Merdeka.com - Sebuah kolektif sosial bernama Komunitas Taaruf Membangun Umat (KTMU), yang bernaung di bawah Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB), memiliki program untuk menjembatani muda-mudi yang telah memasuki usia pernikahan untuk menemukan pasangannya.

Salah seorang konsultan taaruf di KTMU, Aulia mengatakan, mekanisme pengajuan niat bertaaruf yang saat ini sudah bisa di daftar melalui website ktmu.org, membutuhkan data pribadi dan sejumlah data penunjang lainnya sebagai langkah awal memulai proses ini.

"Kalau daftar melalui website, calon peserta taaruf harus mengisi biodata dan menjawab sejumlah pertanyaan. Setelah itu kita verifikasi data untuk melihat latar belakangnya. Makanya di form pendaftaran kan banyak tuh pertanyaannya, dari hobi, kebiasaan-kebiasaannya, dan lain sebagainya," ujar Aulia saat ditemui di kantor YBKB, Jalan Raya Tengah, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (28/5).

Kemudian, lanjut Aulia, calon peserta taaruf diwawancara dan diberikan pembinaan, untuk memperjelas lagi niatan dan makna taaruf itu sampai mereka benar-benar siap menjalaninya.

"Dari data pribadinya itu, pihak KTMU melihat calon pasangan mana yang kemungkinan cocok jika dilihat dari latar belakangnya. Lalu jika sudah melihat adanya sejumlah kemungkinan cocok antara Rizal dan Nisa-nya, kita kasih foto dan biodatanya dulu ke masih-masing calonnya. Jadi semacam usulan bagi mereka yang mau taaruf, sesuai dengan kecocokan datanya," ujar Aulia.

Aulia melanjutkan, jika keduanya sudah setuju maka mereka akan dipertemukan, untuk sekadar bertatap muka melihat personal aslinya masing-masing. Setelah itu, keduanya akan diberikan bimbingan mengenai proses adaptasi, agar lebih saling mengenal sebelum memasuki tahap yang lebih serius.

"Kita kasih mereka arahan agar bagaimana sebaiknya jika proses menuju ke pernikahan itu, tidak lebih dari 6 bulan lah kira-kira. Dan selama itu harus berjalan proses saling adaptasi yang sesuai syariat Islam. Tentunya berbeda dengan gaya pacaran pada umumnya, karena mereka juga sudah paham kok tujuannya apa," ujar Aulia.

"Dalam 6 bulan proses itu biasanya kita mempertemukan mereka setiap sebulan sekali untuk silaturahim lagi, menanyakan gimana progresnya, adaptasinya, berbagi pengalaman, dan lain sebagainya. Bahkan selalu kita ingatkan untuk tidak merusak niat yang sudah tulus sebelumnya, dengan tidak melakukan hal-hal yang merusak makna taaruf tersebut," pungkasnya.

(mdk/war)

Sumber ': http://m.merdeka.com/peristiwa/adaptasi-6-bulan-siap-nikah-berkat-taaruf.html