- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bakal Operasional Desember, Jalur Kereta Cianjur-Bandung Disterilkan


TS
japek
Bakal Operasional Desember, Jalur Kereta Cianjur-Bandung Disterilkan
Quote:
Jalur rel kereta api yang menghubungkan Cianjur-Bandung disterilkan. Rabu (16/9/2015) tadi, sejumlah bangunan yang berdiri berdampingan dengan rel mulai dirobohkan. Setelah sempat tertunda, jalur Cianjur-Bandung diprediksi mulai dioperasikan akhir tahun.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung Zunerfin. "Ya, benar sterilisasi ini untuk persiapan kereta Bandung-Cianjur. Kami harap, akhir tahun ini jalur sudah steril dan kereta mulai beroperasi," ujar dia.
Pengaktifan kembali kereta api jurusan Cianjur-Bandung sebenarnya telah diwacanakan sejak beberapa waktu lalu. Bahkan rencananya, jalur sepanjang 57 kilometer ini bakal dioperasikan Maret 2015, namun diundur.
Kereta api Cianjur-Bandung dinonaktifkan pada 2014 lalu lantaran sering terjadi longsor di sejumlah titik, tepatnya di sepanjang jalur Padalarang hingga Cianjur.
Rencananya, jalur ini akan menggunakan kereta api perintis dengan titik pemberangkatan di Stasiun Kiaracondong Bandung dan tiba di Stasiun Sayang Cianjur.
Diungkapkan Zunerfin, jika menggunakan rel yang sudah ada sebenarnya jalur Cianjur-Bandung sudah dapat digunakan. Beberapa titik rawan longsor seperti di Cisokan dan Ciranjang Cianjur sudah ditangani. Namun persiapan dihidupkannya kembali jalur ini menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan.
"Kalau PT KAI hanya operator, sedangkan untuk persiapannya berada di Kementerian dan juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Namun berdasarkan pemantauan kami, sejumlah titik sudah siap dilewati. Kalau menggunakan rel yang ada, dan keretanya sesuai, itu bisa digunakan," kata dia.
Jalur Cianjur-Bandung nantinya akan disesuaikan dengan jalur yang telah tersedia yakni Cianjur-Sukabumi-Bogor. Jalur ini pun dapat dijadikan sebagai alternatif menuju Jakarta dengan tarif lebih terjangkau.
Lebih lanjut diungkapkan Zunerfin, sterilisasi bangunan yang berada di bantaran rel dilakukan agar jarak pandang masinis lebih luas. Idealnya, jarak dari titik tengah (as) rel ke bangunan yakni 12 meter. Menurut Zunerfin, sterilisasi ini telah bertahap mulai dari Ciranjang hingga Stasiun Cianjur.
"Untuk yang bukan jalur rel Cianjur-Bandung sendiri turut diperbaiki karena ini untuk meningkatkan pandangan masinis. Sampai kapan, masih terus kami lakukan," kata dia.
Sementara itu, sejumlah warga yang terkena sterilisasi masih tetap bertahan di rumahnya. Meski telah dibongkar, mereka masih bingung hendak pindah ke mana. Pasalnya, tidak ada kompensasi dari pembongkaran tersebut.
"Di situnya, di surat bila sewaktu-waktu (lahan) dibutuhkan tidak ada penggantian (kompensasi)," ujar Isar bin Misri (64) warga Gang Banjar Kelurahan Sayang Kecamatan/Kabupaten Cianjur . Isar merupakan satu dari beberapa warga yang memilih tinggal sementara di bangunan yang telah dirobohkan.
Isar telah mendiami tanah milik PT KAI itu sejak tahun 1974. Dia tinggal dengan membayar uang sewa sebesar Rp 300.000 per tahun. "Dibayarnya ke stasiun tapi sudah dua tahun kalau mau bayar tidak diterima," kata pria yang kesehariannya sebagai tukang bangunan.
Isar mengaku telah mengetahui akan dilakukan sterilisasi sekitar dua pekan lalu melalui surat pemberitahuan. Warga diberi kesempatan selama 15 hari untuk membongkar rumahnya masing-masing. "Saya tidak bongkar karena bingung, jadi nunggu saja. Sekarang ya di sini saja, kalau punya uang pengennya ngontrak," kata Isar yang tinggal bersama istri dan lima anaknya. (Tommi Andryandy/A-88)***
Hal tersebut diungkapkan Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung Zunerfin. "Ya, benar sterilisasi ini untuk persiapan kereta Bandung-Cianjur. Kami harap, akhir tahun ini jalur sudah steril dan kereta mulai beroperasi," ujar dia.
Pengaktifan kembali kereta api jurusan Cianjur-Bandung sebenarnya telah diwacanakan sejak beberapa waktu lalu. Bahkan rencananya, jalur sepanjang 57 kilometer ini bakal dioperasikan Maret 2015, namun diundur.
Kereta api Cianjur-Bandung dinonaktifkan pada 2014 lalu lantaran sering terjadi longsor di sejumlah titik, tepatnya di sepanjang jalur Padalarang hingga Cianjur.
Rencananya, jalur ini akan menggunakan kereta api perintis dengan titik pemberangkatan di Stasiun Kiaracondong Bandung dan tiba di Stasiun Sayang Cianjur.
Diungkapkan Zunerfin, jika menggunakan rel yang sudah ada sebenarnya jalur Cianjur-Bandung sudah dapat digunakan. Beberapa titik rawan longsor seperti di Cisokan dan Ciranjang Cianjur sudah ditangani. Namun persiapan dihidupkannya kembali jalur ini menjadi kewenangan Kementerian Perhubungan.
"Kalau PT KAI hanya operator, sedangkan untuk persiapannya berada di Kementerian dan juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Namun berdasarkan pemantauan kami, sejumlah titik sudah siap dilewati. Kalau menggunakan rel yang ada, dan keretanya sesuai, itu bisa digunakan," kata dia.
Jalur Cianjur-Bandung nantinya akan disesuaikan dengan jalur yang telah tersedia yakni Cianjur-Sukabumi-Bogor. Jalur ini pun dapat dijadikan sebagai alternatif menuju Jakarta dengan tarif lebih terjangkau.
Lebih lanjut diungkapkan Zunerfin, sterilisasi bangunan yang berada di bantaran rel dilakukan agar jarak pandang masinis lebih luas. Idealnya, jarak dari titik tengah (as) rel ke bangunan yakni 12 meter. Menurut Zunerfin, sterilisasi ini telah bertahap mulai dari Ciranjang hingga Stasiun Cianjur.
"Untuk yang bukan jalur rel Cianjur-Bandung sendiri turut diperbaiki karena ini untuk meningkatkan pandangan masinis. Sampai kapan, masih terus kami lakukan," kata dia.
Sementara itu, sejumlah warga yang terkena sterilisasi masih tetap bertahan di rumahnya. Meski telah dibongkar, mereka masih bingung hendak pindah ke mana. Pasalnya, tidak ada kompensasi dari pembongkaran tersebut.
"Di situnya, di surat bila sewaktu-waktu (lahan) dibutuhkan tidak ada penggantian (kompensasi)," ujar Isar bin Misri (64) warga Gang Banjar Kelurahan Sayang Kecamatan/Kabupaten Cianjur . Isar merupakan satu dari beberapa warga yang memilih tinggal sementara di bangunan yang telah dirobohkan.
Isar telah mendiami tanah milik PT KAI itu sejak tahun 1974. Dia tinggal dengan membayar uang sewa sebesar Rp 300.000 per tahun. "Dibayarnya ke stasiun tapi sudah dua tahun kalau mau bayar tidak diterima," kata pria yang kesehariannya sebagai tukang bangunan.
Isar mengaku telah mengetahui akan dilakukan sterilisasi sekitar dua pekan lalu melalui surat pemberitahuan. Warga diberi kesempatan selama 15 hari untuk membongkar rumahnya masing-masing. "Saya tidak bongkar karena bingung, jadi nunggu saja. Sekarang ya di sini saja, kalau punya uang pengennya ngontrak," kata Isar yang tinggal bersama istri dan lima anaknya. (Tommi Andryandy/A-88)***
http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2015/09/16/342639/bakal-operasional-desember-jalur-kereta-cianjur-bandung-disterilkan
Salah satu petak dengan panorama memukau, jadi ingat foto hasil hunting yang hilang

0
3.1K
Kutip
23
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan