi akan
mengundang banyak komentar dari masyarakat,
tak terkecuali para haters.
Seperti ketika dasi yang dikenakan Jokowi
dalam pertemuannya dengan Sultan Brunei
Darussalam, Senin (9/2) lalu, terlihat dari sela
jas yang dikenakannya. Hal kecil ini justru
ramai diperbincangkan di media sosial yang
menganggap pakaian Jokowi kampungan.
Bukan hanya itu, beberapa hari ini media sosial
kembali membicarakan cara bersalaman Jokowi
kepada Raja Arab, saat pertemuannya di Uni
Emirat Arab, Sabtu (12/9) kemarin.
Netizen justru menertawakan cara bersalaman
mantan Walikota Solo itu, dan
membandingkannya dengan cara bersalaman
pemimpin negara lain saat bertemu dengan
Raja Arab.
![[trit damai] Di mata Haters Apapun yang Dilakukan Jokowi Selalu Salah](https://dl.kaskus.id/i1094.photobucket.com/albums/i446/murdockk/Mobile%20Uploads/20150914064940-1-jokowi-bertemu-raja-arab-001-muhamad-agil-aliansyah_zps21903e91.jpg)
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar
mengatakan, hal ini merupakan hal yang biasa
dilakukan oleh masyarakat. Bukan hanya saat
kepemimpinan Jokowi, namun aksi bully
terhadap para pemimpin juga pernah dilakukan
saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Megawati Soekarnoputri.
"Memang ini suatu perkembangan di
masyarakat siapa saja yang berkuasa selalu di-
bully dan itu tidak hanya Jokowi, tapi SBY dan
Mega juga pernah mengalami hal ini. Namun,
bagi pemimpin reformasi tidak boleh larut
dengan bully yang dilakukan masyarakat," kata
Musni saat dihubungi, Minggu (13/9).
Selain tidak larut dengan bully, Jokowi juga
harus menyiapkan diri untuk menerima bully-
an yang dilakukan masyarakat. Menurut Musni,
hal ini hanyalah sebuah euforia. Sayangnya
euforia tersebut berlangsung terlalu lama.
"Kalau bully ini dilakukan terus menerus akan
tidak menguntungkan, karena akan
menciptakan masyarakat yang tidak pernah
berpikir positif, dan menganggap apa yang
dilakukan Jokowi selalu salah," imbuh Musni.
Oleh karena itu, Musni menyarankan agar
masyarakat bisa membangun persepsi positif
terhadap pemimpin di Indonesia agar bisa
menjalankan tugasnya dengan baik. Sebab
bagaimanapun juga, setiap manusia tidak
sempurna dan pasti memiliki kesalahan.
"Hal ini bisa dirubah melalui media sosial.
Untuk mendorong kemajuan, mendorong
pemimpin bekerja sebaik-baiknya. Sehingga dia
bisa mawas diri untuk tidak menyalahgunakan
wewenang," pungkasnya.
Dalam waktu dekat, kebiasaan mem-bully
pemimpin ini harus diakhiri. Sebab, hal ini
sudah bertentangan dengan tradisi Pancasila
yang mengusung penerimaan atas perbedaan.
Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa
Jokowi selalu menjadi sorotan publik, baik dari
dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga
hal-hal kecil yang dilakukan oleh Jokowi akan
mengundang banyak komentar dari masyarakat,
tak terkecuali para haters.
Seperti ketika dasi yang dikenakan Jokowi
dalam pertemuannya dengan Sultan Brunei
Darussalam, Senin (9/2) lalu, terlihat dari sela
jas yang dikenakannya. Hal kecil ini justru
ramai diperbincangkan di media sosial yang
menganggap pakaian Jokowi kampungan.
Bukan hanya itu, beberapa hari ini media sosial
kembali membicarakan cara bersalaman Jokowi
kepada Raja Arab, saat pertemuannya di Uni
Emirat Arab, Sabtu (12/9) kemarin.
Netizen justru menertawakan cara bersalaman
mantan Walikota Solo itu, dan
membandingkannya dengan cara bersalaman
pemimpin negara lain saat bertemu dengan
Raja Arab.
![[trit damai] Di mata Haters Apapun yang Dilakukan Jokowi Selalu Salah](https://dl.kaskus.id/i1094.photobucket.com/albums/i446/murdockk/Mobile%20Uploads/20150914064940-1-jokowi-bertemu-raja-arab-001-muhamad-agil-aliansyah_zps21903e91.jpg)
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar
mengatakan, hal ini merupakan hal yang biasa
dilakukan oleh masyarakat. Bukan hanya saat
kepemimpinan Jokowi, namun aksi bully
terhadap para pemimpin juga pernah dilakukan
saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Megawati Soekarnoputri.
"Memang ini suatu perkembangan di
masyarakat siapa saja yang berkuasa selalu di-
bully dan itu tidak hanya Jokowi, tapi SBY dan
Mega juga pernah mengalami hal ini. Namun,
bagi pemimpin reformasi tidak boleh larut
dengan bully yang dilakukan masyarakat," kata
Musni saat dihubungi, Minggu (13/9).
Selain tidak larut dengan bully, Jokowi juga
harus menyiapkan diri untuk menerima bully-
an yang dilakukan masyarakat. Menurut Musni,
hal ini hanyalah sebuah euforia. Sayangnya
euforia tersebut berlangsung terlalu lama.
"Kalau bully ini dilakukan terus menerus akan
tidak menguntungkan, karena akan
menciptakan masyarakat yang tidak pernah
berpikir positif, dan menganggap apa yang
dilakukan Jokowi selalu salah," imbuh Musni.
Oleh karena itu, Musni menyarankan agar
masyarakat bisa membangun persepsi positif
terhadap pemimpin di Indonesia agar bisa
menjalankan tugasnya dengan baik. Sebab
bagaimanapun juga, setiap manusia tidak
sempurna dan pasti memiliki kesalahan.
"Hal ini bisa dirubah melalui media sosial.
Untuk mendorong kemajuan, mendorong
pemimpin bekerja sebaik-baiknya. Sehingga dia
bisa mawas diri untuk tidak menyalahgunakan
wewenang," pungkasnya.
Dalam waktu dekat, kebiasaan mem-bully
pemimpin ini harus diakhiri. Sebab, hal ini
sudah bertentangan dengan tradisi Pancasila
yang mengusung penerimaan atas perbedaan.
sumber
Selalu pikir positif okeiiii

Diubah oleh jibrut212 16-09-2015 04:59
0
11.7K
Kutip
181
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan