- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
September Ekonomi Meroket, Buktinya Mana Pak Presiden?


TS
provokator.7
September Ekonomi Meroket, Buktinya Mana Pak Presiden?

Warga pemilik akun Twitter dan Facebook sedih mengetahui jumlah orang miskin meningkat. Namun, mereka tak kaget melihat orang susah bertambah di masa awal pemerintahan Presiden Jokowi.
Di Twitter, akun @yudhakwn menilai, jumlah orang miskin yang terus meningkat merupakan lampu kuning bagi pemerintah. Dia mengingatkan, pemerintah harus melakukan tindakan nyata untuk mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia. "Walaupun persentasenya rendah. Tapi ini adalah masalah," kicaunya.
Akun @ardiansulistyo5 mencibir, pemerintah yang selalu mencari-cari alasan apabila mendapatkan laporan negatif tentang kinerjanya. Padahal, survei angka kemiskinan dari BPS sudah memberikan gambaran hasil kinerja pemerintah. "Prestasi yang hebat cuma selalu cari kambing hitam," sindirnya.
Akun @HelmiHelmimoze bilang, dengan bertambahnya jumlah orang miskin di Indonesia, membuktikan pemerintah gagal dalam mengelola perekonomian di Indonesia.
"Miskin bertambah bukti berbagai program yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 'Sontoloyo'," kicaunya.
Akun @titikastuty menagih janji Presiden Joko Widodo yang mengatakan ekonomi Indonesia akan meningkat tajam pada bulan September. Dia menyindir, saat ini bukannya ekonomi Indonesia yang meningkat, melainkan jumlah orang miskin yang terus meningkat tajam. "Presiden bilang September ekonomi akan meroket, orang miskin yang meroket jumlahnya kalee," kicaunya.
Akun @BBHesti berpendapat, salah satu penyebab terbesar orang miskin terus meningkat adalah perilaku membeli barang-barang impor. Sehingga berdampak langsung dengan industri dalam negeri.
"Pemicu utama kemiskinan di Indonesia yakni tidak mau mengonsumsi barang atau jasa produk dalam negeri, sehingga tenaga kerja tidak terserap industri," kicaunya.
Akun @Bpasbar menduga, pemutusan hubungan kerja (PHK) memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan jumlah orang miskin di Tanah Air. Serta, lanjut dia, sikap pemerintah yang tidak turun langsung melihat kehidupan masyarakat. "Menurutku sih gara-gara kurangnya lapangan kerja dan pemerintah nggak mau lihat kenyataan di bawah," kicaunya.
Akun @SonyWidodo1 sedih melihat banyaknya warga Indonesia yang termasuk kategori miskin. Kata dia, kemiskinan era SBY masih lebih rendah.
"Miris banget. Selama enam bulan bisa naik hingga 800 ribu orang? Nggak salah itu?" tanyanya.
Akun @lovelyliraa bilang, masalah kemiskinan harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Menurutnya, keadaan Indonesia sudah semakin memprihatinkan. "Ini sudah gawat. Jangan diem aja," kicaunya.
Akun @pinastiimahanda membandingkan keadaan rakyat Indonesia yang semakin banyak tergolong orang miskin dengan pengeluaran pemerintah dan legislatif. "Sementara untuk kunjungan kerja Pejabat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) miliaran rupiah," kicaunya.
Berbeda, akun @Uhe212 tidak menyalahkan siapa-siapa dalam hasil temuan BPS tersebut. Dia menyarankan pemerintah tetap fokus dalam menangani fenomena kemiskinan. "Tetap optimis atasi penduduk miskin dengan #Industridesa," usulnya.
Akun @anggabwardhana mencoba menenangkan. Dia mengingatkan, Presiden Jokowi dan kabinet kerjanya masih memiliki waktu empat tahun lagi bekerja untuk negeri ini. "Masih ada sisa empat tahun lagi kok. Hasilnya gimana ya?" kicaunya.
Akun @cikem05 berpantun, di era pemerintahan Jokowi masyarakat ibarat bersakit-sakit dahulu akan senang kemudian. "Satu tahun awal masa membangun. Percayalah tak lama lagi kita akan sejahtera. Di akhir masa pemerintah, Indonesia berdikari secara ekonomi," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang atau 11,22 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Itu artinya, jumlah penduduk miskin di Indonesia bertambah dibandingkan pada September 2014 ketika penduduk miskin berjumlah 27,73 juta jiwa atau 10,96 persen dari total jumlah penduduk. Kemudian, dalam enam bulan, jumlah penduduk miskin telah bertambah sebanyak 860.000 orang.
Namun, bila persentase jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 sebesar 11,22 persen dibandingkan pada Maret 2014, yakni ketika porsi penduduk miskin sebanyak 11,25 persen, maka terjadi penurunan persentase penduduk miskin terhadap total jumlah penduduk, yakni sebanyak 0,03 persen.
Meski terjadi penurunan persentase secara tahunan (year on year), jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2015 yang sebanyak 28,59 juta jiwa secara absolut lebih banyak dibandingkan pada Maret 2014 yang sebanyak 28,28 juta jiwa.
Kepala BPS Suryamin mengatakan beberapa faktor penyebab kemiskinan pada Maret 2015 naik dibanding pada September 2014. "Selama periode September 2014-Maret 2015, inflasi terjadi cukup tinggi, sebesar 4,03 persen," ujarnya, kemarin.
Tingkat inflasi pedesaan periode September 2014-Maret 2015 pun sebesar 4,4 persen. Secara nasional, rata-rata harga beras mengalami peningkatan 14,48 persen, yaitu dari Rp 11.433 per kilogram pada September 2014 menjadi Rp 13.089 per kilogram pada Maret 2015.
Secara riil, rata-rata upah buruh tani per hari pada Maret 2015 turun 1,34 persen dibanding upah buruh tani per September 2014.
Sumber
ROKETnya Pada Kemana yaa ??





selldomba memberi reputasi
1
12.8K
154


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan