- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Defisit Pertamina Bertambah Jadi Rp15,2 Triliun


TS
ketek..basah
Defisit Pertamina Bertambah Jadi Rp15,2 Triliun
Metrotvnews.com, Jakarta: PT Pertamina (Persero) kembali menyatakan defisit perseroan terus bertambah. Sampai hari ini, jumlah kerugian yang ditanggung Pertamina mencapai Rp15,2 triliun.
Vice President Avitation Pertamina, Wisnuuntoro mengatakan memang sejak awal 2015 perusahaan pelat merah itu menggendong kerugian yang cukup besar yakni sekitar Rp12 triliun kemudian bertabah menjadi Rp14 triliun, lalu hari ini mencatat Rp15,2 triliun.
Kerugian ini, disampaikannya lantaran penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium yang dijual dibawah harga keekonomian saat harga minyak dunia tinggi.
"Untuk diketahui dulu sejak 2015 awal sampai saat ini sudah disebutkan bahwa untuk jual premiun sampai rugi Rp12 triliun sampai hari ini Rp15,2 triliun," kata Wisnu dalam diskusi Energi Kita, di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (20/9/2015).
Wisnu menjelaskan, terus tercatatnya defisit ini karena hal itu terjadi karena ada harga yang dihitung dengan formula pemerintah. Ia menganalogikan harga tersebut dengan konstanta X, namun harga sebenarnya bukan itu.
"Katakan X, tapi dari X ini tidak segitu. Kemudian, karena minyak ini faktor inflasinya kan tinggi," tambah dia.
Lebih lanjut, diakuinya, Perseroan juga memaklumi kebijakan pemerintah yang tidak mudah menaik-turunkan harga minyak. Untuk itu, Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan dana stabilisasi.
Kalau saat harga minyak dunia sedang naik nanti akan dijadikan subsidi. Namun, jika harga turun akan dilakukan saving dan tidak dimasukkan ke APBN.
"Jadi kita maklum pemerintah tidak bisa begitu gampang menaik turunkan harga. Makanya pas naik kita harapkan akan turun dan dapat saving," tutup dia.
sumur
Rugiii teroosss
Vice President Avitation Pertamina, Wisnuuntoro mengatakan memang sejak awal 2015 perusahaan pelat merah itu menggendong kerugian yang cukup besar yakni sekitar Rp12 triliun kemudian bertabah menjadi Rp14 triliun, lalu hari ini mencatat Rp15,2 triliun.
Kerugian ini, disampaikannya lantaran penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium yang dijual dibawah harga keekonomian saat harga minyak dunia tinggi.
"Untuk diketahui dulu sejak 2015 awal sampai saat ini sudah disebutkan bahwa untuk jual premiun sampai rugi Rp12 triliun sampai hari ini Rp15,2 triliun," kata Wisnu dalam diskusi Energi Kita, di Gedung Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (20/9/2015).
Wisnu menjelaskan, terus tercatatnya defisit ini karena hal itu terjadi karena ada harga yang dihitung dengan formula pemerintah. Ia menganalogikan harga tersebut dengan konstanta X, namun harga sebenarnya bukan itu.
"Katakan X, tapi dari X ini tidak segitu. Kemudian, karena minyak ini faktor inflasinya kan tinggi," tambah dia.
Lebih lanjut, diakuinya, Perseroan juga memaklumi kebijakan pemerintah yang tidak mudah menaik-turunkan harga minyak. Untuk itu, Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan dana stabilisasi.
Kalau saat harga minyak dunia sedang naik nanti akan dijadikan subsidi. Namun, jika harga turun akan dilakukan saving dan tidak dimasukkan ke APBN.
"Jadi kita maklum pemerintah tidak bisa begitu gampang menaik turunkan harga. Makanya pas naik kita harapkan akan turun dan dapat saving," tutup dia.
sumur
Rugiii teroosss
0
1.2K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan