- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pengamat: Trump Bukan Siapa-siapa, Harusnya Dia yang Temui Ketua DPR


TS
namima
Pengamat: Trump Bukan Siapa-siapa, Harusnya Dia yang Temui Ketua DPR
Quote:

JAKARTA, KOMPAS.com – Pakar hukum tata negara Refly Harun mengatakan, Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon terlalu tinggi posisinya untuk menyempatkan diri bertemu dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sebab, secara perspektif tata negara dan struktur politik, Donald Trump terbilang bukan tokoh penting.
“Terbalik mestinya. Orang lain yang minta bertemu Ketua dan Wakil Ketua DPR, bukan kemudian orang yang bukan siapa-siapa ditemui dua pimpinan tersebut,” kata Refly saat menjadi pembicara dalam acara Diskusi Publik Lingkar Demokrasi Nusantara di Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Refly menambahkan, hal tersebut merendahkan martabat bangsa Indonesia. Terlebih, dalam pertemuan itu Trump menepuk-nepuk pundak pimpinan DPR yang secara gestur diartikan bahwa orang tersebut merasa dirinya lebih tinggi dan hebat. Padahal, keduanya dianggap sebagai wakil negara yang dihormati.
Menurut Refly, karena dinilai merendahkan martabat itulah yang membuat keduanya berpotensi melanggar kode etik.
“Saya kira ini persoalan serius. Tentu kita menginginkan MKD betul-betul memproses ini,” kata Refly.
Quote:
heh ente yg bukan siape2.. nih liat kate mas tantowi..
Quote:
Tantowi Yahya: Donald Trump Layak Ditemui Ketua DPR
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Komisi I DPR, Tantowi Yahya mengaku pertemuan pimpinan DPR dengan Donald Trump hanya memenuhi undangan. Meski tidak ada dalam agenda rombongan DPR dalam lawatannya, pertemuan sebagai bentuk apresiasi Ketua DPR RI pada Donald Trump yang telah berinvestasi di Indonesia.
Tantowi merasa heran jika ada pihak yang mengatakan tidak pantas bertemu Trump. Sebab, Donald Trump bukan sosok narapidana, koruptor, atau penjahat. Dia seorang politisi. Statusnya saat ini masih menjadi bakal calon presiden AS.
Selain itu, dia juga pelaku bisnis sukses di AS dan dunia. Yang perlu dicatat, tegas juru bicara partai Golkar itu, Indonesia merupakan negara pertama investasi Donald Trump di Asia. “Jadi dikatakan Ketua DPR tidak pantas bertemu (Trump), saya tidak mengerti,” kata Tantowi di kompleks parlemen Senayan, Rabu (9/9).
Menurut Tantowi, Donald Trump adalah pengusaha yang menanamkan investasinya di Indonesia dalam bentuk properti perhotelan. Ini adalah investasi yang besar. Jadi, menurutnya, wajar jika Ketua DPR selaku perwakilan rakyat mengucapkan terima kasih.
“Cuma mengucapkan terima kasih, sembari menginginkan ada investasi lagi yang diletakkan dalam berbagai bidang,” kata Tantowi.
Politikus Partai Golkar ini menambahkan, di tengah kondisi Indonesia saat ini, kita memerlukan investasi dari pihak asing. Namun, bukan berarti ini harus dianggap DPR sedang mendekati Trump untuk investasi di Indonesia. Sebab, dalam pertemuan itu, Ketua DPR lebih banyak mengapresiasi yang sudah dilakukan Trump dengan investasinya di Indonesia.
“Kalau dianggap sesuatu yang memalukan saya kira kurang tepat,” tegas dia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Komisi I DPR, Tantowi Yahya mengaku pertemuan pimpinan DPR dengan Donald Trump hanya memenuhi undangan. Meski tidak ada dalam agenda rombongan DPR dalam lawatannya, pertemuan sebagai bentuk apresiasi Ketua DPR RI pada Donald Trump yang telah berinvestasi di Indonesia.
Tantowi merasa heran jika ada pihak yang mengatakan tidak pantas bertemu Trump. Sebab, Donald Trump bukan sosok narapidana, koruptor, atau penjahat. Dia seorang politisi. Statusnya saat ini masih menjadi bakal calon presiden AS.
Selain itu, dia juga pelaku bisnis sukses di AS dan dunia. Yang perlu dicatat, tegas juru bicara partai Golkar itu, Indonesia merupakan negara pertama investasi Donald Trump di Asia. “Jadi dikatakan Ketua DPR tidak pantas bertemu (Trump), saya tidak mengerti,” kata Tantowi di kompleks parlemen Senayan, Rabu (9/9).
Menurut Tantowi, Donald Trump adalah pengusaha yang menanamkan investasinya di Indonesia dalam bentuk properti perhotelan. Ini adalah investasi yang besar. Jadi, menurutnya, wajar jika Ketua DPR selaku perwakilan rakyat mengucapkan terima kasih.
“Cuma mengucapkan terima kasih, sembari menginginkan ada investasi lagi yang diletakkan dalam berbagai bidang,” kata Tantowi.
Politikus Partai Golkar ini menambahkan, di tengah kondisi Indonesia saat ini, kita memerlukan investasi dari pihak asing. Namun, bukan berarti ini harus dianggap DPR sedang mendekati Trump untuk investasi di Indonesia. Sebab, dalam pertemuan itu, Ketua DPR lebih banyak mengapresiasi yang sudah dilakukan Trump dengan investasinya di Indonesia.
“Kalau dianggap sesuatu yang memalukan saya kira kurang tepat,” tegas dia.
Quote:
0
2.5K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan