Selamat malam agan dan sist semua, hari hari ini dihebohkan berita palestina vs israel di jalur gaza. tapi ane selaku ts tidak memposting tentang itu, tapi ane memposting kejadian 13 tahun yang lalu yaitu peristiwa runtuhnya gedung WTC(World Trade Center)

Tidak lepas dari perasaan duka mendalam bagi korban dan keluarga korban, bukan hanya Ahmadinejad yang berkoar-koar mengenai kebohongan tragedi WTC pada 11 September 2001. Seiring perjalanan waktu, dan melihat efek lanjutan paska tragedi yaitu banyaknya tentara Amerika yang dikorbankan pemerintahnya sendiri dalam perang di Irak dan Afghanistan, selimut yang menutupi kejadian sebenarnya keruntuhan WTC mulai diungkap.
Maka tanggal 11 September 2001, hari yang menjadi peristiwa “memilukan”, berubah menjadi hari yang “memalukan”. Peringatan tragedi 11 September 2001, menjadi Peringatan Pembohongan Tragedi 11 September. Kesan inilah yang muncul, setelah 11 tahun berlalu.
Dalam beberapa episode perilisan video runtuhnya Menara Kembar WTC, dan banyak bukti di lokasi kejadian, pengamat mulai menemukan kejanggalan yang mengarah munculnya penyimpulan adanya rekayasa sistematis yang dikemas dalam kode ilmiah di balik kejadian tersebut.
Ada kejangalan serius yang jelas nampak dan 100% direkayasa, adalah robohnya gedung WTC7, padahal gedung tersebut tidak tertabrak pesawat.
Media menyebutkan :
“Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad bersikeras soal klaimnya bahwa serangan teroris 11 September 2001 diatur oleh AS sebagai alasan untuk menyerang dunia muslim.
Menurut mantan penguasa negeri jiran itu, runtuhnya gedung World Trade Center (WTC) di New York, AS sebagai akibat penghancuran yang dikendalikan (controlled demolition)”.
Secara logika, gedung yang dihancurkan bagian atasnya, mustahil bagian bawah gedung ikut runtuh, tanpa ada ledakan pendukung bagian dasar gedung. Tapi ledakan bagian bawah gedung, pasti akan ikut meruntuhkan gedung bagian atasnya. Ini logika yang anak TK juga memahaminya.
Sementara itu media lain mengungkap :
“Profesor Steven E. Jones dari Universitas Brigham Young, Kota Utah, pertama kali mengeluarkan pernyataan dirinya tidak percaya runtuhnya WTC karena hantaman pesawat dikendarai Muhammad Atta, salah seorang anggota jaringan al-Qaeda…..Survei dilakukan situs world911truth.org membuktikan 74 persen warga Amerika percaya pemerintahan mereka masih menutupi kejadian paling mengerikan sepanjang sejarah teror di negara itu”.
Pendapat yang mendukung kejanggalan diungkap oleh hasil penelitian Agen Federal Keamanan Negara Amerika (FEMA) yang menyatakan penyebab utama keruntuhan ialah api terjangan pesawat dengan bahan bakar penuh.
Pertanyaannya, mengapa pemerintah Amerika “tega” mengorbankan rakyatnya sendiri demi sebuah kepentingan tertentu?
Jawabannya : bisa. Kita lihat, setiap akan diadakan pemilu di Amerika, semua calon presiden Amerika harus mendapatkan restu dari Zionis. Bahkan ada yang menyempatkan diri “datang jauh-jauh” hanya untuk memuji dan “menjilat” pemerintah Zionis Israil. Apa itu dilakukan hanya untuk meraih simpati beberapa ribu warga Yahudi di Amerika? Tentu sangat konyol jika itu dilakukan hanya untuk meraih pemilih Yahudi saja, mengingat jumlah warga Yahudi hanya sedikit di antara jutaan warga Amerika lainnya. Ada semacam mitos, bahwa Zionis merupakan “penguasa” di balik penguasa-penguasa Amerika sepanjang sejarah Amerika.
Jika demikian, maka sangat memungkinkan untuk mengorbankan rakyat Amerika sendiri demi kepentingan Zionis dan segenap “panitia”nya di Amerika dan seluruh dunia.
Indikator lainnya, banyak warga Amerika yang tidak setuju dengan kebijakan pengiriman tentara ke Irak dan Afghanistan. Tetapi pemerintah Amerika seakan tidak menghiraukan suara penolakan itu, dan terus saja “membiarkan” rakyatnya sendiri menjadi “bulan-bulanan” di Afghanistan.
Demi Zionis, pemerintah Amerika senang mengabaikan rakyatnya sendiri.