Belum selesai merasakan sakitnya cintamu berakhir, lagi-lagi realita menghantam keras hati kamu yang masih hancur berkeping-keping setelah putus. Saat patah hati, hidup memang jadi terasa berat beribu-ribu kali lipat. Mau makan, nggak napsu. Mau tidur, pikiran terganggu. Mau melampiaskan amarah, cuma bikin naik darah. Mau ngelakuin aktivitas seperti biasa, tapi nggak bisa konsentrasi. Patah hati memang semenyengsarakan itu. Padahal, penyebabnya cuma satu. Belum siap dengan kebiasaan baru, melakukan segala aktivitas tanpa mantanmu.
Dalam urusan hati, kita emang harus realistis. Hubungan yang romantis nggak akan berlangsung selamanya, nggak peduli udah berapa lama waktu terlewati dan seberapa kenangan indah yang telah diciptakan. Nggak ada jaminan yang kisah yang indah juga akan berakhir indah.
Terkadang, kamu hanya harus menerima, orang yang dicintai berhak berhenti mencintai.
Sesudah putus jelas semua nggak lagi sama, baik keadaan begitu pula dirimu. Kamu harus mulai membiasakan diri untuk nggak melakukan kebiasaan-kebiasaan lama, menikmati rindu seorang diri, berusaha keras memandamkan cemas, dan membunuh harapan dan sisa-sisa rasa yang masih ada. Dan yang paling menyakitkan adalah, kamu harus menerima kenyataan kamu udah nggak lagi bersamanya.
Wahai kamu-kamu yang sedang patah hati, mari menikmati rasa sakitmu agar menjadi kuatmu. Patah hati adalah proses menabahkan diri, seperti halnya sakit, kamu mau nggak mau meminum obat yang pahit agar sembuh.
Name shock
Quote:
Hal pertama yang menyakitkan setelah putus adalah shock ketika ada orang yang menyebut nama mantanmu. Muncul rasa sakit yang asing melilit hati kamu mendengar namanya.
Spoiler for :
Dengan terjadinya hal ini, tiba-tiba kamu teringat segala hal yang berhubungan dengannya, padahal di saat itu kamu sedang berusaha melupakan dia. Kamu sadar bahwa dia masih belum bisa kamu lupakan, kamu sadar masih berharap melihatnya tersenyum, kamu sadar masih menginginkan kabar mengenai dirinya.
You realize that there is no more “I love you, good night...”
Kenyataan bahwa kamu nggak bisa nyaman dengan rasa sakitmu
Quote:
Sakit fisik masih bisa disembuhkan atau diminimalisir obat resep dokter, lah kalo yang sakit pikiran sama hati? Sebadan-badan efeknya. Sekuat-kuatnya fisik bakal ambruk juga.
Spoiler for :
Sebetulnya, kamu merasa sakit karena kamu mengizinkan sakit itu menyakitimu. Kamu merasa sakit karena harus terpaksa nyaman dan terbiasa dengan kenyataan kini, terbiasa dengan rasa kehilangan. Itulah sumber rasa sakitnya.
Makanya, ketika putus, jangan jadi berlarut-larut berdiam diri. Curhatlah dengan orang-orang yang kamu percaya. Mungkin mereka nggak sepenuhnya mengerti dengan apa yang sedang kamu rasakan. Mungkin nggak akan mengubah keadaan dengan cepat, tapi seenggaknya tawa yang mereka ciptakan sangat berguna untuk menghibur. Atau kalo kamu nggak bisa percaya sama orang lain, coba lampiaskan rasa sakit yang kamu tahan dengan cara pergi ke perbukitan, lalu berteriak sekencang-kencangnya. Biarkan rasa sesak di dada keluar semua.
Bertanya, “Kenapa ini harus berakhir?”
Quote:
“Kenapa ini harus berakhir?” Kalimat yang melintas di pikiranmu ini adalah salah satu bagian terpahit setelah putus, dan nggak ada jawaban memuaskan yang membuat kamu menerimanya. Nggak ada jawaban yang benar-benar bisa menjadi bantalan pertanyaan kamu terhadap rasa sakit yang kamu rasakan dan rasa takut yang selalu menghantui.
Spoiler for :
Kamu bertanya-tanya pada diri sendiri apakah ini semua berakhir karena sesuatu yang kamu lakukan, sesuatu yang barangkali bisa menjadi titik terang atas pertanyaan terbesarmu. Kamu merasa sangat bodoh dan malu jika itu adalah kesalahanmu.
“Kenapa ini harus berakhir jika kalian saling mencintai? Dan apakah saling mencintai juga termasuk kesalahan yang membuat kisah kalian berakhir.”
Kamu hanya ingin selalu mencintainya, bukan ingin terluka.
Melihat sesuatu yang dia berikan
Quote:
Kamu pasti pernah saling memberikan sesuatu, atau katakanlah barang dengan mantanmu. Memberikan sesuatu sebagai tanda saling mencintai, dan kalian sama-sama menyimpannya. Entah itu boneka, buku, baju, bingkai foto, dll.
Spoiler for :
Namun barang yang dulu dia berikan bisa menjadi nestapa yang tak terelakkan ketika kamu melihatnya. Melihat barang itu dan mengingat sejarahnya saat ia memberikannya untukmu. Mengingat usaha apa yang ia lakukan demi memberikan barang itu.
Barangkali kamu ingin memindahkan barang itu di tempat yang nggak terlihat, mengembalikannya, atau membuangnya. Tapi itu semua percuma. Toh, walaupun kamu nggak pernah lagi melihat barang-barang itu, ingatan kamu menyimpan memoar tentang bagaimana ia tersenyum saat barang itu diberikan.
Dan kamu nggak bisa menghindari itu.
Melihatnya di media sosial
Quote:
Banyak orang yang menghapus komunikasi dari akun sosial media mantannya atau tutup akun setelah putus supaya nggak nyesek ngeliatnya seliweran. Unfollow atau block Twitter dan Instagram-nya, unfriend Facebook dan Path-nya. Cara itu memang seperti sifat kekanakan, tapi siapa peduli sifat kekanakan kalo itu bisa menghindari rasa sakit?
Spoiler for :
Dulu media sosialnya nggak jauh-jauh berisikan tentang kamu. Tapi sekarang tentang orang baru. Sakit mana yang bisa disembunyikan?
Melihat pasangan lain bahagia
Quote:
Setelah putus tentu kamu butuh me time buat jalan-jalan, refreshing supaya pikiran nggak suntuk. Sialnya, di tengah jalan ada aja pasangan lain yang terlihat bahagia. Dan ngeliatnya bikin nyesek seundung-undung.
Spoiler for :
Ketika ngeliat pasangan yang bahagia, itu adalah pemandangan indah sekaligus menyakitkan. Terlintas kalimat di benak kamu. “Seharusnya kita masih seperti mereka,” “Aku pengin kita kayak mereka lagi…,” atau…
…, “Kita dulu pernah begitu.”
Ketemu jadi awkward
Quote:
Seandainya nyembunyiin perasaan semudah nyembunyiin debu di telapak tangan, ketemu sama mantan nggak akan jadi petaka. Bukan sebuah situasi yang menyenangkan tiba-tiba ketemu mantan di tengah jalan atau pas lagi ngumpul sama teman.
Spoiler for :
Kadang kamu nggak bisa menghindari keisengan temenmu yang-niatnya-ngelucu-atau-bikin-suasana-hangat-malah-jadi-awkward. Dan kalo udah terjebak di dalam suasana itu, mau nggak mau kita harus bersikap biasa-biasa aja dan menahan rasa sakit yang mencuat dari hati. Rasanya seperti dirajam ketika kamu harus tersenyum atau ikut tertawa.
Padahal di dalam hati, kamu menjerit dan meraung kesakitan
.
… Kita bisa tetep temenan kan?
Quote:
Kalimat ini seakan menjadi harapan kamu tetap bisa berhubungan baik dengan sang mantan, tapi ucapan itu nggak semudah praktiknya. Kalimat penghibur itu nggak bisa menyembuhkan sakit yang kamu rasa, atau malah justru seperti penghinaan.
Spoiler for :
Kamu pasti akan berpikir, memangnya dengan temenan itu bakal bikin keadaan lebih baik? Ya, mungkin saja, tapi nggak akan bisa menyembukan luka, nggak akan bisa menyambung kepingan hati yang telah hancur.
Nggak bisa dekat dengan orang baru
Quote:
Bukan kesalahan jika kamu ingin melakukan pendekatan dengan orang baru. Tapi itu sebuah kesalahan jika kamu terlalu dini memulainya dan dalam kondisi pikiran dan hati kamu masih tentang mantan.
Honestly, jika kamu melakukan pendekatan terlalu cepat, itu bukan terlihat usaha kamu untuk move on, tetapi sebagai cara agar kamu nggak kesepian, dan itu sangatlah menyedihkan. Sangat.
Spoiler for :
Bagaimana bisa sesuatu yang terlalu dalam dapat dilupakan? Memangnya hati kamu seperti program yang bisa mudahnya diulang. Kamu sama saja mempermainkan hatimu sendiri dan menyakiti orang baru itu nantinya.
Kamu tau, kamu sakit dan ingin segera sembuh, tapi nggak dengan mengorbankan perasaan orang lain menjadi pelampiasan demi kesembuhanmu.
Kamu berharap semua dapat diperbaiki, tapi kamu tau itu nggak akan pernah terjadi
Quote:
Menyakitkan memang, ketika harapan kita hanya sebatas angan dan nggak akan pernah terjadi. Membayangkannya aja mungkin dapat membuat kamu tersenyum, tapi melihat kenyataannya, itu semenyakitkan ilusi yang menipu.
Spoiler for :
Kanda udah nggak bisa melanjutkan poin terakhir ini, karena kamu pasti membayangkannya.
Namun percayalah, Kisanak. Sebuah pesakitan nggak lain untuk menjadikanmu lebih kuat dan dewasa. Nestapa yang kamu rasakan bertujuan untuk mengajarkan kamu bahwa cinta memang sebuah perjalanan panjang yang penuh rintangan.
Untuk menemukan sebuah tujuan, yaitu hati tempatmu mencintai selamanya, bukanlah dengan proses yang mudah. Kamu perlu melewati dan menetap di beberapa hati yang salah juga membuatmu berdarah hingga menemukan hati yang tepat.
Mana hal yang paling menyakitkan menurutmu?
Obat patah hati sesungguhnya adalah air mata, maka menangislah hingga lega, berharaplah semoga mendapatkan hati yang setia untuk jatuh cinta berikutnya.
Don’t worry,,,
You will fall in love and be loved again.
You’ll find the right one on the right time.