- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bedakan ISPA dengan Batuk Biasa


TS
bhashoe
Bedakan ISPA dengan Batuk Biasa
Ada hal yang menarik setelah saya membaca berita mengenai dibawah ini:

SUMUR
Setelah saya membaca berita tersebut, saya berpikir tidak ada salahnya saya mencoba menggali lebih dalam info ataupun artikel yang dapat menjelaskan mengenai cara membedakan batuk biasa dengan ISPA. Karena bukan hal apa, sekarang sedang marak sekali korban-korban ISPA akibat pembakaran lahan yang terjadi di Riau saat ini. Akibat pembakaran lahan yang di perkasai oleh segilitir ulah manusia itu sendiri yang berdampak sungguh fatal bagi masyarakat sekitar. Dan kondisi Riau dan sekitarnya saat ini masuk dalam kategori " DARURAT BAHAYA ASAP ".
Tanpa memperpanjang lebar lagi langsung saya jabarkan hasil rasa penasaran tuk menggali lebih banyak info lagi mengenai perbedaan ISPA dengan batuk biasa sesuai dengan berita diatas, sejelasnya ada dibawah ini :
SUMUR
SUMUR

Quote:
FAJAR.CO.ID, JAKARTA- INFEKSI saluran pernapasan akut disingkat ISPA adalah infeksi di daerah sinus, tenggorokan, saluran udara serta paru-paru. Gejalanya batuk seperti saat sakit flu, lantas bagaimana membedakannya?
Di tengah musim kemarau berkepanjangan, warga rentan terkena ISPA. Sebaiknya, Anda tidak menganggap penyakit ini remeh. Sebab jika telat ditangani, justru akan berujung pada kematian.
Spesialis Paru-paru RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS), dr Arif Santoso, SpP, PhD, FAPSR menuturkan ISPA pada dasarnya adalah diagnosa sementara. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan jenis kumannya.
” Pemeriksaan dilakukan melalui laboratorium. Dari situlah kemudian bisa dibedakan penyakit apa yang diderita pasien, ” terangnya, Rabu, 16 September.
Gejala ISPA layaknya penyakit flu biasa yakni batuk. Tapi dalam beberapa kondisi bisa sampai sesak.
Di bagian lain, Spesialis Paru RSWS dr Muhammad Ilyas, SpPD K-P SpP (K) FINASIM, menjelaskan bahwa bagi orang awam, membedakan batuk biasa dengan ISPA bisa dilihat dari jangka waktu seseorang tersebut batuk. Kalau lama bisa dicurigai ISPA.
“Kalau batuknya normal biasanya hanya sebentar, tetapi kalau lebih dari seminggu bisa jadi ISPA,” jelasnya.
Pada penderita ISPA kadang kala disertai sesak dengan gejala lainnya berupa demam. Karena itu ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.
Lantas bagaimana penanganan pertama bagi penderita ISPA? Kepala Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah 2014 tahun lalu ini mengatakan, cukup dengan banyak beristirahat.
“Kalau ISPA-nya karena virus sebaiknya beristirahat agar cepat pulih, tetapi kalau akibat bakteri sebaiknya konsultasi ke dokter agar diberi antibiotik. Jangan gunakan antibiotik tanpa konsultasi dokter terebih dahulu,” pungkasnya. (dni/nin)
Di tengah musim kemarau berkepanjangan, warga rentan terkena ISPA. Sebaiknya, Anda tidak menganggap penyakit ini remeh. Sebab jika telat ditangani, justru akan berujung pada kematian.
Spesialis Paru-paru RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS), dr Arif Santoso, SpP, PhD, FAPSR menuturkan ISPA pada dasarnya adalah diagnosa sementara. Biasanya akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan jenis kumannya.
” Pemeriksaan dilakukan melalui laboratorium. Dari situlah kemudian bisa dibedakan penyakit apa yang diderita pasien, ” terangnya, Rabu, 16 September.
Gejala ISPA layaknya penyakit flu biasa yakni batuk. Tapi dalam beberapa kondisi bisa sampai sesak.
Di bagian lain, Spesialis Paru RSWS dr Muhammad Ilyas, SpPD K-P SpP (K) FINASIM, menjelaskan bahwa bagi orang awam, membedakan batuk biasa dengan ISPA bisa dilihat dari jangka waktu seseorang tersebut batuk. Kalau lama bisa dicurigai ISPA.
“Kalau batuknya normal biasanya hanya sebentar, tetapi kalau lebih dari seminggu bisa jadi ISPA,” jelasnya.
Pada penderita ISPA kadang kala disertai sesak dengan gejala lainnya berupa demam. Karena itu ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat.
Lantas bagaimana penanganan pertama bagi penderita ISPA? Kepala Seksi Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah 2014 tahun lalu ini mengatakan, cukup dengan banyak beristirahat.
“Kalau ISPA-nya karena virus sebaiknya beristirahat agar cepat pulih, tetapi kalau akibat bakteri sebaiknya konsultasi ke dokter agar diberi antibiotik. Jangan gunakan antibiotik tanpa konsultasi dokter terebih dahulu,” pungkasnya. (dni/nin)
SUMUR
Setelah saya membaca berita tersebut, saya berpikir tidak ada salahnya saya mencoba menggali lebih dalam info ataupun artikel yang dapat menjelaskan mengenai cara membedakan batuk biasa dengan ISPA. Karena bukan hal apa, sekarang sedang marak sekali korban-korban ISPA akibat pembakaran lahan yang terjadi di Riau saat ini. Akibat pembakaran lahan yang di perkasai oleh segilitir ulah manusia itu sendiri yang berdampak sungguh fatal bagi masyarakat sekitar. Dan kondisi Riau dan sekitarnya saat ini masuk dalam kategori " DARURAT BAHAYA ASAP ".
Tanpa memperpanjang lebar lagi langsung saya jabarkan hasil rasa penasaran tuk menggali lebih banyak info lagi mengenai perbedaan ISPA dengan batuk biasa sesuai dengan berita diatas, sejelasnya ada dibawah ini :
Quote:
APA ITU ISPA....???!!!
Quote:
ISPA harus dianggap sebagai kondisi darurat, jika mencurigai terjadinya serangan ISPA, segera cari bantuan medis. Kondisi ini berpotensi menyebar dari orang ke orang. Bagi yang mengalami kelainan sistem kekebalan tubuh dan juga orang yang lanjut usia akan lebih mudah terserang penyakit ini. Terlebih lagi pada anak-anak, di mana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya.
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernapasan akut ketika orang tersebut menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk.
Selain itu, cairan mengandung virus atau bakteri yang menempel pada permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur terutama setelah Anda melakukan aktivitas di tempat umum.
Gejala yang Muncul Akibat ISPA
ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi pada hidung dan paru-paru. Beberapa gejalanya antara lain:
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
Penyebab ISPA
Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang sudah diketahui.
ISPA sendiri akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.
Cara Mendiagnosis ISPA
Untuk mendiagnosis ISPA, dokter akan memeriksa sistem pernapasan Anda. Suara napas Anda akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau terjadinya peradangan pada paru-paru. Hidung dan tenggorokan juga akan diperiksa.
Pemeriksaan dengan CT scan dan X-ray mungkin diperlukan apabila ISPA yang diderita sudah memasuki tahap lanjutan. Kondisi paru-paru Anda akan diamati dengan kedua prosedur di atas.
Prosedur tes fungsi paru-paru dilakukan untuk melihat seberapa jauh pernapasan pasien terganggu dan perkembangan kondisinya. Untuk memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk ke paru-paru, prosedur oksimetri nadi dapat dilakukan. Sedangkan untuk menentukan jenis virus penyebab ISPA, sampel dahak akan diambil untuk diteliti di laboratorium.
Pengobatan yang Dilakukan pada ISPA
Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia. Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus.
Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi.
Komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa berakibat fatal atau mematikan jika dibiarkan. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal napas dan gagal jantung kongestif.
Mewaspadai ISPA
Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda.
Hindari merokok.
Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada orang lain.
Dibawah ini pic bagan penderita ISPA dan cara ISPA masuk dalam tubuh
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernapasan akut ketika orang tersebut menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk.
Selain itu, cairan mengandung virus atau bakteri yang menempel pada permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur terutama setelah Anda melakukan aktivitas di tempat umum.
Gejala yang Muncul Akibat ISPA
ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi pada hidung dan paru-paru. Beberapa gejalanya antara lain:
- Hidung tersumbat atau berair.
- Para-paru terasa terhambat.
- Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
- Kerap merasa kelelahan.
- Tubuh merasa sakit.
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
- Kesulitan bernapas.
- Demam tinggi dan menggigil.
- Tingkat oksigen dalam darah rendah.
- Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan.
Penyebab ISPA
Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang sudah diketahui.
- Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus ini yang memiliki lebih dari 50 jenis.
- Rhinovirus. Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tapi pada anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.
- Pneumokokus. Ini adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tapi bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.
- Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua. Atau siapa pun yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ISPA sendiri akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.
Cara Mendiagnosis ISPA
Untuk mendiagnosis ISPA, dokter akan memeriksa sistem pernapasan Anda. Suara napas Anda akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau terjadinya peradangan pada paru-paru. Hidung dan tenggorokan juga akan diperiksa.
Pemeriksaan dengan CT scan dan X-ray mungkin diperlukan apabila ISPA yang diderita sudah memasuki tahap lanjutan. Kondisi paru-paru Anda akan diamati dengan kedua prosedur di atas.
Prosedur tes fungsi paru-paru dilakukan untuk melihat seberapa jauh pernapasan pasien terganggu dan perkembangan kondisinya. Untuk memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk ke paru-paru, prosedur oksimetri nadi dapat dilakukan. Sedangkan untuk menentukan jenis virus penyebab ISPA, sampel dahak akan diambil untuk diteliti di laboratorium.
Pengobatan yang Dilakukan pada ISPA
Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia. Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus.
Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi.
Komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa berakibat fatal atau mematikan jika dibiarkan. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal napas dan gagal jantung kongestif.
Mewaspadai ISPA
Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda.
Hindari merokok.
Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada orang lain.
Dibawah ini pic bagan penderita ISPA dan cara ISPA masuk dalam tubuh
Spoiler for Pic ISPA:

Spoiler for pic:

Quote:
APA ITU BATUK....??!!!
Quote:
Tubuh manusia memiliki sistem pertahanan untuk melawan gangguan dari luar. Salah satunya adalah batuk. Batuk adalah respons alami yang dilakukan tubuh untuk membersihkan lendir atau faktor penyebab iritasi, seperti debu atau asap, agar keluar dari saluran pernapasan kita.
Batuk umumnya akan sembuh dalam waktu tiga minggu dan tidak membutuhkan pengobatan. Keefektifan obat batuk masih belum terbukti sepenuhnya. Ramuan buatan sendiri seperti air madu dan lemon bisa membantu meringankan batuk ringan.
Jenis-jenis Batuk
Jenis-jenis batuk meliputi batuk kering dan batuk berdahak. Indikasi awal batuk kering biasanya adalah rasa gatal di tenggorokan yang memicu batuk. Batuk yang tanpa dahak ini biasa terjadi saat tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas sedang mengalami peradangan.
Otak menganggap peradangan di tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas sebagai kondisi yang asing dan berusaha menghilangkannya dengan batuk. Karena itu, pilek atau flu bisa memicu batuk. Dalam kasus yang berdahak, batuk-batuk justru sangat membantu karena akan mengeluarkan dahak dari saluran paru-paru.
Konsultasi kepada Dokter
Jika Anda batuk lebih dari tiga minggu akibat infeksi virus atau jika batuk Anda bertambah parah, konsultasikanlah kepada dokter. Begitu juga jika Anda mengalami kesulitan bernapas, sakit dada, atau batuk berdarah, segera konsultasikan kepada dokter.
Anda akan dirujuk ke dokter spesialis paru dan pernapasan jika dokter Anda tidak yakin mengenai penyebabnya. Dokter bisa menganjurkan pemeriksaan berikut:
Infeksi saluran pernapasan akibat virus adalah penyebab utama bagi sebagian besar orang yang batuk. Selain infeksi, penyebab batuk meliputi:
Batuk pada Anak
Batuk berkepanjangan bisa menjadi indikasi adanya infeksi saluran pernapasan yang lebih serius. Konsultasikanlah ke dokter jika anak Anda mengalami batuk yang parah dan tidak kunjung reda sehingga pengobatan dapat segera dilakukan.
Mewaspadai gejala batuk rejan juga sangat penting, terutama pada anak-anak dan bayi. Gejala batuk rejan meliputi:
Infeksi virus yang menyebabkan batuk biasanya bisa reda dengan sendirinya. Batuk bisa dikelompokkan berdasarkan masa berlangsungnya:
Bronkitis dan pneumonia adalah contoh infeksi saluran pernapasan bawah, yaitu pada saluran pernapasan bagian bawah itu sendiri atau paru-paru yang terkena virus.
Selain infeksi, penyebab batuk akut juga bisa karena rinitis alergi, yaitu saat benda seperti debu dan asap rokok menjadi pemicu alergi ini (juga dikenal sebagai hay fever) atau karena penyakit jangka panjang (kronis) seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan bronkitis kronis.
Batuk Jangka Panjang (Kronis)
Meski jarang terjadi, batuk bisa saja mengindikasikan kondisi kesehatan yang terjangkit batuk kronis.
Ada beberapa penyebab batuk berkepanjangan pada orang dewasa:
Obat dengan resep dokter, misalnya obat-obatan yang digunakan untuk mangatasi tekanan darah tinggi (hipertensi) atau penyakit jantung.
Merokok. Batuk pada perokok juga bisa menjadi gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Penyakit refluks gastroesofagus karena iritasi akibat naiknya asam lambung.
Infeksi saluran pernapasan jangka panjang.
Penyakit jangka panjang, misalnya asma.
Postnasal drip (lendir yang menetes dari bagian belakang hidung ke tenggorokan yang disebabkan alergi seperti rinitis).
Pada beberapa kondisi, batuk bisa menjadi gejala kepada penyakit-penyakit yang lebih berat, antara lain:
Batuk biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah sistem kekebalan tubuh sudah memusnahkan virus. Tidak ada cara cepat untuk menyembuhkan batuk akibat infeksi virus.
Air madu bercampur lemon adalah ramuan yang paling sederhana dan murah untuk menangani batuk. Dengan melembapkan tenggorokan, madu dapat meringankan iritasi yang menyebabkan batuk.
Obat Batuk
Keampuhan obat batuk belum terbukti sepenuhnya. Meski demikian, beberapa komposisinya dapat mengurangi gejala yang sering berhubungan dengan batuk seperti hidung tersumbat atau demam. Ada beberapa obat batuk yang mengandung parasetamol, maka pengguna harus membaca keterangan penggunaan obat agar tidak melebihi dosis yang dianjurkan.
Meski obat batuk bisa digunakan untuk segala jenis batuk dan umumnya aman, penderita diabetes dianjurkan untuk berwaspada karena obat batuk mengandung gula. Obat batuk sebaiknya juga tidak diminum lebih dari dua minggu.
Merawat Anak-anak
Untuk mengobati anak Anda yang batuk, Anda dianjurkan memberi air hangat yang dicampur madu dan lemon atau obat batuk sirup yang mengandung gliserol atau madu. Tetapi sebaiknya Anda tidak memberi madu pada bayi di bawah usia satu tahun karena berisiko terkena botulisme (keracunan madu) pada bayi.
Ada beberapa penelitian yang menganjurkan orangtua untuk menjauhkan obat batuk yang bisa dibeli tanpa resep dokter dari anak-anak di bawah umur enam tahun. Hal ini disebabkan karena adanya potensi efek samping dari obat-obat tersebut seperti alergi, halusinasi atau gangguan tidur.
Pereda Batuk
Pereda batuk seperti folkodin, dekstrometorfan, dan anti-histamin hanya ampuh untuk batuk kering. Obat-obat ini berfungsi dengan menstimulasi otak untuk menekan refleks batuk.
Folkodin dan dekstrometorfan memiliki beberapa efek samping dan bisa bereaksi dengan obat lain. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter Anda sebelum meminumnya.
Kadang-kadang obat anti-histamin menyebabkan rasa kantuk dan efek ini justru bisa berdampak positif, terutama jika batuk mengganggu tidur Anda. Efek samping lainnya dari anti-histamin yang mungkin terjadi adalah mulut kering, sulit buang air kecil, sembelit dan kaburnya penglihatan. Selalu bacalah aturan pemakaian sebelum mulai mengkonsumsi suatu obat.
Obat Ekspektoran
Obat ekspektoran berfungsi untuk membantu mengeluarkan dahak.
Obat ekspektoran cocok untuk mengobati batuk berdahak karena dapat membantu Anda untuk mengeluarkan dahak sehingga batuk menjadi lebih ringan. Contoh obat ekspektoran antara lain guaifenesin, amonium klorida, squill (tanaman herbal), natrium sitrat, ipecacuanha (tumbuhan yang mengandung ipekak).
Unsur-unsur di atas hanya terkandung dalam jumlah kecil di dalam obat batuk sehingga kemungkinan efek sampingnya atau bereaksi dengan obat lain telah terbukti rendah.
Antibiotik
Antibiotik hanya dianjurkan jika Anda mengalami infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia karena antibiotik hanya berguna untuk membunuh bakteri dan bukan virus.
Berhenti Merokok
Berhenti merokok bukan hanya bisa menyehatkan paru-paru dan tubuh Anda secara keseluruhan, tapi juga bisa memperpanjang usia Anda. Pernapasan Anda akan membaik dan gejala seperti batuk-batuk atau sesak napas bisa reda dalam 3-9 bulan setelah berhenti merokok.
Dampak positif lain dari berhenti merokok adalah setelah sebulan, kulit akan menjadi lebih sehat, cerah, dan segar. Orang yang berhenti merokok juga dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung dan penyakit jantung lainnya sebanyak 50% dibanding mereka yang terus merokok.
Batuk umumnya akan sembuh dalam waktu tiga minggu dan tidak membutuhkan pengobatan. Keefektifan obat batuk masih belum terbukti sepenuhnya. Ramuan buatan sendiri seperti air madu dan lemon bisa membantu meringankan batuk ringan.
Jenis-jenis Batuk
Jenis-jenis batuk meliputi batuk kering dan batuk berdahak. Indikasi awal batuk kering biasanya adalah rasa gatal di tenggorokan yang memicu batuk. Batuk yang tanpa dahak ini biasa terjadi saat tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas sedang mengalami peradangan.
Otak menganggap peradangan di tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas sebagai kondisi yang asing dan berusaha menghilangkannya dengan batuk. Karena itu, pilek atau flu bisa memicu batuk. Dalam kasus yang berdahak, batuk-batuk justru sangat membantu karena akan mengeluarkan dahak dari saluran paru-paru.
Konsultasi kepada Dokter
Jika Anda batuk lebih dari tiga minggu akibat infeksi virus atau jika batuk Anda bertambah parah, konsultasikanlah kepada dokter. Begitu juga jika Anda mengalami kesulitan bernapas, sakit dada, atau batuk berdarah, segera konsultasikan kepada dokter.
Anda akan dirujuk ke dokter spesialis paru dan pernapasan jika dokter Anda tidak yakin mengenai penyebabnya. Dokter bisa menganjurkan pemeriksaan berikut:
- Mengambil sampel dahak Anda untuk menentukan jenis antibiotik yang akan diberikan.
- Rontgen dada untuk memeriksa entah Anda mengalami infeksi paru-paru.
- Spirometri (menarik dan menghembuskan napas lewat tabung yang terhubung dengan mesin) untuk memeriksa entah Anda memiliki penyakit saluran pernapasan.
- Tes alergi untuk memeriksa entah batuk Anda diakibatkan sesuatu yang memicu alergi, misalnya tungau debu.
- Penyebab Batuk
Infeksi saluran pernapasan akibat virus adalah penyebab utama bagi sebagian besar orang yang batuk. Selain infeksi, penyebab batuk meliputi:
- Penyakit jangka panjang yang kambuh, misalnya asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau bronkitis kronis.
- Rinitis alergi, misalnya alergi terhadap serbuk sari (hay fever).
- Penyakit refluks gastroesofagus karena iritasi dan luka akibat asam lambung.
- Meski jarang terjadi, faktor-faktor di atas tetap bisa menjadi gejala awal dari penyakit yang menyebabkan batuk jangka panjang.
Batuk pada Anak
Batuk berkepanjangan bisa menjadi indikasi adanya infeksi saluran pernapasan yang lebih serius. Konsultasikanlah ke dokter jika anak Anda mengalami batuk yang parah dan tidak kunjung reda sehingga pengobatan dapat segera dilakukan.
Mewaspadai gejala batuk rejan juga sangat penting, terutama pada anak-anak dan bayi. Gejala batuk rejan meliputi:
- Suara lengkingan di setiap tarikan napas dalam-dalam setelah batuk.
- Batuk bertubi-tubi dan intens yang mengeluarkan dahak kental.
- Kelelahan dan wajah merah karena terus batuk.
- Muntah pada bayi dan anak-anak.
Infeksi virus yang menyebabkan batuk biasanya bisa reda dengan sendirinya. Batuk bisa dikelompokkan berdasarkan masa berlangsungnya:
- Akut – berjangka pendek, berlangsung kurang dari 3 minggu.
- Sub akut – berlangsung selama 3-8 minggu.
- Jangka panjang (kronis) – berlangsung lebih dari 8 minggu.
- Batuk Akut
- Kebanyakan batuk disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan bagian atas meliputi pilek, flu, laringitis, sinusitis dan batuk rejan. Infeksi ini menyerang tenggorokan, batang tenggorokan, dan sinus.
Bronkitis dan pneumonia adalah contoh infeksi saluran pernapasan bawah, yaitu pada saluran pernapasan bagian bawah itu sendiri atau paru-paru yang terkena virus.
Selain infeksi, penyebab batuk akut juga bisa karena rinitis alergi, yaitu saat benda seperti debu dan asap rokok menjadi pemicu alergi ini (juga dikenal sebagai hay fever) atau karena penyakit jangka panjang (kronis) seperti asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan bronkitis kronis.
Batuk Jangka Panjang (Kronis)
Meski jarang terjadi, batuk bisa saja mengindikasikan kondisi kesehatan yang terjangkit batuk kronis.
Ada beberapa penyebab batuk berkepanjangan pada orang dewasa:
Obat dengan resep dokter, misalnya obat-obatan yang digunakan untuk mangatasi tekanan darah tinggi (hipertensi) atau penyakit jantung.
Merokok. Batuk pada perokok juga bisa menjadi gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).
Penyakit refluks gastroesofagus karena iritasi akibat naiknya asam lambung.
Infeksi saluran pernapasan jangka panjang.
Penyakit jangka panjang, misalnya asma.
Postnasal drip (lendir yang menetes dari bagian belakang hidung ke tenggorokan yang disebabkan alergi seperti rinitis).
Pada beberapa kondisi, batuk bisa menjadi gejala kepada penyakit-penyakit yang lebih berat, antara lain:
- Tuberkulosis
- Kanker paru-paru
- Gagal jantung
- Emboli pulmonalis (penyumbatan di paru-paru)
Batuk biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah sistem kekebalan tubuh sudah memusnahkan virus. Tidak ada cara cepat untuk menyembuhkan batuk akibat infeksi virus.
Air madu bercampur lemon adalah ramuan yang paling sederhana dan murah untuk menangani batuk. Dengan melembapkan tenggorokan, madu dapat meringankan iritasi yang menyebabkan batuk.
Obat Batuk
Keampuhan obat batuk belum terbukti sepenuhnya. Meski demikian, beberapa komposisinya dapat mengurangi gejala yang sering berhubungan dengan batuk seperti hidung tersumbat atau demam. Ada beberapa obat batuk yang mengandung parasetamol, maka pengguna harus membaca keterangan penggunaan obat agar tidak melebihi dosis yang dianjurkan.
Meski obat batuk bisa digunakan untuk segala jenis batuk dan umumnya aman, penderita diabetes dianjurkan untuk berwaspada karena obat batuk mengandung gula. Obat batuk sebaiknya juga tidak diminum lebih dari dua minggu.
Merawat Anak-anak
Untuk mengobati anak Anda yang batuk, Anda dianjurkan memberi air hangat yang dicampur madu dan lemon atau obat batuk sirup yang mengandung gliserol atau madu. Tetapi sebaiknya Anda tidak memberi madu pada bayi di bawah usia satu tahun karena berisiko terkena botulisme (keracunan madu) pada bayi.
Ada beberapa penelitian yang menganjurkan orangtua untuk menjauhkan obat batuk yang bisa dibeli tanpa resep dokter dari anak-anak di bawah umur enam tahun. Hal ini disebabkan karena adanya potensi efek samping dari obat-obat tersebut seperti alergi, halusinasi atau gangguan tidur.
Pereda Batuk
Pereda batuk seperti folkodin, dekstrometorfan, dan anti-histamin hanya ampuh untuk batuk kering. Obat-obat ini berfungsi dengan menstimulasi otak untuk menekan refleks batuk.
Folkodin dan dekstrometorfan memiliki beberapa efek samping dan bisa bereaksi dengan obat lain. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter Anda sebelum meminumnya.
Kadang-kadang obat anti-histamin menyebabkan rasa kantuk dan efek ini justru bisa berdampak positif, terutama jika batuk mengganggu tidur Anda. Efek samping lainnya dari anti-histamin yang mungkin terjadi adalah mulut kering, sulit buang air kecil, sembelit dan kaburnya penglihatan. Selalu bacalah aturan pemakaian sebelum mulai mengkonsumsi suatu obat.
Obat Ekspektoran
Obat ekspektoran berfungsi untuk membantu mengeluarkan dahak.
Obat ekspektoran cocok untuk mengobati batuk berdahak karena dapat membantu Anda untuk mengeluarkan dahak sehingga batuk menjadi lebih ringan. Contoh obat ekspektoran antara lain guaifenesin, amonium klorida, squill (tanaman herbal), natrium sitrat, ipecacuanha (tumbuhan yang mengandung ipekak).
Unsur-unsur di atas hanya terkandung dalam jumlah kecil di dalam obat batuk sehingga kemungkinan efek sampingnya atau bereaksi dengan obat lain telah terbukti rendah.
Antibiotik
Antibiotik hanya dianjurkan jika Anda mengalami infeksi bakteri sekunder seperti pneumonia karena antibiotik hanya berguna untuk membunuh bakteri dan bukan virus.
Berhenti Merokok
Berhenti merokok bukan hanya bisa menyehatkan paru-paru dan tubuh Anda secara keseluruhan, tapi juga bisa memperpanjang usia Anda. Pernapasan Anda akan membaik dan gejala seperti batuk-batuk atau sesak napas bisa reda dalam 3-9 bulan setelah berhenti merokok.
Dampak positif lain dari berhenti merokok adalah setelah sebulan, kulit akan menjadi lebih sehat, cerah, dan segar. Orang yang berhenti merokok juga dapat menurunkan risiko terkena serangan jantung dan penyakit jantung lainnya sebanyak 50% dibanding mereka yang terus merokok.
SUMUR
SUMUR
Spoiler for penutup dari saya:
Quote:
Sekali lagi saya mendoakan untuk sodara-sodara ku di Riau meskipun aku tak mengenal diri kalian semua disana. Di dalam doa saya sangat berharap hujan akan turun disana agar dapat mengurangi asap yang menyelimuti Riau dan sekitarnya akibat dampak pembakaran lahan disana. Dan dalam doa ku semoga masalah sodara-sodara ku di Riau dapat segera berakhir dan dapat kembali menghirup udara segar seperti sedia kala dan adik-adik disana dapat bersekolah kembali dan mengejar cita-citanya. Dan di akhir doa ku ini semoga sodara ku di Riau, di berikan kekuatan kesabaran dalam menghadapi ini semua.... amien

Quote:
Yah itulah hasil saya menggali info tentang membedakan ISPA dengan batuk biasa dan sejenisnya. Entah repost
atau tidak.... tidak masalah buat saya
yang terpenting niatan saya membagi info bagi belum mengetahui itu lebih baik daripada tidak sama sekali
. Dan akhir kata saya ucapkan terima kasih bagi yang membaca thread saya ini
.




Diubah oleh bhashoe 17-09-2015 14:58
0
14.7K
Kutip
9
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan