kernellinuxAvatar border
TS
kernellinux 
[Catper] Pendakian Ultralight Gn. Tampomas Jalur Narimbang 12-13 Sept 2015
Pendakian Gunung Tampomas dengan mengusung tema ultralight yang merupakan kelanjutan dari undangan gathering ultralight di Bumi Perkemahan Sukamantri pada tanggal 5-6 September 2015. Aturan main kali ini adalah dengan beban yang dibawa tidak lebih dari 8kg diluar air dan logistik.

Setelah thread ajakan dibuka, ternyata sampai hari H yaitu tanggal 11 September 2055 terkumpul 4 orang pelaku emoticon-Ngakak (S) yaitu TS (kernellinux), subechi, punnongke (Ijunk), dan sembalun (Om Anwar)

TS sendiri keluar dari rumah sekitar jam 18.00 dan menuju ke Halte Dukuh Atas untuk naik bus PPD 10 arah Kampung Rambutan, dan ternyata bus ini ngetem lama dan rupanya kemacetan cukup parah yang entah sedikit atau banyak juga karena ada konser Kang Jon Bon Jovi. Setelah bergerak merambat dalam lalu lintas Jakarta yang sangat padat maka akhirnya sampailah saia di depan Teminal Kampung Rambutan sekitar pukul 21.30. Disana sudah ada Subechi yang menunggu manyun seperti anak yang hilang emoticon-Ngacir

Sekitar pukul 22.00 semua pelaku terkumpul di depan Terminal Rambutan dan akhirnya bingung memilih bus mana yang akan dinaiki untuk menuju Cileunyi. Akhirnya secara random naik bus yang kelihatan bagus dari luar dan ternyata bus ini ngetem di Pasar Rebo dan rupanya kualitas bagian interior bus juga kurang bagus.

Sekitar pukul 22.30 buspun melaju melalui JORR dan kemudian tol Cipularang. Sekitar pukul 01.30 kami sampai di Cileunyi, kemudian nunggu Elf arah Cirebon/Cikijing. Kebetulan yang datang duluan adalah Elf arah Cikijing. Sekitar pukul 03.00 kami tiba di pertigaan Legok. Disini banyak truk pasir melintas yang pada puncak musim panas seperti sekarang membawa debu yang sangat banyak. Kami kebingungan bagaimana untuk menuju Desa Narimbang, ada angkot plat hitam yang menuju Narimbang pagi itu tapi penuh. Kemudian kami mencoba carter namun angkot yang kedua meminta 100 rb untuk 4 orang untuk sampai Narimbang. Karena dirasa cukup mahal maka kami memutuskan untuk mencari alternatif lain. Tak lama muncul angkot ketiga yang mau dibayar 60rb untuk 4 orang untuk mengantar sampai Masjid di Desa Narimbang. Perjalanan menuju Narimbang terasa lama karena beberapa kilometer pertama jalanan cukup rusak bergelombang akibat truk pasir yang sering melintas.

Lalu ketika sampai di Masjid Narimbang, ternyata sekitar daerah ini cukup sepi. Kami memutuskan untuk istirahat sebentar di masjid lalu untuk yang mau sholat subuh bisa sekalian.


Ngaso dulu


Gembolan


Tiang bekas buat panjat pinang




Plang pertigaan arah curug



Setelah sholat subuh usai, kami masih sempat bobo-bobo pagi emoticon-Ngakak (S). Sekitar pukul 06 lebih ternyata sudah ada warung yang buka, warung depan masjid ini ternyata menyediakan nasi untuk kami sarapan dan tentunya nasi bungkus emoticon-Ngakak (S). Sekitar pukul 07.00 kami beranjak dari warung untuk menuju Curug Ciputrawangi. Perjalanan menuju curug tidak lama dari warung tadi, sekitar 10 menit saja. Kami sempat celingak-celinguk karena pos tiket tidak ada orang dan pos pendakian juga tidak ada orang. Ya sudah akhirnya kita nyelonong bae emoticon-Ngakak (S).


Jalan arah curug


Pintu pos tiket Curug Ciputrawangi


Pos pendakian yang kosong


Akhirnya kita berhenti sebentar di saung untuk persiapan pendakian, mulai dari mengeluarkan trekking pole ataupun ada yang ganti kostum emoticon-Embarrassment


Siap-siap nanjak


08.00 - 09.15 : Pintu Curug Ciputrawangi - Warung
Perjalanan dimulai dari mengambil tanjakan menuju punggungan yang lokasinya disebelah kiri (dari pos tiket) dan lokasi jalurnya berada dibelakang toilet (cat hijau). Tanjakan yang tidak seberapa ini terasa cukup menyebalkan karena selain berdebu adalah ketinggian disini masih 600 MDPL sehingga udaranya cukup panas emoticon-HammerSetelah naik ke punggungan, jalur yang dilalui relatif landai dan sebetulnya melipir ke kiri menuju pertigaan jalur Cibeureum. Jalur awalnya sangat berdebu dan melewati hutan pinus bercampur ladang warga (pepaya dan pisang salah satunya). Setelah keluar hutan pinus, jalur terbuka sebentar sebelum mencapai warung. Udara pagi yang cukup panas saat itu.


Warung

Kami istirahat untuk sekitar 30 menit karena memang cuaca sangat panas. Ada yang memesan teh dan juga kopi. Tiba-tiba terlintas dibenak Ijunk untuk mencoba pepaya yang ada di samping warung. Akhirnya pemilik warung mengijinkan buah pepaya tadi dipetik emoticon-Ngakak (S). Setelah istirahat sebentar, Subechi malah memberi ide bagaimana kalau membawa beberapa pepaya lagi keatas emoticon-Hammer, akhirnya 2 buah pepaya setengah matang dipetik lalu dimasukkan tas Subechi.

09.45 - 11.00 : Warung - Pos 3 Batu Kukus - Pos 4 (Simpang Narimbang-Cibeureum)

Setelah dari warung ini, hutan alami mulai terasa dan tanjakan yang cukup menguras tenaga mulai muncul meski diselingi beberapa kali jalur yang datar dan terkesan landai. Sekitar pukul 10.00 kami sampai di Pos 3 Batu Kukus.


Bak air diatas warung


Batu Kukus, ada sesajen disini emoticon-Ngakak (S)


Tak istirahat lama lalu kemudian perjalanan dilanjutkan. Sekitar jam 11.00 kami sampai di Pos 4 yang merupakan pertigaan cabangan jalur Narimbang dan Cibeureum. Disini relatif datar dan bisa digunakan untuk mendirikan beberapa tenda.

11.00 - 11.45 : Pos 4 - Pos 5 Sanghiang Tareje - Pos 6 Sanghiang Tikoro - Kawah - Puncak
Selepas Pos 4, tanjakan adalah menu selanjutnya. Di Pos 5 Sanghiang Tareje mulai menunjukkan karakter tanjakan berkualitas emoticon-Ngakak (S).


Tanjakan di Sanghiang Tareje emoticon-Cendol (S)


Tanjakan di Sanghiang Tareje emoticon-Cendol (S)


Selepas tanjakan di Sanghiang Tareje, ternyata siksaan belum juga selesai. Di Pos 6 Sangiang Tikoro rupanya tanjakannya adalah tidak kalah unyunya emoticon-Ngakak (S)


Tanjakan di Sanghiang Tikoro emoticon-Cendol (S)


Setelah tanjakan ini habis, lalu jalur cenderung datar sampai mencapai kawah. Kawahnya rupanya mati dan cukup dalam (kira-kira saja).




Kawah


Tak jauh dari kawah rupanya sudah sampai dipuncak. Karena bagian puncak cukup terbuka dan panas akhirnya kami coba mendirikan tenda dulu daripada keduluan tim lain. Sinar matahari yang terik membuat bagian dalam tenda seolah seperti di spa emoticon-Hammer


Betelgeuse - BA Flycreek - Vaude Hogan - Terra Nova Laser Ultra


Setelah tenda didirikan, kami mencari tempat teduh untuk makan siang. Saia sendiri karena tadinya memesan 2 bungkus nasi yang pada kenyataannya cuma dapat 1 bungkus nasi saja akhirnya memilih substitusi 4 buah lontong. Siang itu saia makan lontong dan ati ampela goreng. Tak berselang lama kami dilanda kebosanan dan mencoba memilih kembali ke tenda masing-masing. Saia gelar trashbag lalu tidur siang dengan dua pintu terbuka. Saia sempat tertidur sekitar 1 jam sampai sayup-sayup terdengar ada yang memanggil saia. Rupanya, ketiga teman saia tidak bisa tidur karena kepanasan emoticon-Ngakak (S). Akhirnya saia ikut nimbrung mereka sambil ngumpet dibelakang batu. Saia sih ndak kepanasan karena memang bawa senjata ampuh : payung emoticon-Blue Guy Peace


Pepaya emoticon-Cendol (S)


Karena suntuk bingung mau ngapain, akhirnya saia, Ijunk dan Subechi memutuskan jalan-jalan unyu ke makam didekat puncak. Makam ini ada 2 lokasi yang kami telusuri. Pertama dari puncak tadi turun kebawah (ada pertigaan) lalu lurus naik keatas, lalu dari pertigaan tadi ke arah kanan juga ada makam lagi.










Ketika kami kembali, rupanya mulai ada beberapa tenda didirikan. Kami pikir bahwa malam itu tidak akan terlalu ramai yang rupanya ini adalah dugaan yang sangat keliru.


Sebelum


Sesudah emoticon-Betty (S)



Konon katanya ini kompor UL dan mahal emoticon-Ngacir



Rupanya dipuncak sore itu para pendaki banyak yang membawa kapak/golok untuk mencari kayu untuk digunakan sebagai kayu bakar. Setelah maghrib mulailah kami jadi bahan "daging asap", inilah yang kami prihatinkan dikala puncak musim panas seperti ini mereka malah menebangi pohon dan membuat banyak jejak api unggun serta dapat menyebabkan kebakaran hutan.

Semalaman saia tidur seolah jadi daging asap dan kondisi malam itu cukup berisik dari yang nyanyi-nyanyi geje sampai ada yang teriak-teriak. Lalu sekitar pukul 02 dini hari, ada yang kesurupan ditenda depan kami. Saia sih kurang paham yang kesurupan ngomong apa, karena ngamuk-ngamuk dalam bahasa Sunda. Tak lama orang yang kesurupan tadi sadar kembali dan akhirnya saiapun lanjut tidur lagi emoticon-Ngakak (S).

Sekitar pukul 05 saia bangun dan rupanya sleeping pad saia banyak debu hitam karena tanah sekitar tempat camp banyak jejak api unggun dan mungkin karena semalaman diasapi api unggun.

Sekitar pukul 06 kami sarapan dan mulai packing dan pukul 07 kami bersiap turun lebih cepat karena dikuatirkan ke Jakarta nanti terjebak macet atau malah macetnya dimulai dari gunung ini sendiri ketika turun gunung emoticon-Hammer

Perjalanan turun ini relatif cepat, awalnya Subechi dan Ijunk ada didepan bersama rombongan anak-anak SMP yang turun ke jalur Cibeureum. Disinilah dimulai awal cerita anak yang hilang. Saia sendiri ditinggal Subechi dan Ijunk yang berjalan cepat sementara Om Anwar dibelakang. Ketika mencapai simpangan Pos 4 (Jalur Narimbang - Cibeureum) saia tidak menemukan Subechi dan Ijunk. Karena saia tidak tahu mereka nyasar atau tidak, saia langsung aja mengebut turun jalur Narimbang. Tak lama sekitar pukul 08 saia sampai di warung. Saia melihat ada Ijunk tapi rupanya Subechi tidak ada. Lalu kami berpikir bahwa Subechi pasti terlena mengikuti pantat anak-anak SMP tadi yang turun jalur Cibeureum. Saia SMS Subechi dan memang ternyata dia turun jalur Cibeureum emoticon-Hammer. Tak lama kemudian Om Anwar muncul, lalu pesan minum dan Ijunk beli mie kuah.

Kami istirahat sekitar 30 menit disana lalu lanjut turun ke arah Curug Ciputrawangi. Sekitar pukul 09.15 kami sampai saung yang kemarin. Karena disini sinyal susah, kami mencoba rileks dan cuek dengan kondisi Subechi emoticon-Ngakak (S). Akhirnya terbersit ide untuk main ke curug dulu. Ya sudah akhirnya kami main ke curug dulu.






Sekitar pukul 10.30 kami sampai diwarung tempat kami makan kemarin lalu kami pesan makan siang dan tak lupa es kelapa muda karena Om Anwar ngidam ini sedari kemarin emoticon-Ngakak (S), Saia kontak Subechi ternyata dia sudah ada dipertigaan Legok sejak 09.30, karena kuatir kami bakal lama oleh karena itu saia memberi info supaya dia pulang duluan. Sekitar pukul 12.00 kami turun ke pertigaan Desa Narimbang (jalan kaki 2 Km) karena tidak ada ojek siang itu. Lalu dari pertigaan Narimbang tadi naik angkot 09 arah ke Terminal Ciakar. Sekitar pukul 13.30 kami sampai di Terminal Ciakar, lalu naik bus Medal Sekarwangi arah Kampung Rambutan.


Biaya :
1. Bus Kp. Rambutan - Cileunyi 40rb
2. Elf Cileunyi - Pertigaan Legok 25rb
3. Carter Pertigaan Legok - Desa Narimbang 15 rb (60rb per mobil untuk 4 orang)
4. Sarapan dan nasbung 30rb
5. Makan siang dan es kelapa 20rb
6. Angkot 09 pertigaan Narimbang - Terminal Ciakar 10rb (dilebihin, aslinya 8rb)
7. Bus Medal Sekarwangi Terminal Ciakar - Kp. Rambutan 50rb

Catatan :
- Kondisi ketika musim kemarau adalah berdebu, ada baiknya bawa masker dan bawa air yang cukup. Payung cukup membantu dikala panas terik.
- Jangan membuat api unggun apalagi membabat pepohonan
- Budayakan kesopanan dimanapun Anda berapa daripada kejadian kesurupan terjadi seperti yang tenda sebelah alami emoticon-Embarrassment

Track jalur
Quote:


Keterangan :

Merah = jalur Narimbang
Biru = jalur Cibeureum (jalur Subechi ngejar pantat bocah SMP) emoticon-Ngakak (S)




Diubah oleh kernellinux 18-09-2015 06:49
0
11.4K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan